Happy Reading💙
***
“lo gak boleh pergi, temenin gue di sini,”
apa katanya? Temenin dia? Tiara aja ga kenal siapa dia. Yang Tiara tahu, dia adalah cowo rese yang baru saja mengganggu sahabatnya.
“gue harus susul Manda,”
“lo tetep di sini dan abisin batagor lo, atau gue ikut dan akan tetep gandeng tangan lo kemanapun lo pergi.”
Gandeng tangan gue? Ini orang bener bener sinting batin Tiara.
Aneh, hari pertama saja sudah bertemu dengan orang yang menyebalkan dan lancang. Bagaimana hari-hari berikutnya? Ah rasanya ingin balik ke Jakarta.
“kok malah ngelamun sih? Mau gue suapin? Okeee, dengan senang hati gue mau nyuapin lo.”
“aaaaa,” ucap Keno sambil memangapkan mulutnya berharap cewe di depannya ini menerima suapan yang ia berikan.
“gue bisa sendiri,” dengan cepat Tiara merebut garpunya dari tangan Keno. Dengan berat hati akhirnya Tiara memakan batagornya sampai habis.
Tanpa Tiara sadari, selama ia duduk di kursi itu tangannya tetap menempel dengan tangan Keno,
“tangan lo dingin, padahal cuaca hari ini panas. Lo gugup ya gue pegang tangannya?”
Ucapan Keno berhasil menyadarkan Tiara. Ia buru-buru menarik paksa lengannya itu dari genggaman Keno. Kenapa harus mempertanyakan tangannya yang dingin? Lagian, jika tangan Tiara selalu dingin, itu bukan urusannya.
“gue harus pergi, sorry.”
Kepergiannya hanya bisa di tatap Keno.
***
Tiara benar-benar tak menyangka di hari pertamanya sekolah, dia bertemu orang yang sangat tidak jelas seperti cowo dikantin tadi. Dan bisa-bisanya juga Tiara tak sadar jika sedari tadi tangannya bergandengan dengan tangan cowo yang ia ketahui namanya Keno. Ya, Tiara tahu itu, karena sedari tadi Manda menyebut namanya.
Tiara yang tak tahan dengan situasi yang ia hadapi tadi di kantin, akhirnya memutuskan untuk kembali ke kelasnya karena bel akan berbunyi. Sesampainya di kelas, Tiara melihat Manda yang sedang asik mengobrol dengan seseorang di bangkunya. Tiara tetap melanjutkan tujuan utamanya untuk menghampiri Manda.
“Man,” panggil Tiara,
Cowo yang sedari tadi asik mengobrol dengan Manda pun akhirnya ikut menoleh saat mendengar panggilan itu.
“de kamu lama banget baliknya,”
“loh kak Satria, ngapain?”
Ya, orang yang sedari tadi ngobrol dengan Manda adalah Satria, kakak kandung Tiara. Kepindahan Tiara ke SMA 925 ini juga salah satunya karena Satria sang kakak yang jiga bersekolah di sini.
“liat jam kamu, ini udah lewat dari jam kamu minum obat. Kakak kesini karena kakak tau, pasti kamu lupa minum obat kan?,”
Tiara sangat kaget dengan apa yang di ucapkan kakaknya barusan. Tiara langsung menarik tangan Satria agar keluar dari kelasnya.
“kok kakak ngomong gitu sih di depan temen aku, kakak lupa sama syarat yang aku kasih kalo aku mau pindah kesini?” kesal Tiara dengan kelakuan kakaknya.
Perdebatan dua saudara itu terus berlanjut, tanpa mereka sadari, sedari tadi ada orang yang menguping perdebatan mereka.
Setelah debat dengan Satria, Tiara memutuskan kembali ke kelas dan langsung tersenyum paksa saat melihat Manda yang menatapnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Tak Berujung
Teen FictionONGOING "Kenapa suka konser musik, Ra?" "Kenapa harus saat senja, Tiara?" "Gue minta, lo janji untuk selalu bareng gue ya, Ra? Gue janji, bakal ngajak lo dateng ke konser musik setiap akhir tahun, asal lo selalu bareng gue. Konser musik, menuju senj...