13|| Mora Stres

1.1K 87 31
                                    

Ketika melihat ibu dari anaknya mulai stres

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika melihat ibu dari anaknya mulai stres. Haha.

.

.



Kondisi kejiwaan perempuan hamil.

Klik di pencarian, dalam beberapa detik Kai sudah menemukan jawaban. Beberapa artikel yang berkaitan stres saat hamil, Kai baca dengan saksama.

Ksimpulannya, kondisi kejiwaan perempuan hamil bisa macam-macam. Ada yang merasa bahagia karena akan segera menyandang status baru sebagai seorang ibu. Tapi, tidak tidak jarang juga beberapa wanita mengalami kondisi stres. Hal ini diakibatkan perubahan hormon dan fisik dalam tubuhnya.

Apabila perempuan hamil mengalami stres pasangan-- dalam hal ini suami--seharusnya bisa melakukan hal-hal yang membuat si calon ibu lebih bahagia. Karena kondisi kejiwaan ibu sangat berpengaruh pada janin. Detak jantung bayi bisa tidak stabil saat ibu stres.

Sikap yang selalu ditunjukkan Mora, apa mungkin karena stres karena tiba-tiba dihamili oleh orang asing?

¤♥¤

"

Loh, kamu tumben ikut berangkat pagi barengan sama Mas Raka?"

More cuma memicing ketika kakaknya tengah sibuk memakai sepatu. Dia lupa apa, semalam Mora cerita soal si anak konglomerat itu yang kemarin tiba-tiba muncul di depan pagar. Segala ajak naik mobil bareng dia, mana maksa. Terus itu susu ibu hamil dua kaleng besar masih nyangkut di motor.

"Temen Mas Raka ada yang udah nikah, 'kan?"

"Banyak," jawab Raka.

"Bawa sana susu yang ada di motor."

"Ya, kalau kamu nggak mau, pulangin aja ke orangnya."

"Dikira gampang apa urusan sama kunyuk satu itu."

Dipikir-pikir, sayang juga kalau dikembalikan  lagi ke dia. Kai laki-laki, mana mungkin susunya dia minum. Bisa jadi bekicot pula. Lagian, Kai mahasiswa kaya raya--agak-agak kebanyakan duit jadi otaknya agak kurang seperempat-- duit susu segitu bukan masalah, pasti.

"Dia ganteng loh, Mo. Mas Raka dengar dari Kara dia  dia termasuk cowok yang paling diuber-uber sama cewek satu kampus."

Oh Tuhan, Mora merotasi mata. Di sini dia mau bercerita soal betapa jatuh cintanya Mora pada Orion. Lelaki yang yang memiliki wajah tampan, manis, wibawa kalau bicara, dan juga bukan keluarga sembarangan. Ditambah dia kelihatan seperti manusia normal pada umumnya.

Kai?

Secara manusiawi Mora tidak munafik kalau Kaisar ganteng. Masalahnya;

Satu, Mora sudah terlanjur suka Orion. Dilihat dari sisi mana pun, tetap Orion lebih baik bagi Mora.

Dua, sebagai kandidat calon bapak masa depan terbaik, Orion memegang point jauh lebih banyak.

Tiga, masih ada harapan bagi Mora untuk bisa dicintai Orion sebagai wanita normal. Berbeda dengan Kai yang mengejar dia karena saking dungunya kena prank Raka.

"Udahlah jangan ngurusin masalah cowok-cowok di sekitar aku. Tuh!" Mora menunjuk cangkir teh yang masih ada isinya sekitar tiga perempat di meja makan. "Habisin teh yang udah aku bikin. Harga gula mahal, ya. Jangan mubazir."

"Astagfirullah. Iya, Mo." Raka rasa-rasanya sejak Mora Makin dewasa ini lebih mirip emak-emak ketimbang adik.

¤♥¤

Mora keluar berbarengan dengan Raka. Dengan begini, mana mungkin Kai berani ganggu. Pasti kakaknya akan jadi tameng, dong. Baru juga mau tertawa dalam hati, pas Raka buka pagar, kunyuk versi Mora sudah muncul batang hidungnya.

Eits! Tenang, Raka pasti bisa jaga adiknya. Sebagai kakak yang merasa adiknya diganggu, Raka tegur Kai.

"Kamu ngapain datang lagi ke sini?"

Kai memiringkan kepala sedikit menatap Mora yang secara tidak langsung sedang sembunyi di balik punggung Raka, baru menatap lawan bicaranya.

"Kamu pasti kakak yang sibuk banget, sampai nggak merhatiin kelakuan adik kamu."

"Hah?" Raka agak tercengang.

"Kemarin dia lari-lari di koridor kampus, bawa motor sembarangan, terus kebut-kebutan. Berapa kali dia berada dalam keadaan bahaya kayak gitu,. Kamu nggak tau, kan?"

Mora mendelik.

Raka langsung balik badan memelototi adiknya.

Kok, kondisinya terbalik, sih? Rasanya malah Mora yang lagi di sidang sama mereka berdua.

"Bukan gitu loh, Mas--"

"Ambil ini!" Kai membuat Raka dan Mora sama-sama terbengong ketika dia dengan percaya dirinya memberikan satu buket besar bunga pada Mora.

"Bunga?" Raka keheranan.

"Ambil bunga ini supaya mood kamu lebih baik. Saya nggak mau selama masa kehamilan kamu jadi stres."

Darah tinggi ini Mora lama-lama. Tadinya dia berharap Raka bisa sedikit  menolong, tapi dia malah kebanyakan bengong. Dasar kakak tidak berguna!

"Kamu bisa bilang ke saya, apa apa aja yang kamu mau untuk mengurangi Stres selama masa kehamilan. Apa pun itu, saya kasih."

Bener-bener ya ini bocah tololnya tidak ketulungan!

Kai dengan percaya dirinya menggeser Raka yang dari tadi  jadi penghalang antara dia dan Mora.

"Kamu jangan takut saya nggak tanggung jawab. Sementara ini dulu, sampai nanti saya coba untuk ngobrol ini dengan keluarga."

Mora tertawa pahit.

"Hah, hamil ya?"

Raka mulai merasakan ada aura kengerian di sini.

Mora ambil bunga yang diberikan Kai. Hampir saja  dia tersenyum tiba-tiba Mora marah bertingkah kayak orang kesurupan.

"Nih hamil, hah!" Mora sabet berkali bunga ke perutnya terus-menerus sampai rontok semua dari buket.

"Ya ampun, Mo!" Raka terkejut melihat kelakuan adiknya.

Bukan cuma itu saja, Mora sekarang lompat-lompat.

Kaisar masih bengong.

"Mo, stop!" Lama-lama Raka yang takut adiknya beneran stres.

Mora melirik Kai, baguslah dia tudak beraksi apa-apa. Mikir juga kali dia mau sama perempuan edan. Untung pas begini tidak di depan Orion.

Raka berusaha menghentikan aksi lompat-lompat Mora yang makin ekstrem.

"Apanya yang berhenti, ini sih belum seberapa ya!" Dengan napas terengah-engah Mora berbicara. "Besok aku bakalan bawa motor sambil main gitar!"

Raka dan Kai meski tidak mengungkapkan langsung, keduanya punya pikiran yang sama.

MORA LAGI STRES!



.

Komen, kuy.

Semoga bisa bikin mood bagus yaaa

Sexy RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang