6. -Positiv-

181 9 4
                                    

Jika apa yang hadir di dalam tubuhku adalah kesalahan yang membuatmu semakin menjauh dariku, maka akan ku terima dengan lapang dada.

-Nissa.-

Sebulan setelah kejadian itu Nissa merasakan hal yang aneh di tubuhnya. Setiap ia memasak tanpa sebab ia sering mual dan muntah karena mencium bau bawang putih atau bau bauan yang awalnya Nissa mencium tak apa apa kini menjadi mual dan muntah.

Seperti pagi ini, Nissa merasakan tubuhnya lemas, dan tak bersemangat. Rasanya ia ingin istirahat di rumah dan ijin sehari saja dari penatnya kerjaan yang dia jalani selama ini. Tapi, ia tak bisa. Ia punya tanggung jawab kepada para Client yang sudah menunggunya.

Akhirnya Nissa hanya membuat nasi goreng telur mata sapi sederhana. Tanpa menambahkan beberapa tambahan seperti udang atau krupuk. Yang ada di piring hanya nasi goreng dengan telur mata sapi.

"Apa sarapan kita hanya ini?" Irfan yang telah selesai dengan baju kerjanya langsung menegur Nissa yang hanya menyiapkan sarapan seperti yang ia lihat.

"Iya, aku sedang malas memasak seafood atau yang lain." ucap Nissa setelah ia duduk dan meminum air mineral dingin yang baru saja dia ambil di lemari pendingin.

Irfan duduk di tempatnya, lalu menyuapkan nasi goreng yang Nissa buat kedalam mulutnya. "Kau kurang enak badan?" tanya Irfan sedikit cemas dengan keadaan wanita yang ia lihat hari ini pucat pasi.

"Nggak tahu kenapa. Rasanya badanku kurang sehat."

"Mau ku antar kedokter?"

Nissa menggeleng, "Tidak usah.. Mungkin kecapek.an" ujar Nissa singkat.

Tak ada sahutan dari Irfan, Nissa lalu menyuapi nasi goreng ke mulutnya, tapi setelah mengunyah beberapa kunyahan, kembali Nissa merasakan perutnya bergejolak lagi.

Nissa segera menutup mulutnya lalu menuju ke wastafel. Dan memuntahkan apa yang ada di perutnya. Irfan yang melihat itu merasa sedikit curiga, hingga dia menyusul Nissa ke kamar mandi.

"Apa tamu bulanmu sudah datang?" tanya Irfan sambil tangannya bersedekap di dada.

Nissa tertegun, ia lupa satu hal. Jika tamunya tak datang bulan ini. Nissa terdiam, ia tak tahu harus berkata apa. Yang Nissa tahu satu hal. Mungkin di dalam rahimku telah tumbuh sosok yang Nissa inginkan, tapi tak pernah Irfan inginkan.

"Sudah datang apa belum?" Irfan bertanya tak sabaran. Irfan takut jika kesalahan yang pernah dia lakukan ke Nissa sebulan yang lalu telah hadir dan tumbuh di tubuh Nissa.

"Belum, tamuku bulan ini belum datang." setelah mengatakan hal itu. Tanpa berfikir panjang, Irfan segera menarik pergelangan tangan Nissa lalu meraih kunci mobilnya dan segera mengajak Nissa masuk kedalam mobil.

"Jangan tanya apapun, lebih baik kamu diam dan ikuti saja apa kemauanku hari ini." Ujar Irfan ketika ia tahu jika Nissa akan menanyakan sebuah pertanyaan.

****

Irfan mengendarai mobilnya secara ugal ugalan, ia tak perduli dengan umpatan demi umpatan orang yang jalannya Irfan putus begitu saja.

Sebenci itukah kau denganku? Tanya Nissa dalam hati. Nissa tak tahu kenapa emosi nya kali ini membuncah. Ia jadi gampang emosi, dan air matanya dengan cepat keluar, ada apa dengan dirinya? Ia biasanya tak seperti ini.

AnnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang