14.DIA SIAPA

462 38 6
                                    

14.DIA SIAPA?

Sudah 2 hari dari kejadin yang tidak di ingin kan di kantin. Ara kembali seperti biasa, dan melupakan apa yang terjadi kemarin. Mungkin diri nya memang salah waktu itu. Ya sudahlah yang lalu biar lah berlalu.

"Ra lo udah PR Pak Roni belum?" Tanya Delia memutar balik tubuh nya ke belakang.

"Oh itu." Ara langsung membuka tas navy dan mencari dimana letak buku PR nya yang dia simpan. Oh ya, tas Ara sekarang sudah di ganti dengan Abah nya. Ah senang sekali rasanya, akhirnya dirinya bisa mengganti tas yang sudah dia pakai bertahun-tahun. "Nih." Buku bersampul pink soft itu di berikan ke pada teman baiknya kali ini.

Delia tersenyum sumbringah, "ah peka banget! Makasih beb." Delia langsung kembali ke posisi semula nya dan langsung menyalin dengan cepat. "Dasar kang asongan." Ejek Ranti sambil memainkan ponselnya. "Ye... ngeremehin asongan gue lo?!" Delia melirik Ranti sinis. "Udah-udah jangan berantem, Del kerjain cepet nanti Pak Roni keburu dateng."

"Cuma Ara yang baek..." Ucap Delia bernada seperti creator tiktok yang mempunyai kucing. 'Cuma opet yang baek' begitu lah kira-kira.

Suasana rooftop kali ini riuh dengan teriakan keras Kelvin dan Hendra. "Resek lo Ndra matahin rokok gue! Mana tu rokok satu-satu nya lagi."

Hendra melirik malas ke arah Kelvin. "Ups, Sorry." Kelvin melirik sinis ke arah Hendra. "Maksud lo apa hah matahin rokok gue!" Ucap Kelvin menarik ujung baju Hendra.

"Seru nih seruu." Nathan terlihat girang melihat ke dua teman nya ini hampir ingin adu jontos.

"Emang gue peduli? Oh tentu tidak." Ujar Hendra santai menjawab. "Kok lo lama-lama ngelunjak si bangsat!"

"Arsa sini duduk tutup dulu buku lo kita nonton dulu nih." Ucap Nathan sambil mengambil cepat buku Arsa. "Jangan sentuh buku gue." Ucap nya dingin. Ya elah, sayang banget sama tuh buku. "Ya udah maaf sini cepet duduk sebelah gue." Arsa langsung menuruti kehendak Nathan kali ini.

"Oi Lan, sini duduk ada tontonan siang seru nih." Teriak Nathan yang melihat ketua Regaza itu baru datang. "Kenapa nih 2 anak curut." Alan menaikan alisnya menunjuk ke arah Kelvin dan Hendra. "Rebutan rokok, cenah."

Sekarang Arsa, Nathan dan Alan telah duduk di bangku rooftop yang seadanya itu, seharusnya hanya bisa di isi dengan 2 orang saja. Tapi kali ini khusus untuk melihat pertunjukan, berisi 3 orang yang badan nya besar, belum lagi ditambah otot Alanska dan Arsa yang membuat Nathan yang di tengah hampir sesak.

"Eh dugong ngapain kalian bertiga susun dencis di kursi itu, hah?" Kelvin menatap ke 3 teman nya ini binggung, "nonton gratis." Balas Nathan cepat. "Anjir jadi bahan tontonan kita."

"Kenapa lo Ndra liat-liat. Iri ya gue di himpit dengan 2 cowok ganteng di sekolah ini." Nathan seolah berlaga bergaya. Hendra berdecih. "Uh, enak ya nyender di bahu Alan, rasa nya nyaman banget." Nathan menidurkan kepalanya ke samping kanan ya tepat nya di bahu Alan.

Alan menatap malas, tangan nya langsung mendorong ke pala Nathan dari bahu nya yang suci itu. "Najis, enyah lah kamu wahai iblis." Ujar Alanska.

"Ga ada iblis seganteng gue." Cicit Nathan sambil menyeka rambut nya ke belakang. "Pantes aja Raina ga suka sama lo, lo nya aja modelan nya kek gini." Celetuk Kelvin. "Anjir, hajar aja Ndra. Gedek gue sama dia. Gue dukung lo." Teriak Nathan menyemangati Hendra. "Hwaithing!" Sambil mengenggam ke dua tangan nya lalu di angkat ke bagian depan dada. Seolah memberi yel-yel semangat untuk Hendra. "Dasar gila drakor." Sarkas Kelvin.

"Gue belum selesai sama lo." Ucap Kelvin menatap Hendra malas. "Apa lagi."

"Kenapa lo resek banget ganggu ke bahagia gue." Tangan Kelvin hampir melayang ke pipi sawo matang Hendra kali ini. Tapi langsung di tahan dengan tangkisan nya, "KARNA LO JUGA GANGGU KEBAHAGIAN GUE! LO UDAH REBUT BELLA DARI GUE. GUE YANG UDAH LAMA NGEDEKETIN NYA, EH MALAH LO YANG DI PILIH SAMA DIA. ANJING LO!" Oh jadi ini sebab Hendra resek dan menyebalkan sikap nya dengan Kelvin.

AlanRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang