Nyanyian Pertama Ayah

446 67 49
                                    


Saat ini Jeno, Haechan, dan Jhonny sedang menikmati makan siang di kantin rumah sakit, keduanya berdebat dengan mempertahankan argumen mereka sendiri-sendiri perihal alasan Jaemin  mengusir mereka dari kamar rawatnya. Merasa debat tersebut tak akan berakhir Jhonny melerai mereka dengan mengajak makan ke kantin, karena bagi anak seusia mereka sedang waktu-waktu paling menyenangkan adalah waktu makan tiba. (siapa nih yang relate banget, bel istirahat masi 10 menit dah keburu cabut kantin sksksk)

"JENO! Cepetin makannya! bokong gue yang gepeng tambah ilang kalo kelamaan duduk" Gerutu Haechan tidak sabar karena bagi seseorang yang hiperaktif maka diam merupakan hal yang sangat sulit di lakukan.

"Jeno udah selesai makannya?" Tanya Jhonny perhatian.

"Udah yah"

Jeno yang semula ingin menyuapkan makanan ke dalam mulutnya-pun Ia urungkan. Diletakkan alat makan tersebut dengan rapi, niatnya yang sengaja berlama-lama harus pupus begitu saja dan itu karena Haechan Candra. A.

Seusai membayar makanan tadi, Jhony mengajak Haechan dan Jeno kembali menuju kamar rawat Jaemin, entah mengapa tiba-tiba perasaannya gelisah sesegera mungkin  Ia percepat langkahnya yang diikuti Haechan dan Jeno dibelakang. Tepat pada pertigaan koridor rumah sakit yang menghubungkan antara ruang rawat Jaemin, kantin, dan lobby. Jhonny melihat seorang dokter dengan beberapa perawat lari tergesa-gesa berlari yang memasuki kamar jaemin.

Melihat hal itu membuat Jhonny ikut berlari kencang, di pikirannya hanya ingin segera menghukum Jisung karena berani-beraninya membuat Jaemin dalam bahaya. Ia berlari sekencang-kencangnya dengan rahang mengeras dan tangan mengepal kuat. Dibukanya pintu dengan kasar seraya berteriak kencang memanggil nama sang anak.

"JAEMIN!" Teriak Jhonny lantang yang mengalihkan atensi semua orang padanya. Dicarinya seorang Jisung Keano dengan mata nyalang nan menyeramkan namun seseorang yang ia cari tak kunjung ia temukan.

"Ayah!" Teriak Jaemin yang mengalihkan atensi Jhonny. Segera saja Jaemin peluk erat sang ayah menyalurkan segala rasa yang ada dihatinya. Melihat bahu anak yang bergetar Ia memegang kedua bahu Jaemin niat awal akan menenangkan Jaemin seketika terhenti. Matanya nyalang melihat banyak darah di kemeja bahu sebelah kanan Jaemin tangannya mengeras apakah anak sialan itu menyakiti kelinci manisnya?

"Cepat lakukan intubasi, sirkulasi pernafasannya menurun drastis!" Gelegar dokter tegas yang mengubah arah pandang Jhonny yang semula menuju Jaemin berubah menuju bankar sang anak.

"Dok hemoglobin pasien menurun" Lapor salah satu perawat wanita yang sedang mengecek alat vital Jisung.

Entah dorongan dari mana Jhonny mendekat ke arah sang bungsu, Matanya berkaca kaca kejadian ini mengingatkannya pada kejadian 15 tahun yang lalu dimana sang istri merenggang nyawa karena pendarahan. Saat Jhonny ingin menyentuh surai sang anak, tangannya dicekal oleh salah satu perawat "maaf pak sebaiknya bapak tunggu di luar agar pasien di tangani secara maksimal" Pinta si perawat.

"Dia anak saya! Apa hak anda melarang saya menyentuhnya" Kalimat itu terlontar begitu saja dari mulut Jhonny, apakah Ia sedang mengakui bahwa Jisung anaknya? setelah sadar dengan apa yang Ia ucapkan, langsung saja jhonny meninggalkan ruang rawat tersebut sembari menggandeng lembut tangan Jaemin.

45 menit berlalu namun dokter belum menunjukkan kapan penanganan Jisung selesai, bukankah ini penanganan berlebihan terhadap remaja yang mengalami mimisan? Namun jika melihat noda darah di pakaian pasien Jaemin hal ini bukan hal yang sepele.

Jauh di lubuk hatinnya Jhonny merasa sangat bersalah mengingat bagaimana cara Ia membangunkan Jisung dengan membentaknya, mengajak si bungsu yang sakit demi keinginan Jaemin, mengecewakannya, dan bagaimana Jisung yang rela tertampar untuk menggantikannya. Terlebih dengan kejadian menuju ke rumah sakit

All About Me || REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang