3 ) Tebengan

789 148 5
                                    

Aku tahu, mesti kalian ngerti bagaimana cara menghargai karya seorang penulis.

Enjoy for reading !

—————

"Bosen banget"

Sunoo menoleh lalu mengangguk mendengar keluhan jungwon. Pelajaran sejarah sangat membosankan. Belum lagi guru yang mengajar adalah ibu-ibu dengan suara yang kecil.

"Ngantuk.." setelahnya, jungwon kembali menguap. Didepan sana, Bu Tari tengah menjelaskan materi untuk ulangan minggu depan. Bel tanda istirahat sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu.

"Laper bu! Lanjutin di grup kelas kan bisa.." Daniel yang sudah sangat lapar pun menyeletuk. Diikuti sorakan setuju oleh anak sekelas. Waktu istirahat mereka tersisa sepuluh menit lagi sekarang.

Bu Tari menatap jam ditangan nya, lalu terkekeh. Beliau mengangguk. "Ibu lupa. Dikelas sini enak sih, makanya ibu betah."

Kelas sepuluh IPS 1 memang memiliki fasilitas yang sedikit lebih mewah dari kelas sepuluh yang lain. Selain itu, anak kelas nya pun sangat menyenangkan dan mudah untuk diajak kerja sama dalam hal apapun.

Tapi jika sudah waktunya istirahat namun pelajaran belum selesai, mereka pasti akan suntuk. Sudah turun temurun seperti nya.

Setelah bu Tari pamit lantas keluar kelas, anak murid menjadi ricuh. Berhamburan menuju kantin dan tempat yang mereka tuju.

Contohnya sunoo, jungwon, daniel, dan juga haruto. Bicara soal Haruto, ia adalah murid baru yang telah menjadi teman mereka. Masuk ke SMA ini sebulan yang lalu dengan alasan mengikuti orangtua.

"Heh, to! Lo yang bagi nomer gue ke jaymet ya?!" Jungwon menatap tajam Haruto yang tengah mengunyah permen karetnya.

Haruto sendiri yang dituduh langsung melotot tak terima. "Enak aja! Gue aja ngga ngesave nomer lo!" Balasnya dengan sengit.

Jungwon mendengus lalu menatap Daniel yang sedang merangkul Sunoo. "Bukan gue ya! Palingan tuh si Taki yang mudah banget disogok make ice cream!" Daniel yang merasa ditatap pun langsung berseru tak terima.

"Lagian kenapa sih? Ngechat doang kan? Kalo lo risih kan lo bisa block nomer dia.." sunoo angkat bicara lalu diangguki oleh Haruto dengan semangat.

"Tapi kan dia bisa ganti nomer.."

"Ya berarti lo aja yang ganti nomer."

Haruto mengajak Daniel bertos ria yang disambut senang oleh Daniel. "Hidup kok dibikin ribet, nyusahin aja." Sungut Daniel yang memang sekarang tengah dalam fase sensitif.

Jungwon berdecak lalu mengerucutkan bibirnya kesal. Sunoo yang melihat hanya memutar bola matanya malas.

Sebenarnya ia yang memberi nomer jungwon pada kakak kelasnya, si Jay. Siswa yang sudah menyukai Jungwon dari pandangan pertama.

Sunoo memberi nomer jungwon dengan tak cuma-cuma. Buktinya, ia mendapatkan nomer sunghoon. Biarlah jika jungwon tahu dan kesal dengan nya, yang terpenting ia telah mendapat kan nomer sunghoon.

Sunoo juga tahu, bahwa jungwon pasti memiliki cara untuk bisa terlepas dari Jay.

Keempatnya memasuki area kantin. Sudah sangat ramai oleh murid-murid. Mereka mengedarkan pandangannya sampai terhenti disaat Taki melambaikan tangannya.

Dengan segera, mereka berjalan kearah Taki yang sudah duduk dengan Niki. Pemuda blasteran Indo-Jepang itu tengah menyantap mie ayam kesukaan nya.

"Heh tak, lo ngasih nomer gue ke Jaymet ya?!"

Secret Admirer | SungSunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang