Bab 3 Buku Pertama

4 1 0
                                    

Bab 3

Bunda mendekat, bibirnya semakin mendekati telinga kanan Azizah. Telapak tangan kanannya ikut naik, berada tepat di samping mulutnya yang siap berbisik.

"Bunda, geli hihihi." Tepat saat Bunda hendak berbisik, gadis kecil itu berpura-pura kegelian..

"Ih, apaan, belum juga dibisikin," ucap Bunda

"Tapi tangan Bunda sudah nyentuh telinga Ziza, rasanya geli hihihi." Gadis berambut panjang itu terus meyakinkan ibu tercinta.

"Bun, bacain cerita dong." Faiz ikut nimbrung. Tanpa ragu anak bungsu itu menempatkan dirinya di tengah bunda dan kakaknya.

Bunda tersenyum. Kebiasaan bunda  setiap malam adalah bercerita kepada kedua anaknya. Cerita yang dikisahkan bisa dari buku atau karangan bunda sendiri. Azizah dan Faiz selalu senang mendengar bunda bercerita, seru sekali. Biasanya Kak Mustofa ikut mendengarkan, tetapi sejak ujian kelulusan semakin dekat, Kak Mustofa lebih memilih belajar di kamarnya.

"Bagaimana kalau gantian, kali ini Kak Azizah yang bercerita," tantang Bunda.

"Cerita apa?" tanya balik Azizah.

"Terserah, karangan Azizah saja," usul Bunda.

Tampak gadis manis itu berpikir. Mencari ide untuk bisa bercerita.

"Ayo Kak, cerita," seru Faiz tak sabar.

Akhirnya mengalir cerita dari bibir mungil Azizah. Secara otodidak, gadis itu menceritakan tentang seekor beruang yang memiliki cita-cita menjadi koki, padahal masakannya tak enak. Kisah rekaan Azizah ditutup dengan berhasilnya Bano Beruang menjadi koki handal setelah terus belajar memasak kepada ibunya.

"Waaah, Kakak hebat, ceritanya keren." Faiz bertepuk tangan saat cerita selesai.

"Iya loh, Kak Azizah, imajinasinya keren," puji Bunda.

Gadis itu tersenyum lebar, tak menyangka cerita yang dikarangnya disukai Faiz dan Bunda.

"Besok Kakak cerita lagi ya," usul Bunda yang ditanggapi dengan anggukan oleh Faiz.

"Oke," sahut gadis manis itu sembari mengacungkan kedua jempolnya.

Beberapa malam setelahnya, bunda selalu meminta gadis kecilnya untuk bercerita. Tanpa diketahui siapa pun, setiap Azizah bercerita, bunda merekam di gawainya. Hingga dimalam kelima, bunda memperdengarkan rekaman tersebut kepada gadis kesayangannya.

"Apa ini Bunda?" Azizah mengeryitkan dahi saat bunda menyuruhnya mendengar rekaman di gawai bunda.

"Azizah dengar saja dulu," ucap Bunda sambil tersenyum.

Gadis berambut panjang itu menyetel rekaman suara yang dimaksud. Terdengar suara cempreng Azizah sedang bercerita, mulai dari cerita Bano si Beruang, Cici Kelinci Sombong hingga cerita Doli si Domba Keras Kepala.

Gadis kecil itu terkekeh mendengar suara pada rekaman tersebut. Ternyata kisah-kisah karangannya lucu dan seru. Gadis manis itu memandang bunda dengan semangat.

"Bunda, cerita karangan Azizah bagus-bagus tidak?" tanyanya penuh harap.

"Bagus banget, Bunda suka sekali."

"Cerita mana yang paling Bunda suka?"

"Bunda suka cerita si Doli, lucu sekali saat kakak bilang make-upnya luntur. Terus kita berdua membayangkan eyeliner dan maskaranya berantakan hahaha." Bunda menjawab sambil tertawa keras.

"Iya, pas dibayangkan lucu banget," sahut gadis kecil itu, ikut tertawa.

"Cerita karangan kakak keren-keren banget loh," puji Bunda.

Jutaan Cinta dan DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang