Aku tahu, mesti kalian ngerti bagaimana cara menghargai karya seorang penulis.
Bisa ngehargain aku kan?
Enjoy for reading !
—————
Sekarang, sunoo tengah berada diperjalanan pulang. Lebih tepatnya, berada di motor bersama dengan Jungwon.
Selama perjalanan pulang pun, Sunoo hanya diam. Manik rubahnya juga menatap kosong jalanan membuat jungwon canggung sendiri.
Biasanya, mereka akan adu bacot jika sedang seperti ini. Kata umpatan bukan menjadi penghalang untuk persahabatan mereka. Tidak baperan.
Mereka juga akan bertukar gosip untuk menyerukan suasana. Jika diam pun, paling hanya untuk mencari bahan obrolan. Dan setelahnya seperti itu lagi.
Tak terbiasa diam-diaman seperti ini tentu saja membuat jungwon canggung dan tak enak hati. Ditambah lagi perasaan sunoo yang sedang campur aduk.
Jungwon membatin, kemaren lusa sedih, kemaren seneng, sekarang sedih lagi. Aneh banget jadi sunoo. Well, dan apa yang dikatakan oleh jungwon memang benar.
Tapi jungwon tidak sepenuhnya menyalahkan sunoo disini. Perasaan tidaklah dosa, tapi sebuah anugrah menurutnya.
Jungwon berdehem dan tentunya tidak didengar oleh sunoo. Ia melirik sunoo melalui kaca spion nya dan segera menghela nafas panjang tatkala melihat pemuda manis dibelakangnya itu masih saja terdiam dengan pandangan kosong.
"Sunoo!!" Jungwon sedikit terkejut ketika sunoo langsung menyahutnya. Namun ia segera menghapus rasa terkejut itu lalu bersuara lagi, "mau ke indojuni dulu?"
Dapat dilihatnya, sunoo nampak berfikir lalu menggeleng. Sunoo merasa tidak perlu pergi ke mini market. Tadi di basecamp juga ia sudah banyak mengemil membuat perutnya kenyang.
"Buat stok cemilan?"
Lagi-lagi sunoo menggeleng, "bang soobin udah beli kemaren." Setelahnya, pemuda yang sedang bersedih itu memeluk jungwon. Menumpu dahinya ke pundak yang lebih muda membuat jungwon tersentak sendiri.
Jungwon sebenarnya geli, namun ia tahu perasaan sunoo dan dirinya hanya membiarkan saja. Sunoo sedang butuh yang seperti ini. Sebagai sahabat tentu jungwon memaklumi.
Tak berapa lama, akhirnya mereka sampai didepan gerbang rumah sunoo. Sunoo melepaskan pelukannya. Ia segera turun dari motor jungwon lalu menghadap yang lebih muda.
Jungwon sendiri membuka kaca helmnya. Menoleh untuk menatap sunoo yang masih murung. Tangannya reflek mengusak rambut yang lebih tua seraya menyunggingkan senyuman manisnya, tulus.
Sedetik kemudian, matanya membelalak tajam. Membuat sunoo terkejut lalu memukul lengan yang lebih muda.
"Goblok," Jungwon tertawa pelan membuat sunoo ikut tertawa. Hanya hal kecil namun membuat mereka bahagia.
Setelahnya, suara deru motor berbunyi dari pekarangan rumah heeseung yang berada disamping rumah sunoo. Hanya selisih satu rumah sih, tapi dekat kok.
Sontak saja, mereka berdua mengalihkan pandangannya. Menatap orang yang keluar dari pekarangan rumah heeseung dengan motor yang ditunggangi nya.
Sunoo menyipitkan kedua matanya guna memperjelas penglihatannya. Ia sedikit terkejut tatkala yang ia dan jungwon lihat ternyata sunghoon. Si pangeran es.
Sunoo hendak menyapa seakan energi bahagia nya telah kembali dan perasaan keruhnya hilang entah kemana.
Namun urung ketika sunghoon melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata membuat deru motor terdengar dengan kencang. Telinga sunoo serasa ingin pecah sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer | SungSun
Fiksi Penggemar[FOLLOW DULU SEBELUM BACA KAK!!] Sunoo tak mengira bahwa mendapatkan Sunghoon itu mudah. Nyatanya, kesulitan yang ia alami hanya disaat bagaimana cara menjadikan Sunghoon kekasihnya. 180521 - ? Bahasa semi baku! Bxb / homo / gay! Lokal!