21. Bisakah Aku Mempercayaimu, Lagi?

21 2 0
                                    

"Mungkin bagi sebagian orang, kepercayaan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah hubungan. Lalu, jika kepercayaan di hancurkan dengan sengaja, maka izinkanlah aku bertanya, bisakah aku mempercayainya saat kepercayaan yang telah ku beri kepadanya di hancurkan dengan sengaja?"
-Nissa.-

Nissa masih tak tegur sapa dengan Irfan. Ia masih tak tahu bisakah Irfan ia beri satu kali kesempatan? Atau kepercayaan?

"Niss.." sapa Irfan yang hanya di balas dengan mata tajam menusuk oleh Nissa. "Bisakah kau percaya kepadaku untuk kali ini? Sungguh aku tak melakukan apapun ke Stevi."

Nissa mendengkus, ia telah lelah dengan ucapan Irfan yang sama. Sama dia ucapkan selama ia dan Irfan tak bersapa. "Aku lelah. Aku mau tidur." Kata Nissa sembari bangkit dari sofa yang sedari tadi ia duduki.

Irfan yang melihat Nissa seperti itu hanya bisa memejamkan mata frustasi. Ia tak tahu lagi bagaimana menjelaskan ke Nissa jika ia sungguh tak mempunyai perasaan apapun ke Stevi, Lagi? Jika dulu kala awal menikah memang perasaannya untuk Stevi sangatlah besar dan tak tergoyahkan. Tapi kali ini, perasaannya ke Nissalah yang tak bisa di goyahkan oleh siapapun.

"Jika kau ingin berubah, dan ingin ku percayai lagi. Maka jangan pernah kau melakukan hal yang sama kepadaku. Jika kelak kau melakukan itu lagi, maka aku tidak akan segan-segan untuk mengurus surat perceraian kita." Nissa berbicara di dalam kamar.

Irfan yang mendengar ucapan Nissa di dalam kamar segera bangkit dan menyusul Nissa. "Benar yang kau ucapkan kepadaku barusan?" Tanya Irfan kala dia sudah berada di dalam kamar yang ternyata sudah tidak di kunci lagi oleh Nissa.

Nissa masih diam, ia tak menyahut apapun perkataan Irfan. Di dalam hatinya masih bimbang apa benar yang dia ucapkan barusan atau apa? Nissa tak tahu. Yang jelas Nissa masih ingin membangun rumah tangga dengan Irfan lagi.. walau dia tahu jika mungkin kedepannya Stevi masih mengganggu rumah tangga mereka, tapi Nissa masih keras kepala. Dia masih ingin melanjutkan rumah tangganya dengan Irfan.

"Nissa, please jawab pertanyaanku." Kata Irfan putus asa.

Nissa yang sedari tadi memunggungi Irfan kini ia berbalik dan menatap wajah suaminya yang sudah terlihat sangat senang dengan ucapannya barusan. "Aku hanya tidak ingin menyandang status janda dengan cepat. Aku memang masih ingin melanjutkan rumah tangga ini denganmu, tapi untuk mempercayaimu maaf, aku masih belum bisa.'' ucapnya tegas dan penuh dengan penekanan.

Irfan yang mendengar hal itu hanya bisa memeluk Nissa, "Aku tidak perduli dengan alasanmu, yang aku perdulikan hanya aku dan kamu telah kembali lagi bersama." Ucapnya, "Dan terimakasih karena telah mencoba memperbaiki semuanya."

Nissa terdiam,, wanita itu mendekap suaminya dengan erat, air mata kembali mengalir kala ia merasakan detak jantung suaminya yang berdetak dengan lumayan keras. Nissa masih bertanya, apa suaminya benar bisa dia percayai lagi kali ini? Kepercayaan yang dia berikan kepada suaminya sudah cukup membuatnya hancur, akankah dia kembali bisa menupuk lagi dan lagi rasa percaya itu?

****

Tak terasa pagi telah hadir dan Nissa dengan Irfan masih tidur dengan sama-sama berpeluk. Irfan seolah tak mau menyia-nyiakan Nissa lagi, dia takut jika Nissa pergi lagi dari hidupnya, ia memeluk istrinya itu dengan rasa ketakutan yang luar biasa.

Nissa yang sudah terjaga, ia melihat wajah sang suami dengan senyum tipis. Dia tak tahu jika di sayangi oleh Irfan bisa membuat Irfan seperti ini. Nissa meraba wajah suaminya, ia seolah tak bisa jika ia harus kehilangan Irfan. Tapi, dia mencoba menutupinya, pria ini telah mengambil sebagian besar dunianya.

AnnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang