Bel rumahnya berbunyi pagi-pagi sekali. Satoru yang masih mengantuk pun dengan enggan membukakan pintu untuk tamunya yang pagi-pagi telah datang. Hari ini hari minggu, Satoru sebenarnya ingin bangun siang namun hal itu urung ketika bel rumahnya berbunyi dan tidak ada siapapun yang membukanya. Megumi menginap di rumah Sukuna tentu itu harus mendapat ijin dari Toji dan meminta ijin pada pria itu sangatlah sulit. Toji sendiri mungkin masih tidur sementara Naoya sudah kembali ke rumah karena orangtuanya telah kembali.
"Suguru?"
Suguru tersenyum di depan pintu. "Kau baru bangun? Maaf pagi-pagi aku sudah menganggumu."
Satoru merengut. "Ya kau sangat mengganggu."
"Hahaha kalau begitu aku pulang saja."
"Kau sudah datang, ayo masuk."
Satoru membukakan pintunya lebih lebar. Suguru pun masuk ke rumah pria tersebut dan Satoru meninggalkannya untuk cuci muka sebentar.
"Jadi apa yang membuatmu datang pagi-pagi kesini Suguru?"
Suguru tersenyum sebelum mengeluarkan sebuah undangan pada Satoru. "Aku akan menikah dengan Shoko dan aku ingin menyerahkan yang pertama padamu sebagai sahabat baik kami."
Satoru menerima undangan tersebut. Bibirnya menyunggingkan senyuman. "Ah jadi aku ketinggalan ya hahaha.."
"Kau segeralah menyusul Satoru."
"Aku belum punya calon."
"Kau punya."
Satoru menaikkan sebelah alisnya. "Sejak kapan aku punya calon?"
"Itu calonmu." tunjuk Suguru pada pria yang baru saja datang yang tak lain adalah Toji. Pria itu sepertinya juga mendengar suara bel sehingga ia keluar setelah sebelumnya cuci muka dulu.
"Cih mana mau aku dengannya!"
Muncul kedutan di pelipis Toji. "Kita lihat saja nanti kau akan bertekuk lutut padaku Satoru."
"Tidak akan dan tidak akan pernah."
Suguru tertawa lalu bangkit dari posisi duduknya yang tadi duduk di sofa. "Aku akan membagikan ini ke teman-temanku yang lain."
"Eh? Tidak mau minum dulu?"
Suguru menggeleng. "Terima kasih Satoru tapi aku harus pergi. Aku nanti juga harus menemani Shoko mencari gaunnya."
"Ah aku jadi terharu~"
"Aku masih berusaha untuk menerimanya Satoru, aku akan belajar untuk mencintainya."
"Itu bagus."
Suguru kemudian menatap Toji. Senyuman muncul lagi di wajahnya. "Tolong jaga Satoru dan bahagiakan dia."
Tanpa disangka Toji yang awalnya menganggap Suguru adalah saingannya kini tersenyum pada pria itu. "Akan aku pastikan itu."
"Hei! Jangan anggap aku seperti perempuan yang perlu dijaga!" protes Satoru.
"Kau tidak dianggap seperti perempuan tapi bocah." sahut Toji.
"Teme!"
"Maa maa. Kalau begitu aku pergi dulu. Kalian lanjutkan setelah aku pergi ya."
"Haa??!!" sahut Toji dan Satoru secara bersamaan.
Suguru pun segera pergi meninggalkan kedua pria itu. Bibir Suguru kembali menyunggingkan senyuman. "Semoga kau bahagia Satoru." gumamnya pelan sebelum memasuki mobilnya meninggalkan rumah Satoru.
.
.
Malamnya hanya ada Toji dan Satoru di rumah. Megumi bilang ia akan menginap lagi hari ini dan telah membawa seragam untuk besok, seperti memang merencanakan dirinya akan menginap lagi malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy
FanfictionMegumi yang awalnya menjadi rebutan hak asuh, setelah mereka tinggal bersama Megumi harus setiap hari mendengar keributan dari kedua ayahnya tersebut, belum lagi para gadis di sekolah yang menyukai dan mendirikan club penggemar untuk kedua ayahnya.