KTB 13

183 40 5
                                    

"Untuk saat ini, aku harap kita bisa saling menggenggam."

- Alfatih Keno

***

Pagi ini Tiara mendapatkan banyak teriakan dari sang mama, pasalnya Tiara malas bangun dan berniat tidak ikut sarapan bersama. Mumpung hari sabtu, jadi pagi ini ingin ia habiskan untuk bermalas-malasan di atas kasurnya. 

"Ikut sarapan atau kakak gak izinin kamu pergi ke konser," ancam Satria, tapi masih belum ada pergerakan dari Tiara.

"Kakak gak main-main sama ucapan kakak dek," masih tak mendapatkan jawaban juga.

"Oke, kalau gitu kakak gak izinin kamu pergi ke konser dan kakak mau ngadu kejadian kemarin." 

Ancaman itu langsung membuat Tiara membuka matanya lebar-lebar. Tiara menggosok matanya agar lebih segar. Ia menguap dan sesekali meregangkan tubuhnya.

"Apa-apa ngadu, apa-apa diaduin mama,papa," ucapnya sebal.

"Yeeee itu mah salah kamu sendiri susah dibangunin," 

Malas berdebat, Tiara mendorong tubuh Satria agar keluar dari kamarnya. Tak perlu susah payah karena Satria dengan sendirinya langsung sadar diri untuk keluar kamar. 

Tiara tak berniat mandi, yang ia lakukan hanya menggosok gigi dan cuci muka saja. Setelah beres dengan kegiatannya di kamar mandi, ia menuruni setiap anak tangga dengan daster dan rambut yang ia cepol asal. 

"Teh Alaaaa,"

Panggilan itu berasal dari dapur. Terlihat gadis kecil berambut panjang berlari kearahnya.

Saat berada dihadapannya, gadis kecil itu langsung memeluk kaki Tiara, mengingat tubuhnya yang masih terbilang pendek jadi ia hanya bisa memeluk bagian kaki saja. 

Tiara berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan Tasya, "Tasya kesini sama siapa? kok bisa nyampe rumah teh Ara?"

Gadis kecil itu menunjuk ke arah ruang tamu, terlihat di sana ada Keno yang sedang memainkan HPnya. 

"Teh Ala, Aca mau ajak teh Ala olahlaga, teh Ala mau 'kan?"

Tiara ingin menjawab 'iya' tapi lagi-lagi tatapannya bertemu dengan tatapan sang kakak. Ia paham, jadi ia sudah tahu harus menjawab apa kepada gadis kecil dihadapannya. 

"Kalau olahraga teh Ara lagi nggak enak badan, gimana kalau kita main aja di kamar teh Ara, Tasya mau kan main sama teh Ara?" Wajah yang tadinya muram kembali ceria, Ia kira, Tiara tak ingin menghabiskan waktu dengannya. 

"Aca mau banget, teteh cepat sembuh ya!" 

kedua gadis itu berpelukan, lebih tepatnya, Tasya yang langsung memeluk tubuh Tiara yang sejajar dengannya. Tiara tak ingin membuat gadis kecil ini kecewa, ia membalas pelukan itu dengan mengusap punggungnya. Ah rasanya ia jadi teringat saat dulu ia seusia Tasya, yang selalu mendapat pelukan hangat dari sahabatnya.

Mereka terlalu asyik berpelukan, sampai tak sadar bahwa seseorang memotretnya. Tanpa mereka sadari juga, semua mata yang ada dirumah tersebut tertuju pada kegiatan mereka berdua. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah Tak BerujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang