Hallo guys👋🏼
Gimana hari ini?
Kalian baca cerita aku jam berapa?
Lagi sibuk apa nih?
Vano❤️
Happy Reading🎉
••VKFM••
Bel pulang sudah berbunyi. Semua murid-murid sudah berhamburan keluar kelas untuk kembali kerumah atau pergi bersama teman-teman. Vano dan yang lain juga sudah berada di parkiran, kecuali Gian, katanya ia ingin ke toilet dulu dan yang lain disuruh tunggu di parkiran.
"Vanooo!!" Teriak seseorang dari ujung koridor. Vano yang namanya di panggil pun langsung memalingkan wajahnya ke arah koridor sekolah, yang lain juga.
Disana ada Gian yang sedang berlari menuju parkiran.
"Apa?" Tanya Vano saat Gian sudah ada di depannya.
"Bentar." Ujar Gian sambil mengatur nafasnya karna berlari tadi, ia berlari dari toilet hingga koridor dan kembali berlari dari koridor sampai parkiran.
"Kenapa si Lo?" Tanya Difa yang sudah penasaran, karna Gian berlari seperti sedang di kejar-kejar setan.
Setelah nafasnya sudah kembali normal, Gian langsung menatap Vano dengan senyuman lebarnya.
"Dih ih lu ngapa dah?" Tanya Difa bergidik ngeri karna melihat Gian yang tiba-tiba tersenyum lebar.
"Gue mau kerumah lo ya." Ujar Gian masih dengan senyum lebarnya.
"Mau ngapain Lo?" Bukan bukan Vano yang bertanya tapi Zafran.
"Ya, orang mau main emang kaga boleh apa!" Ujar Gian sedikit ngegas.
"Ya, tumben aja gitu." Balas Zafran menggaruk kepalanya.
"Hehe, sebenernya gue mau numpang makan." Ujar Gian cengengesan sambil menggaruk tengkuknya.
"Rumah gue bukan rumah makan." Balas Vano datar.
"Tau, kaya dirumah lo ga ada makanan aja." Ujar Difa menatap Gian aneh.
"Emang ga ada. Nyokap gue ikut bokap gue ke Singapura, biasalah bisnis." Ujar Gian menjelaskan.
"Lah, kan dirumah Lo ada mbak Anih, minta aja masakin." Balas Difa bingung, karna yang ia tau, di rumah Gian itu, yang masak semua makanan kalo ga ada nyokapnya itu adalah mbak Anih, asisten rumah tangganya.
"Mbak Anih juga pulang kampung, Anaknya sakit. Baru balik seminggu lagi." Jelas Gian dengan wajah so memelasnya.
"Yaudah boleh." Ujar Ana memotong ucapan Vano yang ingin berbicara.
Vano menatap Ana, dan Ana mengangguk tanda tidak apa-apa.
"Ah gila Ana baik banget dehh." Ujar Gian lebay ingin memeluk Ana, dan dengan sigap Vano langsung melindungi Ana. Alhasil Vano lah yang Gian peluk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vano&Ana
Teen Fiction'Di Jodohkan.' Apa yang ada di pikiran kalian jika mendengar kata 'dijodohkan'? Apa lagi saat masih SMA. Menyangkut masa depan? Tidak bebas? Atau tidak laku? Ya itu mungkin yang akan difikirkan oleh orang-orang yang 'dijodohkan' oleh orang tua merek...