7. -Salah Faham.-

174 5 1
                                    

Ntah bagaimana aku menjelaskan semuanya, yang ada kini hanyalah perasaan yang tak dapat ku jelaskan.

-Nissa.-

Nissa berjalan dengan bersedekap dada. Ia tak dapat menjelaskan bagaimana perasaannya saat ini. Kini yang bisa ia lakukan hanyalah diam dan menangis, hanya itu yang mampu ia rasakan.

Ia ingin kembali kerumahnya, tapi ia malu pada keluarganya, ia tak mau dengan alasan ia kembali ke rumahnya akan berbuntut panjang. Dari pertanyaan kenapa? Mana? Dan dimana tak akan habis di pertanyakan oleh kedua orang tuanya.

Getaran Handphonenya membuat ia tersadar jika ia masih bisa menumpang menginap di salah satu teman kerjanya. Tapi? Siapa? Dan apa temannya itu mengizinkan?

Ketika jemarinya akan menekan tanda call, ia urungkan dan mematikan handphonenya sejenak lalu duduk di kursi taman yang ada di sekitar daerah perumahannya.

"Kemana aku sekarang? Jika aku kembali, maka aku akan membuat Irfan merasa menang dengan semua yang telah ia perbuat kepadaku." lirihnya pelan.

Nissa tanpa sadar mengelus perutnya, kini ia akan menjadi seorang ibu, impian para semua wanita. Ia berjanji akan menjaga janin yang baru tumbuh di dalam rahimnya. Ia bersyukur dan sedih dengan nasib anak yang ada di perutnya.

"Kau harus kuat Nak.." lirihnya dengan senyuman tipis yang hadir di setiap sudut bibirnya. "Bunda janji, apapun yang terjadi Bunda akan tetap mempertahankan mu, walau Ayahmu tak mengharapkanmu, percayalah Bunda sangat mengharapkanmu hadir melengkapi hidup Bunda."

Setelah ia berkata seperti itu, Nissa bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke sebuah Restoran yang ada di ujung perumahan. Ia masuk dan memesan beberapa makanan, ia masih ingat jika ia di beri Irfan ATM yang masih berpuluh puluh juta isinya. Dan dengan uang itu, ia akan menggunakan untuk menyewa apartemen dan membeli perlengkapan bayinya, dari mulai makan dan sebagainya.

****

Berbeda dengan Nissa. Irfan kini diam di temani sepupu nya yang baru saja pulang dari Amerika. Yah. Yang tadi masuk kedalam kamar Irfan adalah Sepupunya.

Irfan memang sengaja melakukan hal itu, karena ia ingin tahu apa benar kecurigaannya selama ini, jika ia merasa Nissa mulai mencintainya. Jika kalian bertanya kenapa Nissa kok tidak tahu tentang sepupu Irfan yang ada di Amerika? Maka jawabannya karena sepupu Irfan itu diasingkan oleh keluarga nya. Jadi ia bergantung kepada Irfan, sosok kakak yang selalu diimpikan olehnya.

"Heii stupid. Kau tak kejar istrimu?" tanya sepupu Irfan yang kini memasukkan beberapa potong Apel kedalam mulutnya.

Karena tak merasa ada jawaban, maka ia melempar bantal yang ada di ruang tamu ke arah Irfan. Irfan yang sedikit kesal dengan perlakuan sepupunya akhirnya ia bangkit dan masuk kedalam kamarnya. "Aku takkan mencari dimana istriku berada." teriaknya dari kamar pribadinya.

Seusai mengganti baju santai, Irfan kembali ke ruang dapur yang diikuti oleh sepupunya. Irfan menuang air dingin ke dalam gelas, dan meminumnya. Sebelum minuman itu habis, sebuah tamparan di kepalanya membuat Irfan tersedak minuman yang sedang ia minum.

"Kau gila apa ya? Dia itu lagi hamil anakmu dan kau disini bisa bisanya meminum minuman yang dingin pula." ujarnya ke Irfan.

AnnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang