10.KENALIN PACAR GUE

512 38 0
                                    

"Dia yang terlalu polos atau gue yang udah ngelos?"

Alanska Putra Satria

10. KENALIN PACAR GUE

Ruangan yang di penuhi dengan mendali, piala dan beberapa bola basket ini sedikit hening menetralisirkan suara hujan di luar sana. "Punten, Assalamualaikum Kak Alan." Ujar Ara mencari keberadaan si ketua Regaza yang super duper galak itu.

"Masuk aja." Suara bariton itu muncul di balik skat dinding yang dipasang untuk pembatas ruangan.

Ara masuk dengan santai, sambil setia memegang wadah tempat bekal yang dia siapkan khusus untuk tuan muda nya ini. "I-iini Kak, Nasi goreng yang Kak Alanska kemarin minta." Ara menyodorkan wadah bekal berwarna biru tua itu ke laki-laki didepan nya ini.

Alan langsung menerima dengan datar, biasa saja tanpa ekspresi. "Makasih Ara." Cicit Ara kecil. Seolah memberi kode untuk berterimakasih, tapi bukan Alan kalu tidak sehari saja membuat semua orang kesal dengan sikapnya yang seenak jidat nya saja.

Tangan Alan cepat seolah tidak sabar untuk membuka kotak bekal biru itu, dari penampilan nya 'not bad' batin nya. Alan langsung menyicipi nasgor buatan Ara kali ini. "Ga enak!" Jawab nya cepat.

Ara terlihat kebinggungan kenapa bisa nasgornya tiba-tiba tidak enak, padahal nasgor nya kan pernah menang di lomba masak tingkat RT waktu tujuh belasan. "Masa sih ga enak? Perasaan tadi ga lupa masukin satu bumbu apa pun." Batin Ara menerka-nerka.

Bukan Alanska kalu mulut dan tindakan itu tidak singkron. "Bilang nya ga enak, tapi tinggal dikit lagi tuh." Goda Clara kali ini.

"Terserah gue. Bawel lo!" Jawab Alan sambil setia mengunyah setiap sendokan nasgor ternikmat yang dia makan. Clara hanya tersenyum sendu melihat tingkah laku ketua galak satu ini.

"Hendraa!!! Balikin pulpen gue woi dugong!" Teriak dhea anak kelas.

"Ih sembarangan lo nuduh gue ya, mana ada gue ngambil puplen lo." Penolakan keluar dari mulut anak rantau itu, "gue aduin Bu Retno ya lo Ndra."

Hendra terbelalak, "eh! Jangan dongg. Ck! Main nya adu-aduan ya lo." Hendra takut jika berurusan dengan Bu Retno. Malas menambah beban hidup, sudah cukup dia menjadi beban keluarga saja.

"Nih." Hendra mengeluarkan pulpen berwarna pink itu dari saku kantong celana nya. "Dasar mafia pulpen."

Nathan dan Kelvin sibuk dengan urusan nya masing-masing. Nathan sibuk dengan game yang ada di ponselnya, sedang kan Kelvin, ya menggombali para perempuan yang ada di kelas mereka. Kemana Arsa? Kalian juga pasti tau, Si kutu buku itu sedang apa. Ya tepat! Menghafal rumus.

"Ga capek apa lo Sa ngafal rumus terus? Mending kayak gue nih. Di temani para ciwi-ciwi." Ucap Kelvin pamer dengan hasil tangkapan nya hari ini.

Nathan masih fokus ke game nya, "udah Sa ga usah di dengerin mulut anak dajjal kayak Kelvin kecebong."

"Apa lo bilang tadi? Kecebong?"

"Iyaaa ke-ce-bong." Nathan melepas pandangan nya dari Hp untuk mengejek Kelvin kali ini.

"Dasar lo berudu!" Ejek balik dari Kelvin.

AlanRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang