Chapter 5

1.7K 191 10
                                    

Selama sebulan ini, Sakura perlahan-lahan bisa menerima kenyataan, bahwa dirinya sudah tak suci lagi. Seberat apapun penderitaan yang ia rasakan, tetap, itu tak akan bisa membuatnya jatuh dalam keterpurukan. Kehidupan normalnya kini sudah mulai kembali. Pekerjaan di kantor ia urusi dengan baik.

Sakura mengerjap ketika dering alarm terdengar. Ia mematikan alarm itu.

"Akh!"

Pusing. Sungguh pusing yang hebat menyerang kepala Sakura. Dia meremas kepalanya kuat-kuat. Tidak, tidak, dia tak boleh sakit. Hari ini dia harus bekerja. Saat mencoba bangkit, kepalanya terasa dijatuhi batu besar. Kenapa kepalaku sakit sekali?! batin Sakura.

Sakura ingat akan tanggung jawabnya di kantor. Ia berusaha bangkit walaupun sulit. Dia tidak ingin izin hanya karena sakit kepala. Wanita itu pergi ke kamar mandi dan bersiap menuju kantor.

Sakura sarapan hanya dengan roti tawar. Ia mengolesinya selai strawberry dan melahapnya. Tapi, lidahnya terasa pahit. Karena kesulitan menelan makanan, Sakura memilih berangkat kerja tanpa asupan apapun.

Berdesak-desakan didalam bus membuat Sakura semakin pusing, belum lagi aroma parfum orang lain dan asap kendaraan yang membuat sesuatu didalam perutnya bergejolak.

Saat keluar dari bus, ia segera melihat sekitar. Matanya tertuju pada selokan kecil, tanpa basa-basi ia segera menuju kesana dan memuntahkan apa yang ada didalam perutnya. Tidak ada apapun yang keluar, namun perutnya terus bergejolak.

Saat sedang berusaha memuntahkan sesuatu, ada tangan yang memijat tengkuknya. Dia menoleh dan mendapati Itachi. Wanita itu tak mempedulikannya, ia tetap harus memuntahkan sesuatu yang ada dalam perutnya.

Saat dirasakan perutnya sudah tak bergejolak, ia menegakkan tubuh.

"Minumlah," Itachi menyodorkan sebotol air mineral. Sakura menerima air itu karena tenggorokannya yang kering.

"Terimakasih, Itachi-sama."

"Apa kau sakit hingga menyebabkan muntah di pinggir jalan seperti ini?"

"Mungkin karena saya belum sarapan tadi, jadi asam lambungnya naik,"

"Kalau kau sakit, lebih baik pulang saja."

"Tidak usah, Itachi-sama. Saya sudah baik-baik saja."

"Apa kau yakin?" tanya Itachi memastikan.

"Iya, pak."

"Baiklah, kau ikut denganku." Itachi tak tega melihat wajah pucat Sakura. Jadi dia mengajak wanita itu berangkat bersama ke kantor.

Sakura menerima tawaran, karena dirinya merasa sangat lemas.

Di dalam mobil, tak ada satupun yang berbicara. Sakura merasa malu sekali saat atasannya menemukan ia muntah di pinggir jalan.

Sedangkan Itachi masih memikirkan apa yang terjadi pada Sakura. Dia ingat, kejadian tadi sama seperti yang dialami Izumi.

[Flashback on]

Itachi mengerjap saat mendengarnya suara seseorang yang sedang muntah. Ia langsung membuka matanya dan menyibak ke selimut. Di dalam kamar mandi, ia menemukan istrinya yang sedang muntah.

"Kau kenapa, sayang?" tanya Itachi. Tangannya bergerak memijat tengkuk Izumi.

"Aku baik-baik saja," ucap Izumi ketika sudah selesai.

Itachi menautkan kedua alis tegasnya. "Sampai muntah begini, kau bilang ini baik-baik saja?" tanya Itachi tak terima.

Izumi tersenyum melihat suaminya yang kesal. Ia tahu pria tercintanya ini begitu mengkhawatirkan dirinya.

MY BABY CEO [SASUSAKU STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang