"keadaan pasien sangatlah buruk.. luka yang di alaminya sangatlah parah, apalagi tertusuk oleh benda yang sudah berkarat, kemungkinan pisau yang sudah berkarat di tusukkan tepat di bagian di bagian paru parunya" jelas dokter (Yang ngelakuin mungkin salah sasaran aeokawok)
"Astaghfirullahhal'azim.. tapi apakah anak saya bisa selamat dok?" Tanya Inne
"InShaaAllah atas kehendak Allah pasti anak ibu dan bapak akan Baik baik saja karena dia anak yang kuat" jawab dokter itu
"Tetapi untuk saat ini keadaannya koma, mungkin sampai berbulan bulan dia tidak sadarkan diri" lanjut dokter itu
"Astaghfirullahhal'azim.. tapi anak saya akan membuka matanya kembali kan dok?" Tanya inne
"InShaaAllah Bu" Jawab dokter itu
"Apakah kami boleh menjenguknya?" Tanya Ananda
"Boleh, maksimal 3 orang dan tidak boleh lebih.. karena takut mengganggu istirahat pasien" Jawab dokter itu
"Baik dok terimakasih" kata Ananda dan Inne
Dokter itu pun pergi, kini Ananda dan Inne masuk ke ruangan Alwi
"Alwi sayang" kata inne mengusap rambut hitam pekat milih putra bungsunya
"Alwi.. Alwi sayang,, Alwi yang kuat ya.. jangan tinggalin bunda, bunda gak bisa hidup tanpa Alwi, Alwi harus nemenin bunda sampe bunda punya cucu ya" kata inne terus menciumi tangan Alwi yang kini tertancap infus
"Alwi sayang.. jagoan ayah, yang kuat ya,, jangan tinggalin ayah dan bunda serta kakak kakak kamu.. Alwi tau kan kalo kita semua sayang banget sama Alwi" kata Ananda mencium pipi Alwi walau kini terdapat alat bantu pernapasan untuk Alwi
"Alwi.. Alwi katanya mau jalan-jalan sama bunda dan ayah.. boleh kok, nanti kita liburan sama sama, tapi Alwi bangun ya.. jangan tidur mulu" kata Inne
Inne dan Ananda terus mengajak Alwi berbicara walau tak ada jawaban dari sang empu yang kini masih setia menutup matanya
Tak lama kemudian mereka bergantian dengan Aji, Ridho, dan Tammy.
"Alwi" kata mereka bertiga lirih
Mereka pun mendekati brankar Alwi dan mencoba untuk menguatkan Alwi dan mengajak Alwi berbicara
"Alwi.. Adek kakak yang paling ganteng, bangun yuk.. masa Alwi tega liat kakak nangis,, ayo dong buka matanya,, hikss" kata Tammy memegang tangan Alwi yang tertancap jarum infus
"Hey! Anak kuat kok gak bangun bangun?! Ayo dong bangun!! Kita semua disini akan setia menunggumu sadar" kata Aji sembali menciumi kening Alwi
"Alwi jahat! Alwi gak nepatin janji Alwi, katanya Alwi bisa jaga diri baik baik, tapi nyatanya enggak tuh! Justru sekarang Alwi malah dalam kondisi tidak baik baik aja!! Alwi bohong sama abang!" kata Ridho
"Alwi.. mas tau kamu bisa denger suara mas, ayo dong buka matanya.. Alwi gak kangen sama kita? Tega liat kita nangis kayak gini?!" Kata Aji
Mereka semua saling bergantian mengajak Alwi mengobrol walau tak ada jawaban dari sang empu yang kini masih nyaman dengan tidurnya.
Aji, Ridho dan tammy kini keluar dari ruangan Alwi dan kembali bersama Ananda dan inne yang duduk di tempat duduk yang sudah disiapkan.
"Gimana ji, dho, tam? Ada pergerakan gak dari Alwi?" Tanya Inne
"Enggak bun.. maaf" kata Aji menunduk
"Ayah.. gimana nih,,, bunda takut, bunda takut Alwi menutup matanya untuk selama lamanya.. hiks" kata Inne memeluk tubuh Ananda
"Bunda,, bunda jangan gitu.. bunda berdo'a aja agar Alwi bisa siuman dan sembuh, dan bisa berkumpul lagi dengan kita" kata Ananda mencoba menguatkan Inne dan lainnya
"Iya yah.. bunda akan selalu berdo'a untuk kesembuhan Alwi" kata Inne menghapus air matanya.
Bersambung...
Hufttt... Pendek-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Family team [END]✓
Боевик"Ehh bun.. bentar" kata Alwi "Iya.. kenapa?" Tanya inne "Al-Qur'an Alwi mana?" Tanya Alwi "Ada di tas bunda, mau hafalan?" Tanya inne "Iya Bun, bentar lagi khatam juga" Jawab Alwi "Emang udah sampai jus berapa?" Tanya inne "Udah sampe jus 29" Jawab...