Halloo👋🏼
Ingat guys jika kalian itu bukan Silent Reader aku, tolong vote, komen and please Follow me.
Karna mood aku lagi baik, jdi aku up cepet lagi dehh yey🤣
Ada yg seneng gk? Gak? Yaudah gpp.
Ingetin aku setiap ada kata yang kurang enak di baca atau ada typo yang keterlaluan ya. Biar aku gampang buat revisinya😊
Have fun to my story guys🎉
Happy Reading🎉
••VKFM••
Ana sudah sampai di bawah, berjalan mendekati Sofa dan duduk di samping Vano.
Vano hanya menatap Ana sekilas, sebenarnya dalam hatinya ia sangat senang, karna Ana menurut apa katanya.
Ting nong.
Terdengar bel rumah yang berbunyi, menandakan ada tamu yang datang.
"Yan, buka gih pintunya." Suruh Vallen.
"Elah gue lagi sibuk, tanggung nih." Balas Gian masih fokus pada PS yang sedang ia dan Difa mainkan.
Sangat lama bukan mereka bermain PS? Tak ada capenya memang, padahal dari tadi Gian hanya menang sekali, dan selebihnya kalah atau sri.
"Lo aja sana yang buka!" Suruh Gian balik.
"Lo aja sana, itu takutnya tamu." Vallen menatap Gian kesal.
"Gue juga kan tamu disini." Balas Gian lagi, yang membuat Vallen tambah kesal.
"Lo mah tamu juga kaya bukan tamu, mana ada tamu bentukannya kaya lo!" Kesal Vallen.
"Yaudah lo aja sana. Ganggu aja deh!" Kesal Gian, karna waktu ia bermain malah di ganggu.
"Lo lah, muka lo udah mirip sama pembokat, jadi lebih cocok!" Sahut Vallen.
"Ye, kurang aja!" Kesal Gian, tapi tatapannya masih tertuju pada TV di depannya.
Ting nong.
"Bukain pintunya yan." Suruh Reva.
"Siappp!" Seru Gian langsung mempause, bangkit dan langsung berjalan ke arah pintu utama, tanpa membantah. Dan itu membuat Vallen dan yang lain melongo melihatnya.
"Tau gitu dari tadi Lo aja yang nyuruh." Kesal Vallen, jika ia tau kan seperti itu, ia tak akan membuang-buang waktunya untuk menyuruh Gian membuka pintu, yang hanya membuatnya kesal.
Sedangkan yang lain sudah tertawa melihat wajah Vallen yabg memerah menahan kesal.
"Nih." Ucap Gian sambil menaru beberapa kantung kresek berisikan makanan yang tadi di pesan Reva.
"Ehh uangnya?" Tanya Reva, sambil mengeluarkan uang yang ada di kantung rok seragamnya.
"Gak papa pake uang gue." Balas Gian sambil duduk di bawah Reva dan menyandarkan punggungnya pada kaki Reva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vano&Ana
Teen Fiction'Di Jodohkan.' Apa yang ada di pikiran kalian jika mendengar kata 'dijodohkan'? Apa lagi saat masih SMA. Menyangkut masa depan? Tidak bebas? Atau tidak laku? Ya itu mungkin yang akan difikirkan oleh orang-orang yang 'dijodohkan' oleh orang tua merek...