Aku tahu, mesti kalian ngerti bagaimana cara menghargai karya seorang penulis.
Bisa ngehargain aku kan?
Enjoy for reading !
—————
Sunoo menghela nafas panjang. Meregangkan jari-jarinya dengan malas. Pegal sekali rasanya. Proposal bulan kemarin untuk bulan depan diajukan besok pagi membuat ia kelabakan sendiri, mengingat ia adalah sekretaris OSIS.
Ditambah lagi kepala sekolahnya yang rewel sekali menyuruh mempercepat membuat daftar apa-apa yang harus ada untuk kemerdekaan Indonesia nanti. Masih dua bulan lagi, tapi harus dikumpulkan minggu depan.
Menyebalkan sekali, sungguh.
"Bang," Sunoo memanggil heeseung tatkala melihat ketua OSIS nya itu tengah berjalan menghampiri motor sport miliknya.
Heeseung berdehem, wajahnya merengut. Ketara sekali ada guratan kekesalan juga lelah sama seperti anggota OSIS lainnya.
"Itu pak Jeffrey gila apa gimana sih? Serius ya, terlalu rajin anjir!" Sunoo menggerutu. Tak berhenti dengan itu, ia juga menghentakkan kakinya kasar seraya mengerucutkan bibirnya kesal.
Heeseung mendengus. Ia tambah kesal mendengar nama kepala sekolahnya itu. Kemudian mengangguk setuju dengan apa yang diucapkan oleh sunoo, si tetangga sekaligus orang yang sudah ia anggap sebagai adiknya.
"Kaya apa ya, ngga dikasih waktu buat istirahat!" Balasnya sambil memakai helm fullface nya dengan bar-bar. Seperti nya, ia akan punya dendam pada kepala sekolahnya itu.
"Serius proposal gue udah disetor ke dia, malah katanya belom! Hell, itu semaleman buatnya bangke!"
Sunoo dan heeseung menoleh menatap asal suara. Oh, ternyata jungwon datang bersama daniel yang misuh-misuh. Wajahnya saja sampai memerah karna menahan untuk tidak kalut dengan emosinya, sepertinya.
"Ape nih?" Sunoo menyeletuk membuat dua orang yang baru datang itu menoleh. Daniel mendengus lalu berseru dengan tidak ragunya. Sudah terlanjur kesal, hey.
"Bojone si saha itu? Teye? Tiwe? Tiway? Ha itu! Bojone si Tiway itu! Gue udah nyetor proposal buat extra basket malah dia bilang ngga ada! Mana nyuruh buat bikin ulang! Anjing banget, asu!"
nt : bojo = suami / istri dlm b Indo tergantung siapa yg berucap. I know, kelen paham.
Pemuda jangkung itu mengumpat, tak mempedulikan murid—yang sebenarnya hanya anggota OSIS saja yang tersisa—menatap dirinya dengan pandangan yang sama, lelah.
Bukan hanya itu, ia menendang kerikil yang ada didepan kaki panjangnya dengan bar-bar. Jangan salahkan pemuda ini, salahkan saja pak Jeffrey yang sangat menguras kesabaran sekali.
Murid yang ada diparkiran sana saja sedikit terkejut dengan umpatan Daniel tadi. Bagaimana ya? Daniel itu dikenal jarang sekali mengumpat. Pol-polan pun paling hanya anjir, atau nama hewan selain anjing juga asu.
Daniel ini bisa dibilang, atau memang faktanya adalah anak laki-laki paling muda di angkatannya ini. Selisih umur dia dengan sobat karibnya saja dua / satu tahun.
Bukan tanpa sebab Daniel masuk ke sekolah tal sesuai dengan umurnya, melainkan karna kepintaran nya itu. Melebihi rata-rata membuat ia melompati dua kelas.
Daniel memang dewasa, tapi jungwon selalu menganggap pemuda jangkung itu sebagai bayinya. Sebesar atau sedewasa daniel, dia bakal tetep jadi bayi gue yang selalu ada buat gue. Titik ngga pake koma!
"Loh, bukannya itu urusan Jay ya? Yang jelas-jelas ketua basket?" Heeseung disana menyahut sambil membuka kaca helmnya. Suaranya juga sedikit teredam akibat helm besar itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer | SungSun
Fanfiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA KAK!!] Sunoo tak mengira bahwa mendapatkan Sunghoon itu mudah. Nyatanya, kesulitan yang ia alami hanya disaat bagaimana cara menjadikan Sunghoon kekasihnya. 180521 - ? Bahasa semi baku! Bxb / homo / gay! Lokal!