Happy Reading💙
***
Setelah hampir dua hari, Tiara akhirnya sadar dari tidurnya. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah sahabatnya yang menemani dia sejak kecil.
“Dera..” panggil Tiara dengan sedikit senyuman,
“kenapa bisa gini, hmm?”
“gue ausss,” bukannya menjawab Tiara malah meminta minum karena haus 2 hari tidak minum,
Yadera memberikan minum itu ke tangan Ara dan membantunya agar sedikit duduk. “pelan – pelan Ara, gue nggak akan minta,”
“pertanyaan gue belum lo jawab tadi, kenapa bisa masuk rumah sakit lagi?” dengan nada seperti papa yang memarahi Ara jika ketahuan bergadang.
“yang harusnya nanya itu gue Deraaaa, kenapa lo disini?”
“karena lo,” to the point,
“dihh, beruntung banget dong gue bisa di samperin aa idaman cewe-cewe Jakarta” Candanya. Yadera langsung mengelus pipi chubby milik Ara,
“iya, kan Cuma lo yang gue samperin jauh – jauh, ke Bandung lagi. Istimewa banget ya lo?”
Tiara ingin tertawa, mendengar jawaban dari Yadera,
“udahan dielusnya Deraaa, gue geliii,” rengek Ara, bukannya berhenti mengelus Yadera malah mencubit pipi Ara pelan,
“ihh nyebelin banget sih!”
“mau gue tonjok?” sambil mengepalkan tangannya di depan muka Yadera.
“so soan mau nonjok, tangan lo aja masih pake infusan,” ledek Yadera,
“ngeledek gue? Awas aja kalo gue udah boleh pulang gue tonjok lo.” ucap Tiara kesal sambil membalikan wajahnya ke arah lain,
“gitu doang ngambek, dasar bocah,” Tiara tak merespon apapun, ia malah pura – pura tertidur,
“yaudah, kalo masih ngambek gaakan gue ajak keliling Dago.” setelah mengatakan itu Yadera berusaha menahan senyumnya karena Tiara langsung membuka matanya saat mendengar kata 'keliling Dago'. Yang tadinya duduk di sebelah ranjang Tiara, kini Yadera duduk di sofa yang agak jauh dengan ranjang.
Tiara tersenyum geli melihat tingkah Yadera,
“cowo kok ngambekan, sini pelukkkkk.” Ujarnya sambil merentangkan kedua tangannya dengan posisi masih terbaring di kasur rumah sakit. Tak ada jawaban,
“Deraaaa gue mau peluk, lo nggak mau peluk gue?”
Yadera hanya melirik, melihat Ara yang memanyunkan bibirnya. Yadera tertawa melihat ekspresi Ara yang merengek seperti anak yang minta di gendong oleh ayahnya. Yadera langsung memeluk Ara dan mencium puncak kepalanya.
Pelukannya semakin erat, rasa rindu yang selama ini Yadera tahan akhirnya bisa sedikit terobati.
“udah deh pelukannya, lo bau Ra,”
“Deraa ih galucu ya bercanda lo,” masih tetap memeluk Yadera
“emang bau Ara, coba lo cium sendiri,”
“biarin aja, lo kan selalu suka semua tentang gue,wleeee,” ucap Ara dengan pedenya sambil menjulurkan lidah kehadapan Yadera.
Saat mereka masih berpelukan dengan perdebatan bau badan, tiba – tiba saja pintu kamar terbuka.
“enak banget peluk – pelukan, gue aja jarang lo peluk de,” Ucap Satria yang baru saja datang
“iya nih ade lo maen peluk-peluk aja udah tau bauuuu, gak mandi seminggu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Tak Berujung
Novela JuvenilONGOING "Kenapa suka konser musik, Ra?" "Kenapa harus saat senja, Tiara?" "Gue minta, lo janji untuk selalu bareng gue ya, Ra? Gue janji, bakal ngajak lo dateng ke konser musik setiap akhir tahun, asal lo selalu bareng gue. Konser musik, menuju senj...