5 ) Warung Bakso

605 143 3
                                    

Aku tahu, mesti kalian ngerti bagaimana cara menghargai karya seorang penulis.

Enjoy for reading !

—————

"Eh beb?"

Sunoo mengernyitkan dahinya lalu menoleh menatap jungwon yang tadi berbicara. "Jijik, goblok!" Balasnya sambil menoyor dahi jungwon.

Jungwon sendiri hanya terkekeh pelan lalu kembali berbincang ria dengan daniel dan juga taki. Niki sendiri tengah berada di kelas lain. Entah sedang apa, yang penting tidak penting.

Haruto masih berada di desa tempat nenek dan kakeknya. Masih ingatkan, jika nenek pemuda tampan itu meninggal?

Kemudian, pemuda bernama Sunoo ini tengah merasa malas. Gabut sekali. Lelah ingin melakukan sesuatu. Walaupun itu hanya kegiatan kecil.

"Letoy amat lo." Sunoo mendongak lalu mendengus menatap niki yang kembali lalu duduk dihadapannya. Untuk informasi saja, mereka tengah berada di kantin sekarang.

Suasana pun seperti pada umumnya. Ramai dan juga berisik sekali. Tiga jam pelajaran akhir, jamkos. Guru-guru tengah rapat lalu disambung dengan kegiatan perkumpulan di PGRI Jakarta Selatan. 

Entah alasan mengapa tidak dipulangkan, yang jelas sunoo merasa bosan sekali. Padahal jika ada acara jamkos, ia paling pecicilan dan juga rajin menghibah bersama daniel juga jungwon.

Sampai pandangannya tertuju pada Taki dan juga Niki yang membicarakan Sunghoon.

"Eh niki, taki denger kak sunghoon sama kak minjeong pacaran." Taki berujar pada sahabat sejak kecilnya itu. Niki langsung menoleh lalu nampak mengangguk.

Hal itu tak luput dari sunoo yang tambah merengut sebal. Ia memajukan tubuhnya hingga niki mengernyit tak suka.

"Beneran kak sunghoon pacaran sama si musim dingin itu?" Ia bertanya nyolot dan menjerumus sedikit tak sopan membuat yang didekat nya menoleh padanya.

"Lo napa kaya gitu anjir? Suka sama kak sunghoon?" Ini Daniel yang bertanya lalu diangguki setuju oleh jungwon yang masih mengunyah bakwan milik daniel.

Sunoo menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Wajah sampai telinganya memerah menahan malu dan juga amarah. Lebih menjerumus ke kesal sih sebenarnya.

Hal itu membuat Niki yang dasarnya peka pun mendecak pelan. Ia pun melanjutkan dengan mengatakan. "Gue ngga tau ya kalo kak sunghoon sama kak minjeong pacaran. Tapi pas extra dance mereka deket banget. Kak sunghoon aja nyampe ketawa.."

Minjeong, iya gadis cantik yang sama-sama memiliki lesung pipi pada pipi kirinya itu satu extra dengan niki yang pastinya juga satu extra dengan sunghoon.

Berada dalam circle extra dance, membuat Niki agaknya tahu apa-apa saja yang berada dalam extra dance tersebut.

"Kak minjeong dance nya bagus juga.." niki mengimbuhi membuat alis sunoo menukik tak terima. "Gue juga kok!" Katanya sambil menatap tajam niki yang jatuhnya malah lucu.

Niki memutar bola matanya malas. Ia tahu betul mengapa sunoo seperti ini. "Kak minjeong itu member terakhir yang masuk extra dance sekolah ini." Lanjutnya ingin mengetes sampai mana kesabaran sunoo.

Niki ingin sekali membuat Sunoo marah. Hanya bergurau saja, jangan menganggap maksud lain. Namun ekspektasi tak seindah realita.

Niki yang pada dasarnya bertampang datar pun tambah mendatarkan wajahnya seraya menatap Sunoo yang menelungkup kan wajahnya dilipatan tangan. Niki kira sunoo akan meledakkan amarahnya. Tapi ternyata tidak.

"Kok gue ngga yakin ya?" Kini, semuanya menatap Daniel yang berujar. Termasuk Sunoo yang sudah merasa harapannya pupus begitu saja. Matanya juga nampak berkaca-kaca asal kalian tahu.

"Kok gitu?"

"Y-yya gue kira kak sunghoon ada sesuatu sama kak jake." Daniel jadi gugup sendiri dipandang sedemikian lamat oleh sahabatnya.

Taki mengernyit heran. "Taki kira anu, apa ya. Kak Jake juga seme kaya kak Jay." Jungwon mengangguk menyetujui ucapan yang lebih muda.

"Tapi kak Jake kalo sama Kak sunghoon tuh kaya uke badass sama seme cool tau ngga?!"

—————

Kini kelimanya tengah berada di warung bakso. Tukang Bakso. Bakso Mang Udin. Bakso yang berada didepan komplek perumahan milik Daniel.

Taki yang mengusulkan dan yang lainnya hanya menuruti. Taki dan Daniel itu lebih muda Daniel, namun entah mengapa yang lebih dewasa itu Daniel. Membuat semuanya beberapakali lupa bahwa yang termuda adalah Daniel.

Tapi yang namanya dewasa, tidak pandang umur. Tidak dilihat dari umur. Maka dari itu ya Daniel dan Taki santai-santai saja. Tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Untuk alasan mengapa mereka berlima ada di tukang bakso, jawabannya ya karna sunoo. Sunoo memilih menceritakan tentang apa yang ia rasakan pada sunghoon.

Membuat Taki merasa bersalah. Niki sendiri malah biasa saja. Ia tidak mempedulikan sunoo yang sudah hampir menangis saat tadi. Asik memakan bakwa bersama Daniel malahan.

"Pak!! Kaya biasa yya! Yang satu banyakin gajih nya!"

"Siap dek taki!" Taki segera duduk disebelah soulmate nya, Niki. Lalu mencomot tempe mendoan yang berada diwadah atas mejanya.

Setelah itu, mereka menunggu bakso dengan saling bertukar cerita. Namun kali ini lebih berkesan membosankan. Sebab sunoo yang selalu menyeriakan suasana malah hanya termenung diduduknya.

Hanya menjawab pertanyaan yang diajukan padanya. Itupun ia hanya mengangguk atau menggelengkan kepalanya saja.

Jungwon mendengus. Membatin bahwa pengaruh sunghoon pada sunoo besar sekali. Ia memeluk sunoo dari samping walaupun dalam hati ia berucap, bukan gue banget ini.

"Cuma rumor doang goblok. Rumor belum tentu bener. Lu mah ih. Jangan gampang overthinking ah. So sad gue.."

Bibir sunoo mencebik, matanya kembali berkaca-kaca. Sunoo ini mudah sekali overthinking. Sekalinya overthinking, ia akan mudah menangis.

Entahlah, terkadang ia merasa bahwa dirinya itu tidak seperti laki-laki sekali. Banci pikirnya. Tuh kan, malah menjerumus ke sini.

Tangannya mulai terangkat. Ia balas memeluk jungwon yang sudah ia anggap sebagai ibu negara nya yang galak, setelah ibunya.

"Habis gimana lagi.. dari sononya kaya gini.." katanya bergetar. Tangisnya ingin keluar namun ia tahan untuk kedua kalinya.

Sungguh, menahan tangis itu tidak enak sekali. Apalagi hal tersebut berurusan dengan perasaan. Sesak dan sangat sakit.

Sedang kan disana, Daniel nampak girang melihat mang Udin membawa nampan kayu berisi bakso pesanan mereka yang sebenarnya pesanan Taki sih.

"Makasih ya mang." Ujarnya kepada Mang Udin sambil menyeret mangkok bakso ke sebelahnya. Untuk yang lebih pojok terlebih dahulu tentu saja.

"Iya. Sering-sering atuh dateng kesini."

"Siap mang!" Kegiatan nya berlanjut dengan menuangkan kecap kedalam mangkok. Lalu saus dan juga sambal. Mengambil sendok juga garpu, kemudian mengaduknya hingga merata.

Kendati ingin menatap Niki namun malah tatapan nya tertuju pada seseorang yang tentu saja sangat ia kenali parasnya.

"Omg."

Hal selanjutnya terjadi. Dimana ia segera berdiri lalu beranjak menuju sunoo. Melepaskan pelukan kedua uke bar-bar itu lalu menangkup wajah yang sedang bersedih.

"Sunoo kuat! Sunoo hebat! Daniel sayang sunoo!"

Seruannya malah mengundang perhatian orang-orang terutama sunghoon yang tengah duduk berbincang bersama Minjeong.

"Itu sunoo?"

—————

Maapkeun ah lama apdet:( votenyaa ayo!

Secret Admirer | SungSunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang