Hallo guys💜
Gimana kabarnya?
Masih setia baca Vano dan Ana?
Maaf sudah membuat kalin nunggu lama😊
Happy Reading🎉
••VKFM••
Setelah makan malam, mereka semua berkumpul di ruang keluarga. Mengobrol, bercanda dan bermain game, hanya para laki-laki yang bermain game, entah itu di PS punya Vano, atau di ponsel mereka masing-masing.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.
"Balik yu." Ujar Zafran setelah menyelesaikan game di ponselnya.
"Yu, gue juga udah di suruh pulang sama ibu." Kata Tara setelah membuka ponselnya yang ternyata ada chat dari ibunya.
"Iya, ayo. Udah malam juga." Ujar Caca di angguki yang lain.
Vano dan Ana mengantar mereka sampai depan.
"Balik ya, Van, Na. Thank you." Ujar Zafran sambil melajukan motornya keluar dari pekarangan rumah Ana, dengan yang lain.
Berhubung sudah malam, jadi para perempuan di antar oleh yang laki-laki. Dan karna Reva membawa mobil, mobilnya di bawa oleh Dafa dan diikuti oleh Difa dari belakang.
Ana dan Vano langsung masuk kedalam setelah sahabat-sahabatnya udah hilang dari pandangan mereka.
Vano berjalan masuk ke kamar dan Ana berjalan ke ruang keluarga untuk membereskan barang-barang yang dibuat berantakan oleh sahabat-sahabatnya.
Berjalan ke dapur untuk mencuci piring dan gelas yang terpakai, agar besok tidak ada cucian piring yang menumpuk.
Setelah selesai Ana langsung naik masuk ke kamar Vano.
••VKFM••
Saat membuka pintu ia melihat Vano yang sudah tertidur di atas ranjang dengan tengkurap, belum mengganti bajunya.
Ana menghela nafasnya saat Vano belum mengganti pakaiannya. "Vano, ganti bajunya dulu." Ujar Ana sambil berjalan mendekati Vano, duduk disisi ranjang dan menggoyangkan lengan Vano, agar bangun dan mengganti bajunya.
"Nanti." Gumam Vano yang masih dalam posisinya. Tidur tengkurap.
"Ganti dulu, kamu belum gosok gigi jugakan. Cepet." Paksa Ana sambil menarik-narik lengan baju Vano.
"Ck, iyaiya." Balas Vano malas. Sungguh ia sekarang sudah sangat mengantuk, dan ingin cepat-cepat pergi tidur.
Pada akhirnya Vano berjalan ke kamar mandi dengan malas.
10 menit kemudian, Vano sudah siap untuk tidur. Ia sudah melakukan semua apa yang biasa ia lakukan. Mulai dari cuci muka, gosok gigi, dan mengganti bajunya dengan kaos hitam dan celana training abu-abu. Ia tidak mandi, karna tadi ia sempat mandi sebelum sholat magrib.
Vano sudah merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Rasanya nyaman sekali. Saat ia ingin memejamkan matanya, suara pintu terbuka mengalihkan parhatiannya.
"Sudah mau tidur?" Tanya Ana sambil berjalan ke arah nakas untuk meletakan teko berisi air untuk Vano. Karna air di kamar Vano sudah habis, jadi ia mengisinya lagi.
"Hmm." Balas Vano kembali memejamkan matanya. Ana hanya mengangguk kepalanya dan kembali berjalan keluar kamar Vano.
Saat akan menutup pintu, suara Vano mengintruksikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vano&Ana
Teen Fiction'Di Jodohkan.' Apa yang ada di pikiran kalian jika mendengar kata 'dijodohkan'? Apa lagi saat masih SMA. Menyangkut masa depan? Tidak bebas? Atau tidak laku? Ya itu mungkin yang akan difikirkan oleh orang-orang yang 'dijodohkan' oleh orang tua merek...