Vano&Ana. "17"

1.9K 97 17
                                    

Happy Reading🎉

Biasakan untuk vote dan komen di setiap partnya yaa🤗

Please Follow me😚

Thank you💜

💜💜💜

Vano membawa Ana kedalam kamarnya. Saat di ambang pintu ucapan Ana menghentikan langkah Vano.

"Stop." Ucap Ana sambil menyentuk pintu yang tertutup itu dengan telapak tangannya.

Ana mencoba untuk turun dari gendongan Vano, tapi Vano tidak melepaskannya.

"Turunin." Pinta Ana sambil melihat Vano yang sedang menatapnya datar.

"Gak." Balas Vano dan dengan santai membuka pintu kamarnya.

"Ehhh, aku tidur di kamar aku aja." Kata Ana saat Vano membawanya mendekati kasur king size milik laki-laki itu.

Vano terus berjalan tanpa memperdulikan ucapan Ana, membaringkan tubuh lemas Ana di atas kasurnya. Ana mencoba bangkit tapi kepalanya terasa sangat pusing.

"Diem, sampe anak-anak pulang." Perkataan Vano menghentikan pergerakan Ana yang ingin bangun dari tidurnya.

"Tidur, nanti gue beliin bubur." Ucap Vano sambil berjalan keluar kamar.

Saat Vano udah menutup pintu kamarnya, Ana memejamkan matanya mencoba untuk tidur disaat kepalanya yang sedang berdenyut sakit.

💜💜💜

Hari sudah larut malam. Teman-temannya sudah pulang sehabis tadi sholat Maghrib, para laki-laki di masjid dekat komplek rumah Vano dengan Koko dan sarung milik Vano, dan para perempuan di rumah, karna sedang datang bulan semua, entahlah kenapa bisa berbarengan seperti itu.

Semenjak tinggal bersama Ana, Vano menjadi sedikit rajin dalam beribadah. Jika dirumahnya dulu ia harus di omelin dulu baru melaksanakannya, tapi terkadang jika ia hanya berputar-putar. Sampai ibunya itu lelah dan ia sudah malas menyuruh anak nakalnya itu.

Vano masuk ke kamarnya setelah mengantar teman-temannya sampai gerbang rumah.

Vano membuka pintu kamarnya pemandangan yang pertama ia lihat adalah seorang gadis yang sedang tertidur dengan lelapnya di atas kasurnya. Vano mendekati kasurnya duduk di sisi kasur yang ditempati oleh Ana. Memandang wajah tenang Ana yang sedang tertidur begitu lelap, Ana terlihat imut saat sedang tertidur dengan bibir yang sedikit terbuka dan terdengar dengkuran halus dari bibir mungilnya itu dengan kening yang berkerut.

Vano menyentuh kening Ana, memastikan apakan gadis itu demam atau tidak, karna bibirnya yang lebih pucat dari terakhir ia lihat tadi sore. Vano kaget saat menyentuh kening Ana yang begitu panas. Vano langsung keluar kamar menuju dapur, untuk mengambil baskom, handuk kecil dan air hangat, untungnya mereka menggunakan dispenser jadi tidak harus memasak air terlebih dahulu. Vano membawa baskom berisi air hangat itu menuju kamarnya, Vano memeras handuk kecil yang sudah basah itu, di letakkan di atas kening Ana yang berkerut tadi.

Hingga beberapa kali Vano mengompres Ana sampai demamnya sedikit menurun, Vano menarik selimut hingga sebatas dada dan mengelus rambut Ana pelan.

Vano tersenyum tipis melihat wajah Ana yang tertidur lelap, suhu tubuhnya sudah tidak terlalu panas. Vano bangun dari duduknya, berjalan ke sisi kasur sebelahnya, berbaring di sana, tanpa berniat membangunkan gadis itu. Tak lama Vano sudah masuk ke dalam alam mimpinya.

Vano&AnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang