Chapter 11

5.5K 698 67
                                    

Malam ini sosok pemuda tinggi tengah menikmati lembutnya angin malam yang menerpa tubuhnya dari balkon rumahnya. Ia menatap bintang yang bertaburan di langit malam yang kini diterangi oleh bulan purnama.

"Apa kau lama menunggu Noritoshi?"tanya sosok pria dengan kantung matanya yang hitam dan rambutnya yang dikuncir.

"Tidak juga. Ada perlu apa kesini Choso-sensei?"

Pria yang dipanggil Choso tersenyum. "Sebelumnya boleh kita bicara disini saja?" tanya Choso yang kini duduk di tepi tempat tidur di kamar tersebut.

Kamo Noritoshi mengangguk lalu masuk kedalam setelah sebelumnya menutup pintu balkon.

"Ada apa sensei?" tanya Noritoshi dan matanya terfokus pada bingkisan yang dibawa Choso di tangannya.

"Aku hanya ingin memberi ini. Tanjoubi omedetou Noritoshi."

Noritoshi menerima ciuman dari sosok itu dengan wajah yang sedikit bersemu. "Terima kasih sensei." ucapnya setelah Choso melepas ciumannya.

Choso tersenyum, diusapnya kepala Noritoshi. "Semoga dengan bertambahnya umurnmu kau menjadi pribadi yang lebih baik."

Noritoshi tersenyum, dipeluknya tubuh Choso. "Terima kasih."

Choso hanya membalas pelukan Noritoshi seraya mengusap surai hitam murid sekaligus kekasihnya tersebut.

Kamo Noritoshi adalah salah satu siswa yang satu sekolah dengan Megumi hanya saja beda tingkat. Noritoshi juga sempat tertarik dan menyatakan cinta pada Megumi namun ia ditolak dengan halus oleh Megumi. Selang beberapa bulan setelahnya Noritoshi mendapat pernyataan cinta dari Choso yang merupakan seorang guru biologi. Seiring berjalannya waktu mereka akhirnya membangun hubungan dan itu berlanjut sampai hari ini.

Setelah penolakan Megumi tersebut tidak membuat Noritoshi membenci Megumi. Mereka kini bahkan menjadi lebih dekat namun sekedar sahabat. Noritoshi telah kehilangan rasa sukanya pada Megumi setelah ia menerima pernyataan cinta dari Choso.

Choso sendiri adalah sepupu Sukuna dan Yuuji. Kebetulan juga mengajar di sekolah yang sama dengan Sukuna. Awal mula Choso mengenal Noritoshi adalah ketika pemuda itu membawa club panah sekolah menjadi juara di pertandingan antar sekolah. Sosok yang terlihat sedikit misterius dan seorang yang pintar macam Noritoshi langsung bisa membuat Choso terpikat. Diam-diam Choso selalu memperhatikan Noritoshi dan akhirnya menyatakan perasaannya setelah mendengar kabar Noritoshi ditolak oleh adik tingkatnya.

"Dengan kau cepat bertambah dewasa, maka semakin cepat aku akan bisa melamarmu Noritoshi."

Noritoshi menyembunyikan wajahnya di leher Choso. "Dasar.."

Malam itu mereka habiskan dengan saling berbagi kehangatan lewat pelukan dan ciuman. Kebetulan ibu Noritoshi tidak di rumah, mungkin saja malam ini akan menjadi malam yang panas bagi mereka.

.

.

"Horror.."

"Action."

"Horror!"

"Action!"

Satoru menepuk dahinya. Kini ia berada ditengah, diantara Toji dan Suguru yang debat film apa yang akan mereka tonton. Toji memilih action, Suguru memilih horror dan Satoru suka keduanya. Baik action atau horror ia suka.

"Bagaimana kalau kita tonton keduanya? Besok kan hari minggu." usul Satoru yang membuat perdebatan mereka berhenti.

"Oke itu ide yang bagus, kalau begitu horror dulu." balas Suguru.

Hot DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang