Keputusan Bulat

8 2 1
                                    

Saat ini aku berhadapan dengan komputer yang menyambutku dengan tulisan "SELAMAT DATANG DI PPDB"

Dengan keputusanku yang bulat sudah melewati rapat keluarga,

Aku mulai mengisi semua folmulir hanya satu folmulir yang aku kosongkan, saat bimbang melanda kebingunganku kembali, tiba-tiba orang di sampingku menyentuh tanganku, padahal jarak menjaku dengannya lumayan jauh, aku mengalihkan pandangan dari komputer ke orang yang sedari tadi menyentuh nyentuh tanganku

"Iya ada apa" ucapku pada wanita bermata sipit yang memakai jerudung segi empat aku lihat penampilannya seperti santri sangat syar'i

"Aku gk bisa komputer" ucapnya setengah berbisik dengan raut wajah yang panik

Aku mengerutkan dahi tambah bingung, bukannya kemarin sudah pendaftaran ya, kan caranya sama pikirku "sama kaya kemarin" jawabku setengah berbisik

"Aku baru daftar hari ini"

Lalu aku menyebutkan step by step pendaftaran, aku tidak keberatan sama sekali,

Setelah selesai aku mulai fokus dengan komputerku kembali, saat aku mulai berfikir tiba-tiba ada yang menepuk pundaku

"Ehh ehh" katanya sambil menepuk pundaku, spontan aku menoleh seraya bilang 'iya ada apa?'

"Bantuin ini gimana lagi" ucapnya dengan wajah panik wanita yang memakai kerudung segi empat di sangkutkan ke pundaknya

Lantas aku menuntunnya, ternyata aku daftar ulang dengan calon siswa/i yang memiliki nomor pendaftaran 800an

Sedikit ngobrol dengan mereka

"Kamu pilih jurusan apa" tanya perempuan syari tadi

"Kimia" ucapku   asal

"Wahh hebat pasti pinter banget kamu"

Aku tersenyum, lebih tepatnya senyum getir, Hati hecilku mengejek ketika dia bilang aku pinter

"Ohh kamu masuk juga? Pantesan tadi kamu hasut aku buat masuk Kimia" ucap Perempuan dibelakangku

Benar saat aku menuntunnya, sekalian aku menuntunnya, menuntun ke gerbang neraka, menyuruhnya masuk kimia, tapi itu gk sepenuhnya salahku, karena dia juga setuju aja

"Kenalin aku Fani" ucap perempuan berkerudung syari itu

"Oh iya aku Husti" sambung perempuan dibelakangku

Kami sibuk berbincang bincang mengenai sekolah ini, kehidupan saat SMP sampai kehidupan saat ini, kami seperti teman lama

Tak lama kemuduan pengawas datang saat aku menuntun teman dibelakangku sampai garis finish

"10 menit lagi ya" ucap pengawas diambang pintu

Banyak yang panik tapi aku tidak, pikiran yang dilanda kebingungan, kegalauan untuk memilih jurusan

"Eh maaf 3 menit lagi, jam saya ngaco segera selesikan ya" ucapnya lagi dengan tenang yang bikin semua panik, akupun panik

Akhirnya aku memutuskan untuk mengklik Jurusan Kimia Analis

3 years of my real lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang