Chapter 8

5.7K 740 94
                                    

Ketika memasuki bulan Oktober seperti sekarang maka akan ada pertandingan olahraga yang mengharuskan Sukuna sibuk mempersiapkan team sekolah ikut berpatisipasi dalam pertandingan. Hal itu menyebabkan waktunya untuk Megumi jadi berkurang. Megumi sendiri tidak mengikuti club olahraga jadi ia tidak ikut dalam pertandingan apapun.

"Megumi? Sedang apa disini?"

Megumi mengalihkan pandangannya yang berawal dari membaca manga kearah orang yang tadi mengajaknya bicara. Dua kakak seniornya datang menghampiri Megumi yang berada di atap sekolah sendirian. Seorang pemuda berambut hitam dengan mata yang seperti kurang tidur dan seorang pemuda bertubuh kecil berambut abu-abu dengan mata berwarna violet.

"Kalian sendiri sedang apa disini?" tanya Megumi memicingkan matanya curiga. Megumi mengenal dua orang ini dari sekolah menengah pertama jadi mereka cukup akrab.

"Tentu saja pacara--aduuh sakit lho Toge!"

Sosok kecil yang dipanggil Toge hanya merengut dan menyilangkan tangannya di depan dada. Ia kesal karena sang kekasih berkata jujur tujuan mereka berada disini untuk apa.

"Jika kalian mau disini aku pergi saja." ucap Megumi yang hendak meninggalkan atap agar tidak menjadi obat nyamuk dari senpainya yang berniat pacaran di atap sekolah.

"Hee? Tidak apa-apa kah? Kau yang duluan disini."

"Aku tidak masalah Okkutsu-senpai, lagipula baca manga bisa dimana saja."

"Oke maaf ya Megumi."

Okkutsu Yuuta membiarkan saja Megumi pergi. Megumi berjalan dengan mata yang masih fokus pada manga yang ia baca. Ia bahkan tidak melihat jalan saat berjalan meninggalkan atap sekolah.

"Megumi hati-hati lho turun jangan sambil baca manga seperti itu. Bahaya tau."

Megumi hanya diam masih dengan mata yang fokus pada manga, meninggalkan atap sekolah bahkan ia tidak menutup pintunya lagi setelah keluar.

"Anak itu tidak pernah beru--"

Yuuta menghentikan ucapannya ketika samar mendengar suara Megumi dan suara sesuatu yang gaduh di luar sana. Yuuta pun menarik tangan kekasihnya menuju pintu atap dan ketika ia melihat kebawah ternyata Megumi sudah tergeletak di bordes tangga.

"Astaga Megumi!"

Yuuta dan Toge menghampiri Megumi, pemuda itu sudah tak sadarkan diri.

"Toge kau minta bantuan dulu ya kebawah." ucap Yuuta dan Toge pun langsung menuruti perkataan kekasihnya.

Yuuta memposisikan kepala dan leher Megumi agar tetap stabil selagi menunggu bantuan. Yuuta juga mencoba membangunkan Megumi tapi tidak berhasil dan itu ia lakukan sampai Toge datang dengan Satoru, Suguru dan satu orang guru berambut pirang, Nanami Kento.

"Astaga Megumi..Su-suguru Namamin tolong telfon ambulance!"

"Biar aku yang telfon. Sebaiknya bawa ke ruang kesehatan dulu sambil menunggu ambulance datang." ucap Nanami yang kini meraih smarthphonenya untuk memanggil ambulance.

Satoru berencana mengangkat tubuh Megumi namun langsung dihentikan oleh Suguru.

"Aku saja, kau tidak akan bisa membawa Megumi dengan tubuh gemetar seperti itu." ucap Suguru lalu ia pun mengangkat tubuh Megumi di kedua lengannya untuk ia bawa ke ruang kesehatan. Satoru yang tubuhnya gemetaran mengikuti Suguru.

.

Satoru menunggu Megumi dengan cemas. Ia daritadi hanya diam dan beberapa kali melihat pintu ruangan dimana Megumi masih ditangani, berharap dokter cepat keluar memberitahu kondisi Megumi.

"Satoru kau harus tenang oke? Megumi pasti baik-baik saja." ucap Suguru yang berada disampingnya. Tangan Suguru melingkar di bahu Satoru, mencoba untuk menenangkan pria tersebut.

"Dokter itu lama sekali.." ucap Satoru. Ia benar-benar tidak tenang dan ia juga tidak sadar rambutnya begitu acak-acakkan karena terlalu mencemaskan Megumi.

"Satoru!"

Baik Satoru maupun Suguru menoleh keasal suara. Kini Toji datang menghampiri mereka berdua dengan wajah sama khawatirnya dengan Satoru.

"Bagaimana keadaan Megumi?"

"A-aku tidak tau, dokter itu lama sekali..Megumi..ke- kenapa bisa seperti ini.." racau Satoru seraya meremas surai putihnya yang sudah berantakan menjadi makin berantakan. Toji sampai tidak tega ketika melihat begitu tertekannya Satoru saat ini. Toji kini jadi tau rasa sayang Satoru terhadap Megumi bahkan mungkin melebihi dirinya yang notabenenya adalah ayah kandung Megumi. Melihat bagaimana frustasinya pria itu menunggu kabar dari dokter di dalam sana membuat Toji merasa Satoru mungkin lebih pantas menjadi ayah Megumi daripada dirinya.

Toji pun menghampiri Satoru, duduk disebelahnya dan menarik Satoru kedalam pelukannya. Suguru yang berada disebelah kanan Satoru bahkan harus melepas rangkulannya ketika Toji memeluk Satoru dari sebelah kiri karena posisi Satoru berada diantara Toji dan Suguru.

"Tenanglah, anak kita pasti baik-baik saja." ucap Toji menenangkan.

Satoru entah sadar atau tidak membalas pelukan Toji dan meremas bagian belakang baju yang dikenakan oleh pria berambut hitam tersebut. "Aku takut..tadi Megumi tidak bergerak sama sekali.."

Toji masih mencoba menenangkan Satoru walaupun sebenarnya ia sendiri juga tidak tenang saat menerima telfon dari Satoru yang bilang Megumi jatuh dari tangga.

Suguru sekarang merasa seperti orang asing. Untuk saat ini mungkin hanya Toji yang bisa menenangkan Satoru mengingat mereka sama-sama ayah dari Megumi.

"Aku akan belikan minuman dulu untuk kalian." ucap Suguru kepada Toji dan Satoru. Ia merasa asing berada dalam situasi seperti sekarang jadi ia memutuskan untuk pergi sebentar, memberi waktu untuk Toji dan Satoru selaku kedua ayah Megumi.

"Baiklah, terima kasih karena telah menolong anakku Getou Suguru." ucap Toji karena Suguru juga turut menolong Megumi sampai ikut ke rumah sakit. Sekarang bukan waktunya untuk mencari gara-gara, Toji mengerti situasi dan sejenak untuk hari ini ia setidaknya harus mengucapkan terima kasih pada Suguru.

"Iya sama-sama. Itu sudah tugasku karena aku adalah gurunya." balas Suguru disertai dengan senyumannya sebelum ia beranjak pergi.

Saat Suguru pergi, saat itu juga dokter keluar dari ruangan dimana Megumi berada. Dokter pun menjelaskan kondisi Megumi dan meminta salah satu dari mereka ke ruangannya.

"Aku saja yang kesana. Kau temani Megumi dulu setelah dipindah ke ruang rawatnya." ucap Toji lalu ia pun mengikuti sang dokter dan meninggalkan Satoru.

.

Setelah urusannya dengan dokter selesai Toji pun beranjak menuju ruang rawat anaknya setelah tadi sempat bertanya pada receptionist. Ketika ia masuk bisa ia lihat Satoru tertidur di kursi tepat disamping ranjang Megumi yang masih belum sadar. Toji pun memindahkan Satoru ke ranjang yang kosong disebelah Megumi agar bisa berbaring dengan posisi lebih nyaman.

"Sekarang aku jadi mengerti mengapa Megumi tidak mau berpisah denganmu. Kasih sayangmu padanya terlalu besar Satoru." ucap Toji pada Satoru yang masih tertidur sebelum ia bergeser ke ranjang tempat Megumi.

"Syukurlah kau tidak apa-apa Megumi. Dokter bilang kau mengalami gegar otak tapi untungnya tidak parah. Cepatlah bangun karena kami disini menunggumu." ujar Toji lalu memberi kecupan di kening putranya. Jika kalian menganggap Toji tidak khawatir maka kalian salah besar. Toji sudah pasti khawatir karena Megumi adalah anaknya namun jika ia menunjukkannya maka itu mungkin hanya akan memperburuk keadaan.

"Cepatlah bangun nak."

Toji memutuskan untuk duduk di kursi yang tadi ditempati Satoru. Menunggu Megumi sadar sambil memeriksa pekerjaannya lewat smartphone miliknya.

T
B
C

Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang