TAKKK!!
"OUCHH!!"
"HEY! APA-APAAN KAU?!"
"Mulutmu berisik, jadi kupukul saja kepalamu."
"Haaaahhh?! Mulutku yang berisik kenapa kepalaku yang kau pukul hah?!"
Sang CEO muda Uchiha itu diam-diam merutuki kebodohan sesaatnya. Seharusnya ia pukul saja mulut Naruto menggunakan keyboard! "Memangnya apa bedanya?"
"Tentu saja beda, bodoh!"
"Itu menurutmu saja, tapi menurutku tidak," ucap Sasuke. "Mungkin dengan aku memukul kepalamu, gen ayahmu akan bangkit."
"Hahhh? Apa yang kau maksud dengan pernyataan tidak jelas itu???"
"Pikir saja sendiri."
"Ck! Oh ya, kau tidak pulang? Ini sudah jam 1 malam. Sakura pasti sudah menunggumu dirumah."
"Tidak, dia tidak menungguku."
"Eh?? Ah terserah kau saja, yang penting izinkan aku pulang.. aku rindu dengan Hinata, rindu dengan senyumannya, rindu dengan pelukannya, rindu dengan kehangatannya, rindu dengan tubuhnya, terlebih aku saaangat rindu dengan--" Naruto terus saja mengoceh yang semakin lama semakin tidak masuk akal.
"Stop!" Sasuke membungkam mulut Naruto sebelum pria itu melanjutkan kata-kata yang aneh.
"Kalau kau tidak mau aku mengoceh, biarkan aku pulaaaaaaangggg!!"
Sasuke melihat jam yang berada di pergelangan tangannya, "Kita pulang." Cukup satu kalimat itu saja sudah membuat Naruto senang.
"Okeeee!!"
Dengan begitu, mereka berdua pulang ke kediaman masing-masing.
•o0o•
Keesokan paginya...
"Hoaaammmm...."
Sakura merenggangkan ototnya setelah ia terbangun dari kematian sementara.
Ia melihat jam, dan ternyata sudah jam 06.00 pagi. Ia segera mandi dan turun kebawah untuk sarapan, karena jam 08.00 nanti ia ada janji dengan sang sahabat tercinta.
Saat ia sedang memakai sepatu, ia menemukan sepatu kerja Sasuke di rak sepatu. Mungkin pria itu sudah pulang tadi malam.
Kalau ada yang bertanya, mengapa Sakura lebih memilih menggunakan sepatu daripada heels atau semacamnya? Jawabannya karena dia sejak kecil terbiasa memakai sepatu, sehingga jika dia memakai sesuatu yang lain selain sepatu, maka rasanya akan tidak nyaman di kakinya.
Sakura hanya menggunakan pakaian sederhana, yaitu kaos berwarna putih dan celana jeans, dia benar-benar sungguh tak terlihat seperti ibu yang sedang mengandung.
Setelah memakai sepatu dan pergi keluar, ia segera mencari taksi untuk mencapai tempat yang sudah dijanjikan, Senju Park. Jarak antara Senju Park dengan apartemennya hanya membutuhkan waktu 20 menit menggunakan kendaraan.
Sebenarnya, jika ia jalan mungkin itu tidak masalah, namun kondisinya saat ini membuatnya mudah lelah. Jadi, dia memilih menggunakan kendaraan saja.
Sesampainya di sana, ia melihat Ino yang sudah menunggunya di bawah pohon.
"Yo!"

KAMU SEDANG MEMBACA
MY BABY CEO [SASUSAKU STORY]
Romansa[Sasusaku] Sakura yang hendak mengantarkan berkas, harus terjebak bermalam dengan bos dari rekan bisnisnya. Lalu, saat dia dinyatakan positif hamil, apa yang akan dilakukannya?