Bagaikan langit di sore hari
Berwarna biru, sebiru hatiku
Menanti kabar yang aku tunggu
Peluk dan cium hangatnya untukku
Bagaikan langit di sore hari
Berwarna biru sebiru hatiku
Menanti kabar yang aku tunggu
Peluk dan cium hangatnya untukku
Oh, asmara
Yang terindah mewarnai bumi
Yang kucinta menjanjikan aku
Terbang ke atas, ke langit ketujuh
Bersamamu
Bagaikan langit di sore hari
Berwarna biru, sebiru hatiku
Menanti kabar yang aku tunggu
Peluk dan cium hangatnya untukku
Bagaikan langit di sore hari
Berwarna biru, sebiru hatiku
Menanti kabar yang aku tunggu
Peluk dan cium hangatnya untukku
Oh, asmara
Yang terindah mewarnai bumi
Yang kucinta menjanjikan aku
Terbang ke atas, ke langit ketujuh
Bersamamu
Oh, dewi cinta
Sandarkan aku di bahumu
Agar kurasa rindunya hati
Teredakan sudah, hadirmu, sayang
Tenangkan diriku
Oh, asmara
Yang terindah mewarnai bumi
Yang kucinta menjanjikan aku
Terbang ke atas, ke langit ketujuh
Bersamamu
Oh, asmara
Yang terindah mewarnai bumi
Yang kucinta menjanjikan aku
Terbang ke atas, ke langit ketujuh
Bersamamu
Oh, dewi cinta
Sandarkan aku di bahumu
Agar kurasa rindunya hati
Teredakan sudah hadirmu, sayang
Tenangkan diriku
Oh, asmara
Yang terindah mewarnai bumi
Yang kucinta menjanjikan aku
Terbang ke atas, ke langit ketujuh
Bersamamu.🎶 Bagaikan lagit - Melly Goeslow
5. GGG
"Udah ga usah nangis lagi, mereka udah pergi. Lo aman sama gue." Ujar Alan, memegang bahu Ara.
Pandangan mereka bertemu selama tiga detik. Alan memandang dengan lekat setiap inci wajah polos Ara yang sedang mati ketakutan kali ini. Ditambah wajah yang pucat basi, jika di lihat-lihat lucu juga perempuan ini jika ketakutan seperti ini.
Ara menelan salifa nya dengan susah payah. "Ma—makasih kak." Ujar nya bernada sumbang.
"Apa kata lo?! Makasih?" Ucap Alan bernada tinggi.
"I—iya kak, terus apa lagi kalo ga makasih?" Gumam Ara.
"Ya apa kek, liat nihh muka gue babak belur gara-gara lo!" Jawab Alan ketus.
Ara menggigit bibir nya pelan merasakan apa yang Alan rasakan. "Sakit ga kak?" Tany Ara polos.
Alan melirik malas melihat perempuan yang ada dihadapan nya ini. "Ga!" Ucap Alan cepat.
"Ohhh..."
"Ya sakit lo bego!" Lanjut Alan.
"Yeee, tadi bilang nya engga sakarang iya. Ih dasar udah galak plinplan pulak." Gerutu Via.
"Gue dengerr!"
"Pulang sana, lagian orang pada pulang semua doyan banget lo jaga sekolah." Ucap Alan.
"Kalo aku ga bantuin kamu bersihin toilet di sekolah, aku pasti udah pulang kalik dari tadi." Ujar Ara memanyunkan bibir nya kali ini.
Alan terdiam, benar juga apa yang dibilang Clara tadi. Jika tidak gara-gara dia maka tidak akan ada kejadian tadi.
"Cepet gue anter lo!" Seru Alan. Clara mengerutkan dahi nya binggung dengan ini semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlanRa
Teen Fiction- Memilikimu adalah halusinasiku saja, Kau objek yang nyata. Namun terasa seperti fatamorgana. - Alanska Putra Satria, sebuah nama dari seorang laki-laki yang tak mempunyai hati dan perasaan, sifat kejamnya lebih tinggi dari pada manusia pada umumny...