kita aja, nggak usah dia!

0 0 0
                                    

Be mine chapter sepuluh | kita aja, nggak usah dia!




“Kok lo nggak bilang sama gue sih, kalo lo udah punya cewek,” 

Hanya pertanyaan itu yang Rara lontarakan sejak pertemuannya dengan Selena tempo hari. Sampai-sampai Kevin bosan mendengarnya. Ketika mereka duduk santai di ruang tengahpun Rara masih membahasnya.

    “Ra, please stop! Kuping gue panas tau nggak denger lo ngoceh mulu, kaya burung beo.” Ucap Kevin akhirnya, karena tak kuat dengan ocehan cewek disampingnya yang tak kunjung berhenti. 

Sebenarnya Kevin sudah terbiasa dengan cewek crewet yang berstatus istrinya ini. Namun bahan obrolan yang dia ambil adalah Selena. Cewek yang tempo hari yang sempat mengajak Kevin pulang bareng. Alih-alih tak peduli, mendengar nama cewek itu membuat luka lama perlahan terbuka. Rasa sakit itu masih terasa. Sebuah penghianatan yang tak akan pernah Kevin lupakan. 

“Nggak ngomongin dia bisa nggak sih? Gue kesel dengernya.” Gerutu Kevin.  

    “Emang lo nggak tertarik apa sama dia? Cantik lho, blasteran lagi. Kalo gue jadi cowok sih, bakal naksir kali ya. Siapa sih namanya?” seru Rara tak mengindahkan gerutuan Kevin. 

    “ZAHRA!” tegur Kevin penuh penekanan disetiap katanya. 

Rara berdecak Kesal. Bukannya menjawab Kevin justru membentaknya. “Kenapa sih, kok lo kelihatan kesel banget sama dia? Dia punya dosa ama elo?” 

    “Elo yang punya dosa sama gue!” balas Kevin terdengar tak suka. 

    “Lah? Kok gue?” 

    “Udahlah. Mending lo ambilin gue minuman. Gue haus nih.” Suruh Kevin mengalihkan topik. 

Rara menggerutu ketika mendapat perintah dari Kevin, tetapi dia tak menolaknya. Dengan kesal dia bangkit dari duduknya. Melangkah menuju dapur, mengambil segelas air minum untuk Kevin lalu kembali ke ruang tengah. 

    “Nih!” Rara menyodorkan gelas tersebut dan langsung diterima oleh Kevin. 

Kevin meneguknya sampai tersisa setengah. 

    “Lo mau nggak?” tawar Kevin. 

    “Nggak deh, gue bisa ambil sendiri kalau gue haus.” Tolak Rara. 

    “Nggak ada penolakan. Mumpung masih ada nih.” Kekeuh Kevin sambil menyodorkan gelas yang isinya tinggal setengah itu. 

Rara berdecih pelan mendengarnya.            “Maksa banget sih lo!” 

       “Udahlah nurut napa!” paksa Kevin. Mau tak mau Rara pun menurutinya. 

Menghabiskan sisa air yang berada di gelas. “Udah tuh!” 

Kevin tersenyum senang melihat Rara menuruti perintahnya. Dia mengurulurkan tangannya  untuk mengacak rambut Rara. membuat Rara terkejut sekaligus tersipu malu dengan kelakuan Kevin. ditambah lagi dengan jarak mereka yang sangat dekat. Entah siapa yang memulai duluan sampai jarak mereka perlahan terkikis. 

Jantung Rara serasa marathon sekarang. Entahlah perasaan apa ini. Padahal Kevin Cuma mengacak rambutnya, kenapa hatinya ikut berantakan. 

    “Apaan sih! Mau modus ya lo?” tuduh Rara seraya menggeser tubuhnya agar menciptakan jarak diantara dia dan Kevin. 

    “Lo mau dapat pahala nggak?” tanya Kevin tak memperdulikan tuduhan Rara. 

Rara menganggukkan kepala sebagai jawabannya. Membuat sudut bibir Kevin tertarik keatas.

Be Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang