KTB 3

687 74 0
                                    

Happy Reading💙

***

Pagi ini Tiara pergi ke sekolah bersama Satria, awalnya Tiara menolak karena ingin mandiri, katanya. Tapi ia juga tidak bisa selalu berdebat dengan Satria hanya karena hal-hal sepele.

"kak, nanti aku masuk kelas sendiri ya? Nggak usah ikut - ikut,"

Satria tak menjawab sama sekali, menoleh pun tidak. Dia hanya fokus menyetir dan sebelah tangannya memainkan tangan Tiara, kadang mengelus rambut coklat milik Tiara.

"iyaa deh, padahal kakak mau modusin temen kamu," Satria terkekeh geli mendengar ucapan yang keluar dari mulutnya.

"apa jangan - jangan---" Tiara menyipitkan matanya, sambil melirik kearah Satria,

"udah diem nggak usah nebak yang engga - engga." sergah Satria sebelum Tiara menyelesaikan ucapannya.

"Apanya yang engga-engga sih kak? Ngaku aja kalo itu yang iya-iya."

Satria tertawa mendengar kecurigaan muncul dari mulut adiknya. Setelahnya hanya mengobrol ringan saja sampai mereka berdua tiba di parkiran sekolah.

Satria memarkirkan mobilnya di parkiran seperti biasa.

"kak, ayo keluar. Ngapain masih pegangin tangan aku sih?!" kesal Tiara karena dari tadi Satria terus memainkan tangannya.

"mending kita keluarnya pas bel aja ya? Jadi langsung belajar."

Tiara yang mendengar jawaban yang keluar dari mulut Satria, merasa tidak puas. Dia langsung menarik tangannya dengan paksa. Lagi-lagi Tiara tahu kearah mana tujuan pembicaraan kakaknya.

"kak dengerin aku, kalo kakak gini terus. Aku mau pindah lagi ke Jakarta." Satria mengerutkan keningnya seolah bertanya kenapa?

"aku di Jakarta berasa hidup normal, nggak di posesif in gini. Kalian kan udah janji kalo aku balik ke Bandung kalian gaakan memperlakukan aku seperti orang sakit, apa kakak lupa?" Tiara berusaha kuat.

Saat mendengar 'seperti orang sakit'  Satria memejamkan matanya sebentar, apa iya selama ini dia berlebihan memperlakukan adik kesayangannya ini? Tapi itu semua dia lakukan demi menjaga Tiara dan tentunya menjaga kesehatan Tiara agar tidak terjadi apapun.

***

Hari ini adalah hari dimana sekolah akan menggelar acara rutinannya setiap tahun. Dimana semua ekskul yang ada di sekolah ini menunjukan aksinya. Semacam demo ekskul.

Dan saat acara ini pula menjadi ajang cuci mata bagi cewe-cewe penggila cogan. Riuh dilapangan sudah terdengar, Tiara yang baru datangpun merasa risih melihat cewe-cewe yang seakan menurunkan harga dirinya demi mengalihkan perhatian para cogan menurut mereka.

Tadi pembukaan di awali penampilan dari ekskul dance. Dan sekarang sudah hampir dipenghujung acara, dan menyisakan tiga ekskul lagi yang akan menampilkan keahlian mereka.

Sekarang giliran ekskul Pencinta Alam yang menunjukan kemampuannya.

Brummm

brumm

brummm

Suara motor itu terdengar dari ujung kanan dan kiri lapangan. Sontak penonton menjadi sangat riuh dengan teriakan dan tepuk tangan yang mereka ciptakan. Tiara yang melihat aksi mereka memainkan motor klxnya merasa kagum, pokonya keren aja gitu.

Mereka berputar-putar di tengah lapangan yang sudah di hiasi dengan beberapa perlengkapan yang menjadi ciri khas dari Pencinta Alam. Dengan gagahnya mereka menggunakan almamater kebanggaan mereka, yaitu kemeja lapangan hitam, celana pdl, sepatu tracking, dan tentunya menggunakan slayer merah yang menjadi ciri khas utama bagi ekskul pencinta alam ini.

Kisah Tak BerujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang