413 58 21
                                    

" Cursed. "

-

Happy reading~

-

(Disarankan untuk baca ini menggunakan latar hitam.)

•••

Kun berjalan seperti menyeret kaki nya, hari pertama sekolah? Sungguh Kun tidak mau masuk kembali ke sekolah. Setelah liburan musim panas, sekolah di buka kembali. Dan Kun sangat membenci liburan tahun ini. Karena dirinya tidak bisa menikmatinya.

"Ck, padahal aku belum pergi berlibur kemana pun." Gumam Kun dengan kekesalan yang ia pendam sejak pagi tadi. Diri nya membanting tas nya di atas bangku, dan duduk setelahnya. Bahkan seisi kelas menoleh ke arahnya sangking kerasnya bantingan tadi.

Dengan mata malas ia menatap tak minat ke arah papan tulis hitam di depan kelasnya, mendengarkan percakapan bising dari teman-teman sekelasnya. Kun punya teman? Tidak. Tidak satupun. Dirinya sendiri yang selalu menyendiri dan mengasingkan diri, dan itu membuat teman-teman sekelasnya berpikir bahwa Kun anak yang misterius dan menakutkan.

Entahlah, Kun tak ada keinginan untuk sekedar bergaul dengan teman sekelasnya. Kecuali ada kerja kelompok yang memang penting.

Tak lama bel berbunyi menandakan jam pertama akan segera di mulai, keadaan kelas sedikit ricuh dan hening dalam sekejap ketika sang wali kelas memasuki ruangan kelas.

Wanita tua itu, semakin menyeramkan saja wajahnya. Pikir Kun. Sungguh, dia ini tidak menyukai wali kelasnya itu. Selain wajah nya yang terlihat menyeramkan dan juga menyebalkan, soal nilai dan keadilan sangat lah kecil. Maka Kun sampai kapan pun tak Sudi memiliki wali kelas seperti wanita tua itu.

"Pagi anak-anak."

"Pagiii!" Sapaan tadi langsung di balas serentak oleh seisi ruangan, kecuali Kun. Diri nya tetap lah diam sembari menatap papan tulis hitam dengan tatapan kosong.

"Kita di pertemukan kembali setelah liburan musim panas, saya harap kalian menikmati masa liburannya. Dan sekarang kita akan memulai pembelajaran baru." Ada jeda dari guru tersebut untuk mengambil nafas pendek, "Selain pembelajaran baru, ada juga murid baru di kelas ini."

Murid baru di kelas ini.

Kun tersentak kala mendengar ucapan gurunya tadi, kata-kata terakhir itu seakan-akan menggema pada gendang telinganya. Kun merasakan sakit pada telinganya, suara dan kata-kata itu masih mendengung pada gendang telinganya.

Dia sempat meringis lalu menutup telinganya menggunakan tangan nya, "Qian Kun, Kau tak mendengar kan ku?" Dengungan pada telinga Kun menghilang ketika guru nya itu menegur. Mungkin ia kira Kun menutup telinga tak ingin mendengar apa yang ia ucapkan.

"Bukan begitu, telinga ku sempat mendengung." Jawab Kun dengan dasar apa yang terjadi sebenarnya. Sedangkan sang guru hanya memutar bola matanya malas, ia sudah biasa menghadapi murid seperti Kun yang sedikit nakal.

"Baiklah untuk mempersingkat waktu, lebih baik ibu perkenalkan anak baru itu." Guru tersebut berjalan menuju ambang pintu tampak memanggil seseorang, tak lama dia kembali lagi di depan kelas.

Kun jadi penasaran siapa murid baru
itu, tapi ia tetap tidak peduli akan keberadaan nya nanti. Langkah kaki itu mulai terdengar memasuki ruangan kelas. Anak itu tampak menunduk dan wajahnya tertutup oleh poni nya yang panjang.

Cursed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang