(BOOK 2) The Rebirth of the Malicious Empress of Military Lineage

Chapter 161 Part 1

Chapter 161 Part 1 — Troubled Waters
————————————————————

Sebuah rahasia mengejutkan meledak di ibukota Ding.

Pagi-pagi sekali sebelum langit cerah, ada seorang pria paruh baya berlutut di depan kantor pemerintah dan menangis menuntut ketidakadilan, dia mengatakan bahwa Tuan Ketiga dari kediaman Shen telah dengan paksa menculik istrinya untuk menjadi selir dan tindakan itu dangat terkutuk di Langit dan Bumi. Meskipun pria itu tampak seperti orang rendahan tapi mereka tidak tahu di mana dia mewarisi lidah yang lihai itu. Dia tidak hanya berbicara tapi dia juga menyanyikannya (menuntuk keadilan dengan menyanyikan masalahnya), tindakannya menarik banyak orang biasa yang datang untuk menonton pertunjukan dan dalam waktu kurang dari setengah shichen (1 shichen = 2 jam), seluruh ibu kota Ding mengetahui masalah ini.

Beberapa waktu yang lalu, berita tentang keluarga Chen dan Shen yang saling bertarung untuk membuat gugatan adalah masalah legendaris yang membuat rakyat jelata di ibukota Ding mengetahui bahwa penyebabnya adalah GuiQie, Cang Zai Qing. Shen Wan menceraikan istrinya yang hidup selama bertahun-tahun dan benar-benar melakukannya tanpa berpikir dua kali, sehingga semua orang juga membicarakannya. Setiap orang bisa bertanya tentang Cang Zai Qing dan mengetahui bahwa dia adalah putri dari teman lama Jenderal Shen yang berpendidikan, lembut dan anggun. Temperamennya sebanding dengan Chen Rou Qiu dan karena dia mengandung anak Shen Wan, semua orang cenderung berdiri di sisi Cang Zai Qing.

Pria itu berkata bahwa Shen Wan mengambil istri nya tapi semua orang tidak bodoh. Provinsi Liu tidak dekat dengan ibu kota Ding dan awalnya Cang Zai Qing lah yang datang untuk mencari dukungan dari kediaman Shen dan mengklaim bahwa dia belum menikah. Berbicara tentang itu Cang Zai Qing-lah yang menjebaj Shen Wan. Shen Wan selalu menjadi orang yang pintar dan elegan namun pada akhirnya dia tidak dapat melihat wajah asli Cang Zai Qing dan malah membantu orang lain membesarkan istri mereka begitu lama bahkan rumput pun tumbuh di topi hijau yang dia kenakan. (Topi hijau : pria yang diselingkuhi)

Tidak ada yang meragukan perkataan pria otu. Alasan pertama adalah bahwa pria itu memiliki akta nikah di tangannya dan dalam akta itu menunjukkan bahwa ada nama nama Cang Zai Qing dengan stempel resmi. Kedua, anak laki-laki yang mengikutinya tampak sama persis seperti Cang Zai Qing tetapi dia tampak pendiam.

Semua orang menunjuk dan menganggap hal ini sebagai lelucon yang belum pernah dilihat selama beberapa dekade. Dikatakan bahwa banyak keluarga besar pasti memiliki lebih banyak skandal tapi mereka tidak berpikir bahwa seorang Pejabat akan sebodoh itu. Jika hal ini ketahuan sebelumnya, masalah ini pasti akan dapat ditekan dan tidak akan disebarkan ke seluruh ibu kota Ding seperti ini. Tapi kedatangan pria ini begitu tiba-tiba dan dia mulai menabuh genderang sambil menangis akan ketidakadilan yang di deritanya, ini membuat rumor sulit untuk ditekan. Selain itu, orang yang bekerja di kantor pemerintah juga akan selalu mempertimbangkan reputasi orang lain. Saat ini Shen Wan dan seluruh keluarganya dipenjara sehingga tidak ada yang peduli dengan reputasi Shen Wan. Mereka bahkan bergabung dengan kerumunan untuk menyaksikan lelucon tersebut.

Di kediaman Chen, di halaman terpencil, Chen Rou Qiu mendengarkan berita yang diberitahukan Shi Qing dan dia tertawa.

Dia menjadi pemalas dan bahkan sikapnya lebih tidak bermoral. Semakin dia seperti ini semakin keluarga Chen tidak ingin melihatnya. Namun dia tidak peduli tentang dirinya sendiri karena tujuan utama hidupnya adalah untuk menarik seluruh keluarga Shen jatuh ke bawah dan Chen Rou Qiu melakukannya dengan baik.

Chen Rou Qiu memang berhasil melakukannya. Setelah bersama dengan Shen Wan sebagai suami dan istri selama bertahun-tahun, dia tahu seluruh kehidupan Shen Wan. Setelah menjabarkan bagian demi bagian dan juga menyuap bawahan Shen Wan, dia menyampaikan bukti tersebut kepada musuh bebuyutan Shen Wan. Setelah menunggu kabar dengan cemas, akhirnya kabar baik pun datang.