Haii guys👋🏼
Oh ya, jika kalian pembaca setia aku dan kalian itu bukan Silent Reader, tolong Vote, komen dan Follow me (bagi yang belum), karna itu membuktikan kalau kalian itu bukan Silent Reader dan pembaca setia aku🤗
Thank you💜
Happy Reading🎉
••VKFM••
Hari sudah makin larut, waktu terus berjalan, siang sudah berganti menjadi senja. Tapi itu tidak membuat kelima gadis ini untuk segera pulang dan beristirahat di rumah, emm mungkin hanya empat karna salah satu dari mereka sudah lelah mengelilingi hampir seluruh Mall yang sedang mereka singgah ini.
"Pulang yu." Ajak Ana, mungkin ini kata yang kesekian yang sudah Ana ucapkan tapi tetap tak digubris oleh Sahabatnya itu.
"Makan dulu yu, gue laper." Ucap Vallen di angguki oleh yang lain dan mengabaikan ucapan Ana.
"Aku mau pulang." Ucap Ana lagi, dengan wajah yang sudah lelah.
"Iya, abis makan kita pulang." Kata Reva, ia kasihan melihat wajah lelah Ana.
Ana hanya bisa menghela nafasnya, ia sudah cukup lelah untuk berjalan-jalan dengan sahabatnya itu. Kakinya udah tak lagi bisa untuk di ajak berjalan, sungguh ia tidak pernah ke mall sampai selama ini.
Biasanya ia hanya mencari barang yang ia butuhkan, terus ke Gramedia untuk membeli beberapa novel, dan setelah itu pulang, tidak selama ini. Mereka pergi dari jam pulang sekolah dan sejarang bahkan sudah hampir makan malam, tapi mereka seperti tak ada niatan untuk pulang.
Akhirnya mereka berjalan menuju restoran sebelum mereka pulang. Tetapi belum mereka sampai di restoran tiba-tiba saja, Ana jatuh terduduk. Ia merasa kakinya sudah tak dapat lagi menopang tubuhnya.
"Ehhh!!" Kaget Reva yang berada di sebelah Ana dan melihat Ana sudah jatuh terduduk di tantai mall.
"Lo kenapa?" Tanya Vallen mendekati Ana yang sudah duduk di lantai mall.
"Cape." Lirih Ana pelan sambil menunduk.
"Yaudah yu duduk disitu." Ajak Tara sambil merangkul tangan Ana di bahunya. Karna mereka sudah menjadi pusat perhatian.
"Lo cape banget ya?" Tanya Vallen dengan wajah bersalah.
"Maaf ya." Ucap Vallen pelan.
"Iya, gak papa kok." Balas Ana sambil tersenyum tulus.
"Telpon Vano aja deh, dari pada nanti lo pingsan." Ujar Caca.
"Ehh gak usah." Cegah Ana cepat.
"Aku gak papa kok." Lanjutnya.
"Gue baru inget Kitakan belum makan dari kita pulang sekolah. Pasti lo cape karna belum makan ya?." Tanya Tara.
"Iya tuh, pasti gara-gara kita terlalau excited ngeliat diskonan jadi lupa buat makan." Lanjut Vallen heboh.
"Heh! Itu lo ya, gue enggak!" Kesal Caca sambil memukul kepala Vallen.
"Eyy! Tapi lo kan beli juga!" Sahut Vallen kesal karna kepalanya yang dipikul Caca.
"Apaan! Enak aja!" Sahut Caca sambil berkacak pinggang.
"Heh! Lo ya yang dari tadi ngajakin beli merchandise BT21 terus ya!!" Sahut Vallen lagi sambil menunjuk Caca.
"Gak usah nunjuk-nunjuk ya!!" Balas Caca sambil menepis tangan Vallen.
"Heh! Biasa aja ya!" Kesal Vallen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vano&Ana
Teen Fiction'Di Jodohkan.' Apa yang ada di pikiran kalian jika mendengar kata 'dijodohkan'? Apa lagi saat masih SMA. Menyangkut masa depan? Tidak bebas? Atau tidak laku? Ya itu mungkin yang akan difikirkan oleh orang-orang yang 'dijodohkan' oleh orang tua merek...