Ditolong Kating Kimia

7 2 1
                                    

2 hari yang lalu aku mendaftar dan memilih jurusan Kimia, tapi sampai saat ini namaku masih belum ada di passing grade

Temanku Salwa dia juga masuk jurusan Kimia Analis tapi sayangnya namanya sudah zona merah dia menangis, bagamana dengan Monica? Monica namanya juga sudah berada di urutan 200 lebih sedangkan TKJ kuotanya hanya 108 saja, mereka menagis pulang kerumah dan balik lagi ke sekolah bersama orang tua untuk cabut berkas pendaftaran dan segera mencari sekolah baru

Aku sendirian

Saat aku menyapa Salwa, Monica dan Raja mereka mengabaikanku, aku paham mereka sedih, hanya Raja yang bilang "Semangat Mel kamu pasti keterima, aku nyari sekolah dulu ya" ucap Raja dengan senyum tipis dibelakangnya terdapat Ibunya yang memegang Map Merah,  kata itu menyayat hatiku, jika Raja perempuan aku ingin memeluknya menangis sekencang-kencangnya, ini mungkin terlalu lebay tapi seperti itulah perasaanku saat itu, melihat kepegian mereka dengan orang tuanya memegang Map berkas pendaftaran

Aku kira pendaftaran SMK tidak akan sesedih ini, bahkan dari awal pendaftaran aku melihat banyak orang tua yang menemani anaknya di mobil, diatas motor, tiduran di koridor dekat rak sepatu menunggu anaknya keluar daftar, rela mengantri dari sebelum subuh, dan sekarang aku seorang diri, tidak ada yang peduli, teman teman SMP ku tidak ada mereka juga sibuk

Saat aku duduk, merenungkan betapa malangnya aku luntang lantung mencari sesuatu yang sebenarnya tidak ada yang perlu dicari, saat banyaknya murid membawa scanan kertas verifikasi pendaftaran, aku diam

Tiba-tiba ada yang menyapaku "eh kamu sendirian aja"

Aku tersadar dari lamunanku "iya ka" spontan berdiri dan menyalami seorang perempuan seangkatan dengan sodaraku yang atlit tenis meja, yaa dia katingku kami selisih 3 tahun,

Perempuan berkacamata, kulit putih bersih, tidak terlalu tinggi, aku mengenalnya karena dia alumni SMP ku, Juara 1 lomba Kimia alumni Jurusan Kimia sekolah ini, yang sekarang kuliah di jurusan Teknik Sipil PTN, sekaligus Kakak dari temanku yaitu Syahri, tapi syahri tidak menyapaku dia memang biasa begitu ketika bertemu diluar seolah-olah gk kenal, padahal satu kubu SMP denganku, dia pintar selalu rank 1-2 besar tapi lebih pintar kakaknya

"Kamu kenapa sendirian?" Tanyanya

Aku menceritakan dari awal pendaftaran samapi saat ini ditinggal teman cabut berkas

"Oh nama kamu gk muncul di passing grade yaa?" Aku mengangguk

"Yaudah ikut kakak" ucapnya

Aku membuntuti kakak itu aku menyebutnya kak Malia, memasuki Lab komoputer dan menghampiri ruang khusus oprator, syahri tidak ikut dia memilih menunggu diluar

Kak malia bersalaman dengan salah satu oprator, begitupun aku, dia menjelaskan detail masalah yang ku alami saat ini tanpa sekatapun yang terlewatkan

Lalu oprator itu memanggilku "Lia sodaramu cantik juga" aku tertegun bukan karena pujiannya tapi karena kata 'sodaramu' aku bukanlah sodaranya, aku memilih diam dan tersenyum simpul

"Iya pak keluarga saya emang cantik cantik" tambah kak malia, aku berfikir mungkin ini politik nya

Oprator itu menanyai berkas berkas yang aku bawa sedikit mewawancarai mengenai berkas

"Oke selesai coba liat passing gradenya" ucap oprator itu

Aku langsung membuka layar hp ku lalu masuk ke web passing grade

"Alhamdulillah urutan 24 Zona hijau"

Kami pun keluar dari ruang oprator itu dengan wajah yang sama sama sumringah bahagia

"Kakak tadi ikut degdegan" ucapnya dengan senyuman lega

"Apa lagi aku ka"

"Maaf ya tadi aku nyebut kamu sodara" ucao ka malia

"Oh prihal itu gk masalah ka, malah aku berterima kasih banyak atas bantuan kakak, yang mungkin gk bakal aku lupakan" ucapku

"Terima kasih ka Malia"

3 years of my real lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang