20. Memilikimu saja itu sudah cukup.

29 2 0
                                    

Nissa tak mengerti apa yang membuat Stevi bisa memanipulasi semua ini, Nissa baru saja mendapatkan sebuah paket yang di tujukan untuk dirinya, didalam paket itu, ada foto Stevi dengan pria lain yang sedang berpelukan. "Siapa lelaki ini?" Tanyanya dalam hati.

"Apa itu sayang?" Irfan mengagetkan Nissa, ia memeluk Nissa dari belakang.

"Aku tidak tahu siapa yang mengirimnya, tapi di dalam kotak ini ada foto ini." Ucap Nissa sambil menyerahkan beberapa gambar Stevi bersama lelaki lain.

Irfan terdiam, lalu memeriksa gambar demi gambar yang Nissa berikan. "Aku sepertinya kenal dengan pria ini, tapi siapa?" Pikir Irfan. "Kenapa dia mengirimnya ke kamu? Bukan ke aku?" Tanya Irfan kebingungan.

Nissa menaikkan bahunya tanda tidak mengerti, Tapi jika ia pikir benar juga ucapan Irfan, kenapa si pengirim tidak mengirim langsung ke Irfan? Melainkan ke Nissa? Apa pemgirimnya tahu akan pertengkaran mereka berdua? Nissa tak mengerti dan tidak bisa berpikir.

Irfan dan Nissa tak saling bicara, mereka hanya berkutat dengan pikiran mereka masing masing.

****

Irfan telah sampai di kantornya, ia tak menyangka jika pagi ini mendapatkan tamu yang sama sekali tidak pernah ia undang. Bayu, ia tidak mengerti kenapa Bayu datang kepadanya pagi ini.

"Selamat pagi, pak Bayu. Ada yang bisa saya bantu?" Irfan yang baru saja datang langsung bertanya keperluan Bayi, karena dia tidak suka basa basi.

Bayu tersenyum tipis, "Selamat pagi pak Irfan. Saya hanya ingin mengajak anda bekerja sama atas proyek yang akan saya kerjakan beberapa bulan kedepan."

"Memang proyek apa itu pak?"

"Proyek akan pembuatan resort di Bali." Ucap Bayu, "Jika anda berkenan, saya tak kan sungkan untuk menjelaskannya kepada pak Irfan secara mendetail."

Irfan diam. Dia pikir Bayu akan membahas masalah Nissa, tapi dia salah. Mungkin Irfan selama ini sudah salah menilai Bayu, seperti kata Nissa, Bayu mungkin orang yang baik, dia saja yang terlalu cemburu kepada Bayu.

"Baiklah, mari masuk. Kita bicarakan di dalam." Kata Irfan sambil membuka pintu ruangannya.

***

Stevi masih tak tahu apa yang harus dia lakukan, di satu sisi dia tahu jika Bayu akan tetap mencintai Nissa mau bagaimana pun keadaan Stevi, kini yang Stevi rasakan cintanya Bayu ke Nissa tidak akan berubah.

Dan di satu sisi dia tak bisa memaksa Irfan lagi agar mengakui jika bayi yang dia kandung adalah anaknya, karena Irfan jelas tak percaya. Karena memang yang terjadi malam itu hanya sekedar tidur berdua Irfan tidak melakukan apapun kepadanya begitupun sebaliknya. Ia hanya melepas pakaian yang dikenakan Irfan hanya sebatas itu tidak lebih.

Meski ia tahu jika ia bisa saja melakukan hal yang ingin ia lakukan, tapi jika ia melakukan sendirian ia akan sangat malas. Karena tidak akan berasa apapun. Akan lebih menyenangkan jika melakukan bersama.

Stevi mengambil ponselnya, ia menghubungi ayah dari anak yang dia kandung. Ia harus menyelesaikan sekarang, apa Bayu akan terus ingin anak ini atau tidak.

"Ada apa Stev?" Tanya Bayu di sebrang sana.

"Ke apartemen ku sekarang, aku ingin berdiskusi denganmu."

AnnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang