Chapter 10

9.5K 2.4K 390
                                    

Update lagi yuhuu❤😍😍

Yok, vote dulu baru komen sebanyak-banyaknya🤗🤗🤗❤😘

Yok, vote dulu baru komen sebanyak-banyaknya🤗🤗🤗❤😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#Playlist: ST12 - Saat Terakhir

Setelah perbincangan panjang dan pertemuan keluarga, akhirnya sepakat jika Cloud dan Unique menikah secara sah di mata hukum dan agama lebih dahulu. Mereka akan menikah di rumah sakit tepat di depan kakeknya Cloud. Tinggal menghitung hari sumpah pernikahan dilangsungkan.

Unique datang ke makam Herom. Bersimpuh di depan makam sambil mengusap batu nisan. Setiap kali datang, Unique tak kuasa menahan tangis. Air mata seolah bereaksi spontan ketika dia melihat nama Herom tertulis di batu nisan.

"Herom... maaf aku nggak bisa tepatin janji. Aku mau nikah...," curhat Unique dengan isak tangis yang terdengar jelas. "Aku nggak mau, tapi semua orang bilang aku nggak bisa begini aja. Mereka bilang life must go on. Tapi aku belum siap. Aku belum sanggup melepas kamu..."

"Gue setuju sih, life must go on."

Unique menoleh ke belakang, menemukan laki-laki berkemeja biru muda berdiri di sampingnya.

"Taro..."

"Apa kabar, Unique?" Laki-laki itu menyapa sambil tersenyum.

"Baik."

"Gue tau. Yang nggak baik hati lo. Ini udah berapa tahun ya kita nggak ketemu?"

Unique lupa sudah berapa lama dia tidak bertemu dengan Taro. Laki-laki bernama lengkap Taroben Wismandra Wirawan itu adalah sahabatnya Herom. Di samping sahabatnya, Taro adalah senior Unique di SMA. Selama beberapa tahun belakang, dia tahu kalau Taro menetap di London dan bekerja di sana.

"Gue lupa. Kapan lo pulang dari London?" Unique tidak pernah memanggil Taro menggunakan embel-embel 'Kak' atas permintaan Taro.  Katanya selisih umur mereka hanya satu tahun.

"Minggu lalu. Gue memutuskan menetap di sini," jawab Taro.

"Bosen ya di sana?"

Taro tertawa pelan. "Nggak. Emang udah saatnya pulang." Pandangannya tertuju pada makam Herom. Kemudian, "Gue sempat denger lo mau nikah. Apa bener lo mau menikah?"

Unique menyeka air mata yang meninggalkan jejak di pipi. Dia menarik senyum tipis sambil mendongak melihat Taro yang berdiri.

"Iya. Tapi cuma sumpah pernikahan aja. Lo mau datang?" tawar Unique.

"Datang lah. Gue mau liat laki-laki seperti apa yang berhasil mengajak lo menikah. Gue yakin Herom senang dengar lo menikah," jawab Taro.

"Tapi..." Mata Unique berkaca-kaca. "Gue merasa bersalah karena nikah sama orang lain. Gue nggak mau menikah. Tapi..."

Beep Beep Honey (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang