Hitam, Penjelasan

15 2 1
                                    

"Mau ngomong" ucap salah satu pria berbadan tinggi

Aku meresponnya hanya dengan menaikan alis seolah bertanya "apa?"

Yaa suasana sepi sangat sepi, karena itu suasana pulang sekolah dan aku dikelas lagi piket

"Albi punya salah apa sama lu" wajahnya dengan tak biasa

Aku menarik nafas dan menghembuskannya lagi
"Masalahnya apa sama kalian?"aku tidak menjawab tapi kembali bertanya dan mencoba tenang

"Dia sakit gara gara lu, lu tau diri dikit jadi cewek jangan suka jual mahal!" Ucap teman yang satunya lagi

WHAT JUAL MAHAL?!
Saat ini aku berdiri di sayap kiri tangga Y

Aku melemparkan sapu yang kupegang ke pojok tembok, aku ingat betul ekspresi wajahku sangat tenang, padahal kalau kejadian itu sekarang mungkin aku akan berkoar menjelaskan sebenarnya

"Hubungan gua sama dia yang sakit dimana?" Aku bertanya

"Cukup lu tau, Albi sama cewe gk pernah main-main" ucap lelaki berbadan tinggi

Aku ingin tertawa kencang mendengar ucapannya, namun aku urungkan niat tersebut

"Gk ada yang penting lagi kan? Mau rapat paskibra nih"  ucapku sembari melihat jam

jika diingat aku geli mengingat saat itu dengan gayaku yang songong tapi puas membuat tidak hanya dia yang menyesal tapi kedua temannyapun yang sudah mengataiku kasar

Haripun berlalu Albi masih mengirim pesan singkat
"Selamat pagi kapten 🌷"
"Selamat siang"
"Semangat paskibranya"
"Udah makan?"
"Pulang sama siapa? Gua denger gk bawa motor ya?"

Kurang lebih seperti itu namun tak pernahku respon semua pesannya
Jahat ya?
Saat pulang aku memutuskan untuk naik ojek, aku berjalan sambil memandangi kantin yang seperti penjara, suara motor berhenti di sampingku

"Meyy kamu kenapa sih? Aku bingung tiba-tiba kaya gini"

Aku meresponnya dengan senyum topeng andalanku, "kita bahas di chat aja" ucapku seraya menunduk

"Oke, aku anterin"

Aku langsung menggelengkan kepala

"Ojek udh gk ada, bentar lagi jam 6" ucapnya mencoba memaksaku agar ikut dengannya, aku tidak mau

Sepertinya semesta berpihak padaku, aku melihat Palu teman paskibraku

"Pall pulanggg" rengeku, palu berhenti, dia emang tipikal orang yang pendiam tapi menyebalkan, namun dia berperan penting saat itu

"Ehh gpp Meyy sama gua"

Tanpa banyak omong aku menaiki motor Palu, aku tidak ingin melihat raut wajahnya saat aku menaiki motor Palu, tak sengaja aku lihat sekilas dia tertunduk

____________________

Whatsapp

"Assalamualaikum? Udah sholat?"

"Udah" aku sengaja tidak membalas salam dengan ketikan karena aku rasa dengan ucapan sudah cukup

"Jelasin kenapa jadi gini"

Aku menundanya untuk membalas, jujur aku bingung aku tak ingin mengatakan yang sebenarnya, itu akan menyakitinya begitupun menyakitiku

"Bi, aku pernah bilang fokus belajar dulu ya" ucapku yang kehabisan aka

"Tapi kenapa segininya? Chat gk lu bales, tlpn gk diangkat, jangan bikin gua kepikiran"

"Segitunya ya?" Responku

"Iyalah, jangan labil geh, sifat SMP jangan dibawa bawa, lu udah dewasa"

"Maaf bi aku emang gini, masih labil, kekanak kanakan, klo mau nyari yang dewasa mungkin pacar kamu lebih dewasa dari aku" 

"Apa maksud kamu!"

"Udah deh bi gk usah di perjelas, udah jelas, gk usah di perpanjang, pacar kamu yang labrak aku langsung😂" aku sengaja memakai emot ketawa ngakak agar lebih rileks, iya rileks hanya berlaku untukku tapi tegang untuknya

Kamipun berdebat adu mulut, dia bilang bahwa dia sudah putus, tapi aku tidak percaya karena bukan hanya satu perempuan yang dia dekati melainkan banyak

Dulu temanku yang juga pacarnya dia menegurku
"Meyy, lu dkt sama Albi?"
Lalu aku menjawab tidak, karena aku tau dari awal dia adalah pacarnya

"Ini chatannya" ucapnya memberikan hp yang menampilkan SSan chat aku dan Albi, namun aku luruskan

"Tolong kamu harus bijak, liat siapa yang berlebihan dan yang biasa saja" ucapku, jelas jelas di chatan itu Albi yang banyak mengirimiku emot love and the geng, emot bungan dengan kawan kawannya, dan aku merespon dengan singkat sangat singkat

Diapun sempat tidak percaya padaku, kami berdebat, sampai bermusuhan 1 hari, lalu besoknya dia yang minta maaf karena dia pun di selingkuhi Albi,

Aku juga pernah di tegur beberapa perempuan yang mengancam aku untuk tidak dekat-dekat dengan Albi,

Beberapa bulan setelahnya Albi menanyai kabarku lewat teman dekatku, dan teman dekatku malah berpihak pada Albi, selama ini aku memendam semua masalah karena aku tidak ingin membuatnya menjadi rumit, upayaku berhasil, masalah tidak menjadi semakin rumit namun luka yang ku topang semakin sakit,

Aku yang tak tau apa-apa menjadi korban dalam masalah ini, satu kelas dia tau ada yang memihak padaku dan ada yang memihak padanya, aku tak ambil pusing, dengan masalahku bersama kedua temannya yang menyebutku dengan segala julukan dari binatang sampai perkataan paling buruk, PACAR-PACARnya yang sempat menegurku, atau dirinya yang sampai saat ini tidak bisa melupakanku?

Pelajaran yang sangat berharga,

Terima kasih Albi ketika kau akan menjadikanku korban tapi malah kau yang menjadi korban, maaf Albi aku tidak bermaksud, namun Mawar tidak akan rela dipatahkan batangnya hanya untuk kesenangan semata,  jujur sebenarnya aku mulai mencintaimu maka dari itu aku mulai mencari siapa dirimu, ternyata kau bukan yang baik

Kau masuk dalam catatan hitamku

3 years of my real lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang