Tap
Tap
Tap
Ceklek
Tap
Tap
Plak.
Ridho merasakan panas di pipinya akibat tamparan dari seseorang, dia menengok mendapati sang kakak yang menatapnya tajam.
"Lo gak pantes di sebut Abang! Lo udah berkali kali gak becus jagain Alwi!! Dan Lo yang selalu ceroboh dan berakhir membuat Alwi masuk ke rumah sakit."
"Iya.. Ridho tau, memang Ridho gak pantes di sebut Abang dan gak pantes jadi seorang Abang,, tapi Ridho juga gak tau.. karena semua takdir sudah di atur Sam yang di atas"
Plak.
"Gak usah sok sok an bilang takdir!"
Tammy yang sedari tadi tidur di samping Alwi kini terbangun karena mendengar suara kedua abangnya yang beradu mulut dan tangan.
Tammy yang melihat Ridho akan mendapatkan tamparan lagi kini menghampiri mereka dan berdiri di depan Ridho.
Plak.
Panas, itu yang Tammy rasakan, tidak dengan hatinya yang hancur karena melihat kedua abangnya saling menyalahkan di tambah Alwi yang masih belum sadarkan diri karena Alwi dinyatakan koma.
Bulak balik rumah sakit Mulu ye..🥵
"Tammy!"
"Apa?! Kak Aji mau nampar bang Ridho lagi? Kalo bang Ridho di tampar, Tammy juga.. karena Tammy juga bersalah disini" Tammy menunduk menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca, ia tak mau kedua abangnya melihatnya rapuh.
"Kak Aji gak bakal nyalahin kamu, karena kamu gak salah, yang salah itu dia" kata Aji menunjuk Ridho yang diam dengan ekspresi datar.
"Hahaha lucu.. lucu banget, disaat kayak gini kak Aji malah mentingin hal sepele kayak gini? Seharusnya dari dulu tuh ya kak Aji yang di salahin bukan bang Ridho, ngaku deh kak.. kakak kan yang udah rencanain ini semua?!!" Kata Tammy menatap tajam wajah Aji.
Aji yang menatap kedua mata Tammy membuatnya sesak, kaca itu sudah hancur saat ia melihat ke mata indah milik adik perempuan satu satunya.
"Bukan.. kak Aji cum--"
"Ingin bukti?" Kata Tammy tersenyum miring menatap sinis Aji.
Tanpa menunggu jawaban ia mengambil ponsel serta video CCTV yang ia dapatkan beberapa hari yang lalu dimana Aji berencana menuangkan racun ke minuman Alwi dan lainnya.
"Hahaha gak,, gue gak pernah lakuin itu tau gak?! Lo jangan fitnah!!" Aji melotot saat hal yang ia lakukan saat itu di temukan oleh adik kesayangannya, Tammy.
"Fitnah?! Kakak tau gak sih mana fitnah dan mana yang bukan? Kakak yang udah kaplak udah gede gak tau haha"
--
Aji mulai membenci Alwi karena Alwi selalu mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari keluarganya, sedangkan ia hanya di anggap angin saat dirinya sakit.
Saat dimana Alwi sakit dan ia juga sakit, tapi keluarganya sibuk menjaga Alwi karena Alwi rewel saat sakit, sedangkan dia hanya di rawat oleh maid yang di suruh oleh ayahnya.
Rasa benci itu tumbuh di saat kedua orangtuanya sibuk menjaga Alwi, sedangkan dirinya seperti di buang dan tidak di anggap.
Dan setelah Alwi dinyatakan memiliki penyakit anemia membuatnya bertambah benci karena pasti kasih sayang keluarganya akan berpindah kepada Alwi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Family team [END]✓
Aksi"Ehh bun.. bentar" kata Alwi "Iya.. kenapa?" Tanya inne "Al-Qur'an Alwi mana?" Tanya Alwi "Ada di tas bunda, mau hafalan?" Tanya inne "Iya Bun, bentar lagi khatam juga" Jawab Alwi "Emang udah sampai jus berapa?" Tanya inne "Udah sampe jus 29" Jawab...