"Hatchuuuuuu!!! Aissh, kenapa aku merasa ada yang membicarakan ku."
Sakura mengusap hidungnya yang gatal, ia menoleh ke kanan dan kiri, apa ada yang sedang membicarakan dirinya dari belakang? Humm, sepertinya tidak ada. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
"La~ la~ la~ la~..." senandungnya sebagai pengisi keheningan, juga sebagai melodi untuk anaknya.
"Astaga! Aku sangat fokus sehingga melupakan bahwa ini sudah masuk jam waktu makan siang!" sentaknya. "Maafkan mama, sayang." ucapnya sembari mengusap perutnya.
Sakura tersenyum ketika menyadari bahwa perutnya kini sudah semakin besar, "Dan kau mulai berat, sayang."
Ia pergi ke kantin, tenang saja, kantin disana terjaga kebersihannya, sehingga Sakura tak khawatir tentang asupan yang masuk.
Saat hendak ke kantin, ia tak sengaja bertemu Ino di lorong. "Loh? Kau belum ke kantin?"
"Belum." dan mereka pun pergi bersama-sama.
"Kenapa?"
"Aku sangat sibuk tadi."
"Oh," tapi mata Sakura memicing ketika melihat ada jejak air liur di sekitaran mulut Ino. "Sibuk tidur, ya?"
Ino tersentak, "A-apa yang kau katakan? Tentu saja aku sibuk mengurus laporan." elaknya.
Sakura memutar bola matanya malas, "Tidak usah mengelak, jejak air liur mu sudah membuktikan semuanya."
Mendengar perkataan Sakura, Ino pun segera mengusap jejak air liurnya. Untung saja tadi lorong sepi dan ia hanya bertemu Sakura. Bagaimana jadinya jika ia bertemu karyawan lain, apalagi bosnya? Mungkin sekarang sudah tamat riwayatnya.
"Aku sudah mengelapnya. Ayo kita ke--" saat Ino berbalik, ia tak menemukan siapapun, debu saja ia tak lihat, tapi.. "Lah? Dimana dia?!"
"Kau mencari ku?" sahut Sakura agak keras karena jarak antara lift dengan Ino cukup jauh.
"Astaga! Sejak kapan kau disana? Memangnya kau Doraemon yang bisa teleportasi secepat itu?" ocehnya sembari berjalan, Sakura pun memutar bola matanya. "Atau jangan-jangan, kau kerasukan hantu Doraemon?! Astaga, Sakura! Hush, hush, hantu Doraemon, keluarlah dari tubuh sahabatku, kasihanilah dia yang belum menikmati hidup, tolong biarkan dia hidup dulu. Pulang lah hantu Doraemon, PULANGLAH BRENGSEK!! HILANG SUDAH KESABARANKU!!" Ino menciptakan air yang entah bagaimana sudah ada disana, dengan ganas kearah Sakura.
"INO BITCH!! HENTIKAN HUJANMU ITU!!" Sakura mencubit pinggang Ino membuat Ino berhenti.
"Kura-kura! Akhirnya kau kembali ke jiwamu yang sebenarnya..." ucap Ino dengan panggilan random nya, lagi.
"Dengar ya Ino babi, di dunia ini mana ada hantu, apalagi sekarang abad ke 21, jadi yang namanya hantu itu, ga ada---..." perkataan Sakura terhenti ketika sebuah figura dari jatuh. Untungnya ada karpet, coba kalau ke lantai, mungkin sekarang sudah pecah, dan harganya juga sudah pecah huhu~~
"..... Atau ada." setelahnya mereka lari terbirit-birit kedalam lift.
Sakura dan Ino kini sudah menyelesaikan makanan mereka, dan kini mereka masih duduk di kantin karena masih ada waktu tersisa.
"Ino, mau kuberitahu tidak?"
"Kalau kau mau memberitahu seseorang, beritahu saja, tidak usah memakai izin."
"Ck! Aku bertanya kepadamu, bisa kuberitahu tidak?"
"Umm," jawab Ino yang kini sedang memoles kembali make-up nya yg luntur.
"Ayahmu adalah kakak kandung ibuku."
SRETTT
Lipstik Ino yang tadi sedang dipoles di bibir cantiknya kini meleset membentuk garis merah panjang kesamping.
"HAHH?!"
"Aku tidak berniat mengulang perkataan ku."
"Berarti, jika ayahku adalah kakak kandung ibumu. Maka, kita berdua saudara dong! Dan aku bisa dong menjadi ibu angkat anakmu itu!" tunjuk Ino pada perut Sakura.
"Enak saja! Ibu anak ini hanya aku, mengerti?! Hanya A-K-U, AKU!!!"
"Iya, iya, berarti aku jadi kakaknya saja deh."
"Kau tidak pantas dipanggil kakak."
"Lalu apa?"
"Nenek hahahaha..."
"PINKY BANGSATEEEEE!!!!" teriak Ino.
"Ya, neng? Mau beli sate?"
"Astogehh, siapa yang manggil Abang? Lagipula ini Jepang, bang, bukan Indonesia. Abang salah jalur.."

KAMU SEDANG MEMBACA
MY BABY CEO [SASUSAKU STORY]
Roman d'amour[Sasusaku] Sakura yang hendak mengantarkan berkas, harus terjebak bermalam dengan bos dari rekan bisnisnya. Lalu, saat dia dinyatakan positif hamil, apa yang akan dilakukannya?