Baru saja aku hendak menggulung diri dengan selimut. Tahu-tahu suara ketukan di pintu terdengar, awalnya kubiarkan saja, lagi pula orang tidak tahu sopan santun mana yang berkunjung ke rumah orang jam 8 malam? Sinting. Namun, lama-lama tidak berhenti juga, membuatku tidak bisa terpejam.
“Martabak spesial dua telor bebek, Neng?” Senyum tengil dengan orang yang sama tidak tahu dirinya itu terpampang jelas saat membuka pintu.
Hendak kubanting pintu menutupnya balik, tetapi tangannya lebih dulu menahan dan seenaknya menyerobot masuk rumah orang. Orang yang paling tidak ingin aku temui kini ada di sini, di kamarku.
Di samping tempat tidur, meski kami sempat diam-diam katanya Kuroo ingin menonton. Maka film “Five Feet Apart” menjadi pilihanku. Entahlah sudah ketujuh atau lebih aku menonton ulang film tersebut, tidak pernah membosankan.
Sambil mencamil martabak telur tadi mataku terfokus pada layar laptop yang sudah hafal betul setiap scene-nya. Namun, bukannya menonton lelaki itu malah memperhatikan wajahku. Memandang lekat-lekat, risi jadinya. “Tumben kemari. Tidak ke sebelah?” tanyaku tiba-tiba.
Kuroo kemudian membenarkan letak duduknya menjadi menghadapku. Matanya tetap dan dia menyahut, “Tidak ada salahnya berkunjung ke kontrakan pacar.” Senyum menyebalkan di akhir.
Dulu senyum itu terlihat begitu indah, dan aku menyukainya. Entah kenapa sekarang berbeda, oh iya kami masih “berpacaran”. Dia ingat juga ternyata, kukira tidak. Pacar, aku ingin tertawa saja mendengar kata itu keluar dari mulut Kuroo.
Menghabiskan sisa martabak sampai tuntas. Sudah lama sekali sejak terakhir kali makanan gurih dan berminyak itu aku cicipi. Biasanya setiap sore atau malam Kuroo mampir kemari, selalu membawa aneka jajanan.
Ya, kalau tidak bawa tahu sendiri risikonya, tidak akan kuizinkan masuk rumah. Kini lelaki itu kembali dengan kebiasaan lamanya, dan aku tidak bisa apa-apa. Bahkan bertindak antara menerima seutuhnya atau menegaskan akhir hubungan kami pun aku bingung.
"Selamat tidur Pentil!" Kecupnya di keningku setelah menyelimuti dengan selimut tebal. Mungkin sekarang sudah tengah malam.
Melihatnya beranjak aku bertanya, "Tidak menginap?" Lelaki itu hanya menggeleng, mengelus lembut kepalaku sebelum berpamitan.
Padahal bukan itu yang aku inginkan. Biasanya Kuroo akan memilih tidur di sebelahku, bahkan sampai ke kampus bareng paginya meski tentu kami berpisah setelahnya. Kuroo menghampiri teman-temannya dan aku pergi ke gedung fakultasku.
Sudah kubilang sebelumnya, ini tengah malam dan dia masih keluyuran? Pergi ke mana lagi tengah malam begini? Ayolah, tidak bisakah sekarang tetap di sisiku lebih lama?
Dengan terpaksa mencoba untuk terpejam. Pikiran-pikiran negatif menyelusup sedari tadi, sungguh membuat pening kepala. Setidaknya aku ingin istirahat, tanpa beban pikiran apalagi tentangnya.
. . .
Di tengah terik begini tidak ada niatan untuk sekadar pergi ke kantin mengisi perut. Yang ada sekarang aku tengah rebahan di gazebo depan gedung fakultas, menikmati semilir angin.
Sampai sesuatu yang dingin menyentuh pipiku, cukup mengganggu. Mataku terbuka menatap nyalang si pelaku yang tersenyum tanpa dosa. Siapa lagi kalau bukan Kuroo dengan kantong plastik putih dibawanya.
"Nih, dimakan! Bukan cuman males-malesan, padahal perut lapar," omelnya. Padahal baru datang sudah membuatku sebal saja, tanpa sadar menekuk wajah dan mengerucutkan bibir.
Tingkah itu membuat lelaki di hadapanku gemes, mencubit kedua pipiku dengan ganas. "Aww!!" jeritku mencoba melepas tangan Kuroo dari wajahku, lelaki itu malah terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Relationship | Kuroo Tetsuro
Fanfic"Kalau kamu selingkuh. Aku selingkuhin balik!" Ketika hubungan yang telah berjalan lama diuji kesetiaannya. Lalu bagaimana akhirnya? Kuroo Tetsuro x Author Start: 18 April 2021 Finish: 16 Juli 2021 #1-weeb:17 Mei 2021 #1-kurootetsuro: 20 Mei 2021