13 ) Penjelasan

551 105 0
                                    

Aku tahu, mesti kalian ngerti bagaimana cara menghargai karya seorang penulis.

Bisa ngehargain aku kan?

Enjoy for reading !

Bacanya pelan-pelan, biar paham.

-----

Sunoo masuk kedalam kamarnya masih dengan wajah dan telinganya yang memerah. Sepanjang perjalanan tadi, ia terus memikirkan apa yang terjadi hari ini.

Mulai dari kejadian yang ada di kantin, sampai di minimarket tadi. Sejenak ia menghela nafas, tersenyum kecil lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang, telentang.

Menatap langit-langit kamar seraya membayangkan paras rupawan sunghoon yang membuatnya gila kepayahan. Ia terkikik pelan lalu menutupi wajahnya menggunakan kedua telapak tangan.

Mengambil posisi duduk, lalu menoleh menatap pintu yang perlahan terbuka. Senyumnya perlahan luntur saat melihat orang yang membuka pintunya.

"Ngapain?" Sunoo sontak bertanya pada soobin yang juga menatapnya. Pemuda berlesung pipi itu menutup pintu kamar lalu duduk diatas ranjang adiknya membuat sunoo sedikit bergeser menjauh.

Soobin mendengus, "mau lurusin masalah kita."

"Kita ada masalah?" Setelahnya, soobin hanya terdiam menatap sunoo yang beranjak menuju lemari. Membuka benda kayu tersebut lalu mengambil pakaian.

"Nanti aja, gue mau mandi." Pun, setelah pintu lemari tertutup sunoo segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang terletak di sudut kamar.

Didalam ruang berkeramik dingin tersebut, sunoo mencibir dalam hati. Ia tiba-tiba teringat perkataan soobin waktu lalu tentang ia yang harus menghapus perasaan terhadap sunghoon.

Ia merengut.

Menatap pantulan wajah nya lewat kaca di sana. Menghela nafas panjang lalu melakukan ritual mandinya masih dengan mood yang buruk.

Cukup lama mandi adalah tipikal sunoo sekali. Pemuda bermata rubah itu keluar dari kamar mandi sudah menggunakan pakaian yang casual. Hanya kaos navy polos dipadukan dengan training hitam.

Sedikit tersentak saat mendapati soobin yang masih diam anteng di atas ranjangnya. Tangannya juga tengah mengutak-atik ponsel sunoo membuat sunoo kesal sendiri.

"Heh privasi itu," Soobin menoleh lalu mendecih. Ia melempar ponsel sunoo, untung saja terjatuh di atas ranjang. "Liat ige doang anjir. Eh malah nemu something."

Sunoo hanya melirik sekilas. Ia berjalan menuju meja rias. Duduk dikursi sana lalu mengambil pelembab. Setelahnya, ia menggunakan itu.

Suasana kamar hening, sunoo sendiri sibuk dengan kegiatan nya dan menunggu soobin bicara. Sedangkan soobin sendiri tak tahu harus bicara terlebih dahulu dari mana.

Yang lebih tua berdehem pelan, cukup canggung dengan keadaan yang tak ia suka. "Gue ngga ngira lo bakal seserius itu buat suka sama sunghoon,"

"Buat akun palsu dan mulai dengan rencana lo yang sialan," Lanjutnya yang mana membuat sunoo berhenti sebentar lalu segera kembali dengan rutinitasnya.

Hatinya sedikit tersentil saat soobin mengatakan sialan padanya. Ia cukup mengerti akan hal itu. Soobin memiliki mulut yang asal ceplos yang terkadang membuat hatinya sakit. Saat ini contohnya.

"Pengecut, lo terlalu bego buat hal kaya begini." Sunoo menghela nafasnya kasar, menatap tajam kakaknya melalui kaca meja rias. "Masalah? Ini hidup gue, gue yang jalanin bukan lo. Ga usah ikut campur,"

Secret Admirer | SungSunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang