Vano&Ana. "14"

1.9K 85 8
                                    

Happy Reading🎉

🔥🔥🔥

Bel bertanda pulang sudah berbunyi, semua berhamburan keluar kelas menuju lapangan, karna sebelum bel tadi ada pengumuman yang mengharuskan mereka semua berkumpul di lapangan.

Semua murid-murid sudah berkumpul di lapangan, begitu juga dengan lima lelaki tampan yang sudah ada di lapangan.

"Mao ngapain si anjir panas-panas gini!" Keluh Gian yang sudah merasa kepanasan padahl mereka baru berdiri di lapangan dan itu pun di tempat yang tidak panas. Terlalu berlebihan memang.

"Au mao ngapain si elahh." Sahut Difa yang sama seperti Gian.

Padahal di sekitar mereka banyak anak perempuan yang berdiri di tempat agak panas tetapi tidak mengeluh berlebihan seperti mereka.

"Neng Reva!!!!" Terik Gian. Membuat semua menatap Gian.

Sudah tidak aneh jika Gian yang selalu mengejar Reva dan selalu memanggil Reva dengan embel-embel 'neng' dan semua pun tau betapa kesalnya Reva jika sudah bertemu dengan Gian. Terkadang mereka berfikir kenapa Reva harus kesal jika bertemu apa lagi di panggil dengan cogan seperti Gian. Mungkin jika mereka yang di panggil seperti itu akan jingkrak-jingkrak dan berteriak histeris, tetapi itu tidak berlaku untuk seorang Revadri Queenby itu adalah dua hal yang tidak akan dia lakukan maybe.

Sedangkan yang di panggil seperti itu sudah kesal dan malu karna semua orang yang ada di lapangan memandang. Padahal ia baru saja menginjakkan kaki di lapangan ini sudah di buat malu saja.

"Rev di panggil noh sama pangeran Lo." Kata Vallen menyenggol lengan Reva dengan lengannya sambil tertawa mengejek.

"Diem lo!!" Kesal Reva.

Sedangkan ketiga gadis itu tertawa melihat wajah kesal Reva.

Disisi lain, Gian sudah berlari menghampiri Reva yang sudah mentapnya tajam tentunya diikuti keempat pria lainnya.

Gian sudah berdiri di sebelah Reva dengan senyum yang begitu lebar dan membuat para perempuan di sekitarnya berteriak histeris melihat senyum itu. Sudah pasti tidak berlaku untuk seorang Reva.

"Ngapain loo!" Kesal Reva.

"Ketemu calon pacar dong." Kata Gian pede.

"Dih apaan dah lo, siapa juga yang mao jadi pacar loo!" Kata Reva melipat kedua tangannya.

"Ya neng Reva atuh." Kata Gian sambil mencolek-colek tangan Reva.

"Gak usah pegang-pegang yaaaa!!" Muka Reva sudah merah menahan amarahnya. Ia sedang kesal mode on.

"Pergi deh Lo sana jauh-jauh!" Kata Reva mengusir Gian.

"Ja...."

Ucapan Gian terpotong dengan suara mic yang menginterupsi mereka untuk berkumpul ketengah lapangan dan membuat barisan.

"Yu udah di panggil tuh." Kata Caca yang sedari tadi diam dan di angguki oleh Ana dan Vallen.

"Yaudah yu ahh males gue disini!!" Kata Reva dan menarik tangan Ana untuk ketengah lapangan berkumpul dengan yang lain dan diikuti oleh Caca dan Vallen.

Vano&AnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang