15||Sesuai Mau Kamu, Mo

1.3K 79 35
                                    

Ketika membatiñ, 'Oh gitu doang'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika membatiñ, 'Oh gitu doang'.

¤♥¤

Sampai juga di rumah. Mora kira, Kai tidak bisa bawa motor. Habisnya, setahu dia si anak sultan satu ini diantar jemput ke mana-mana.

Mota turun dari motor, segera dia minta Kai untuk bergeser dari tempatnya.

Kai turun.

"Sana pulang!" Mora mengusir.

"Ummh." Kai mengangguk pelan.

'Kan, ya, sikap dia yang selalu santai dan tenang meski sudah dimarah-marah dan dimaki membuat Mora jadi tidak enak. Berasa dia kayak kejam banget ke lelaki baik-baik. Habis, lelaki baik-baiknya EROR.

Mora mau buka pintu pagar.

"Minggir!" Kai menggesernya. "Biar saya yang bukain."

Beneran Kai yang membukakan pagar untuk Mora. Mimpi apa ini semalam, anak sultan bukain pagar buat rakyat jelata. Mora sampai jadi kikuk dibuatnya.

Kai menepuk tepuk tangan setelah dia membuka pagar. Mora jadi mikir, jangan jangan pagarnya banyak debu.

Kenapa Kai belum pergi juga? 'Kan, ada yang gawat, nih. Mora jadi salah tingkah, sampai harus garuk-garuk kepala.

"Mo ...."

Lama-lama panggilan 'Mo' dari Kai, kok jadi enak didengar?  Mora sampai telan-telan ludah. Mulai panik. Jangan bilang, malam ini Kai ajak nikah. Tapi ...emh, dia memang ganteng banget. Mana tajir, baik, perhatian. Sama saja ketiban rezeki nomplok kalau nikah sama dia.

Jangan gila, Mo!

Mora geleng-geleng sendiri. Ingat masa depan yang lebih gemilang bersama bapak dari anak-anak yang waras. Ingat tentang cita-cita setahun lalu untuk mimpi bersanding dengan Orion. Lagian ini cuma salah paham sementara.

"Aku mau bilang, kalau ...."

Deg-degan Mora.

Jangan, jangan melamar please. Nanti nggak kuat hati nolaknya.

"Ganti motor, gih."

"Hah!" Sialan si Kai. Kirain mau bilang apa, malah suruh ganti motor. Dikira gampang?

"Motornya udah nggak enak dipakai. Kamu pasti jarang cek service ke bengkel, makanya nggak layak dipakai."

Mora mendengkus. "Ya udah, aku tukar dengan sepeda sepeda roda tiga!" Sembarangan dia menghina salah satu aset kerja Mora untuk cari duit.

"Besok aku beliin. Mau warna apa?"

"Polkadot!"

"Saya cari."

Ampun Tuhan, dia benern ogeb. Mana ada motor polkadot.

"Dah, sana pulang!" usir Mora lagi. "Tuh, sopir kamu udah nunggu."

Sexy RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang