2. Persiapan...

143 9 4
                                    

Pesta pertunangan itu baru saja selesai, keluarga juga baru saja pulang di kediamannya masing masing. Tapi, bagi Nissa, ia tersiksa, ia bukan bahagia, melainkan ia mengalami tekanan batin. Ayolah, gadis mana yang mau bertunangan dengan orang yang tidak ia kenal??? Sedangkan, ia sudah memiliki kekasih yang sudah menemaninya selama tiga tahun.

Secara tak langsung, Annisa merasa jika ia telah berkhianat dari Bayu, kekasihnya. Jemari tangannya memandang wallpaper di handphone-nya. Wallpaper dimana ada foto dirinya dan Bayu yang saling tertawa sambil berhadap-hadapan. Sekelibat bayangan ketika ia mau di foto dengan pose tertawa gila seperti itu muncul di benak Nissa.

FlashBack.
Dua tahun sudah Nissa menjalin kisah dengan Bayu, sang kakak kelas ia di SMA. Nissa duduk di kelas Dua SMA sedang Bayu duduk di kelas tiga.

Nissa bolak balik mengecek jam tangannya, berharap agar Bayu segera pulang dari bimbingan belajar nya, sudah hampir dua jam Nissa disuruh Bayu menunggu di tempat biasa dia bertemu. Taman belakang sekolah. Baju putih abu abu itu menjadi saksi bagaimana romantis kisah mereka. Bayu yang mencintai Nissa dengan segala kekurangan Nissa menjadi alasan Bayu untuk tertawa.

Di taman belakang inilah, Bayu mengutarakan perasaannya kepada Nissa di hadapan teman dan sahabat Nissa. Nissa tersenyum, ketika ia seminggu setelah Masa Orientasi Siswa, ia sudah di ajak teman temannya untuk jalan jalan sampai kebelakang sekolah, yang senter terdengar Taman belakang sekolah tempat orang putus bercinta, atau banyak anak siswa yang berkata jika taman belakang sekolah adalah taman galau.

Kenapa demikian? Yah, karena banyak entah itu mau lelaki atau perempuan yang memutuskan hubungannya selalu di taman belakang sekolah. Ah, sudahlah itu tak penting, yang penting sekarang Nissa sudah mulai kesal menunggu Bayu yang masih belum menampakkan batang hidungnya.

"Maaf sayang aku lama banget ya.." suara berat itu membuat Nissa sedikit tersenyum walau tipis.

"Hem... lama sekali, sampai aku berkata jika dalam sepuluh atau lima belas menit kau tak datang, aku akan pulang sendirian." Ucap Nissa kesal.

"Maaf syang, beneran tadi pak Hari bikin kesel, sudah tahu matematika itu ribet, pakai di suruh kedepan kelas lagi buat ngerjain per aanak. Makanya lama, maaf ya sayang."

Nissa yang masih merengut hanya bisa menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Kali ini ku maafkan. Asal jangan di ulangi lagi."

Setelah mengatakan hal itu, Bayu yang tadi sedikit menunjukkan rasa bersalah kini sudah sedikit tersenyum lega. Dia memeluk tubuh ramping Nissa, Nissa yang terbiasa dengan perlakuan romantis dan hangat itu hanya bisa memejamkan matanya menikmati pelukan dari sang pujaan hati.

Nissa yang teringat hal itu hanya bisa memejamkan matanya erat dan semakin deras mengalir air matanya. Air mata penyesalan karena tak meminta Bayu buat mengikat dirinya sebelum Bayu pergi meninggalkannya.

****

Sebulan sudah Nissa dan Irfan bertunangan. Hanya kurang beberapa bulan lagi, Irfan dan Nissa akan menjadi suami istri. Tapi, hal itu tak membuat hubungan mereka berdua bertambah akrab atau menimbulkan perasaan yg aneh.. Irfan semakin sibuk dengan pekerjaannya sedang Nissa sibuk dengan pekerjaan dan persiapan pernikahannya.

Irfan yang memang sejak awal tak berniat menikahi Nissa hanya tak acuh dengan apa yang sedang Nissa perbincangkan dengan Mamanya di telpon setiap harinya, ntah itu urusan catering, wo, atau sebagainya.

Yang Irfan pikirkan hanya bagaimana dia nanti akan menjelaskan kepada kekasihnya, saat kekasihnya nanti pulang dan ia mendengar jika dirinya telah menikah dengan perempuan lain.

AnnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang