Pagi pun datang dengan cepat. Satoru terbangun dengan tangannya yang tanpa ia sadari melingkar di tubuh Toji.
Toji sendiri masih tertidur dengan dengan lengannya yang menjadi bantal dari kepala Satoru.
Satoru yang tidak ingin membangunkan Toji perlahan melepas rangkulannya dan bergeser dengan hati-hati agar Toji tidak bangun namun hal itu tidak berguna karena kini Toji telah membuka matanya.
"Hm? Satoru?"
"A-aku...maaf j-jika kau terbangun..k-kau bisa tidur lagi." ucap Satoru dengan gugup, bagaimana tidak gugup jika ia mengingat sensasi bibir Toji yang menciumnya semalam.
Toji menggeleng lalu memposisikan dirinya duduk di tempat tidur. Ia meregangkan sedikit otot tubuhnya seraya menguap.
"A-aku ke-keluar sebentar--"
"Mana ciuman selamat pagiku?" tanya Toji dengan seringaiannya, membuat Satoru semakin gugup.
"T-tidak ada! Da-dasar me-mesum!" seru Satoru lalu pergi begitu saja meninggalkan kamar Toji.
.
Satoru keluar dengan tergesa bahkan ia belum cuci muka. Ia akan cuci muka di toilet kamarnya saja daripada ia memakai toilet Toji dan pria itu malah macam-macam.
"Satoru.."
Satoru hampir melupakan keberadaan Suguru di rumah ini. "Ah Suguru.."
Suguru menghampiri Satoru, wajah pria itu sudah bersih sepertinya sudah cuci muka. "Aku pulang dulu ya, dari kemarin aku ditelfon.
Satoru tersenyum. "Shoko kan?"
"..." Suguru hanya terdiam.
Satoru pun menepuk bahu Suguru. "Suguru sebaiknya kau lebih memperhatikan Shoko. Kau yang menerima perjodohan ini jadi kau harus bisa menerima keadaan. Jangan meninggalkannya semaumu."
Suguru mengangguk dengan wajah tertunduk. "Aku sedang berusaha tapi tak bisa."
"Kau bisa hanya saja kau harus lebih berusaha lagi. Aku tidak mau Shoko menangis dengan aku sebagai penyebabnya walau aku yakin dia tidak akan menangis semudah itu."
"Huft...kalau begitu aku pulang dulu Satoru."
Satoru mengangguk dan setelah kepergian Suguru ia pun masuk ke kamarnya.
.
Sebenarnya Megumi malas pergi namun ia tidak tega bilang tidak saat Satoru dan Toji menyanggupi ajakan Sukuna yang mengajak mereka liburan di hari yang cerah ini.
"Megumi kau tidak mau foto?" tanya Sukuna ketika Megumi hanya duduk di sebuah kursi kayu seraya membaca manga yang ia bawa.
"Aku tidak mau."
Sukuna menghela nafas lalu berjongkok di dekat kursi Megumi. "Kau lihat kedua ayahmu? Mereka sangat menikmati tempat ini." ujar Sukuna seraya menunjuk Toji dan Satoru yang tengah berfoto dengan latar daun kemerahan khas musim gugur.
"Biarkan mereka bersenang-senang, kesenanganku hanya ada pada benda ini." balas Megumi seraya mengangkat sedikit manganya.
Sukuna memperlihatkan senyuman miring sebelum merebut manga Megumi.
"Hei!! Whoaa turunkan aku sensei!"
Sukuna tidak peduli dengan permintaan Megumi. Ia tetap menggendong Megumi di kedua lengannya. Sukuna baru menurunkan Megumi setelah sampai di dekat Toji dan Satoru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy
FanfictionMegumi yang awalnya menjadi rebutan hak asuh, setelah mereka tinggal bersama Megumi harus setiap hari mendengar keributan dari kedua ayahnya tersebut, belum lagi para gadis di sekolah yang menyukai dan mendirikan club penggemar untuk kedua ayahnya.