"Arya kau mau membawaku kemana, aku takut ruang bawah tanah lebih berbahaya daripada diluar sana.."
sejak steven memberinya perintah tadi, dia terus menarikku sampai kita sampai di sebuah ruangan
Suatu ruangan yang aku tau itu tempat apa
'Ian'
ini mengingatkanku tentang kejadian dimasa lalu, sungguh membuatku merinding
"arya kau yakin mau membawaku masuk??"
dia menoleh kearahku dan memegang kedua tanganku erat
"maaf kak, kau pasti sedikit takut tapi percayalah hanya ini tempat yang paling aman untuk sementara waktu"
"apa maksudmu, jangan bilang kau...."
perlahan pegangan tangannya padaku terlepas
arya tersenyum lemah padaku
"tepat seperti yang kau pikirkan kak.."
"tidak! aku tidak mau, aku tidak ingin terus dilindungi oleh kalian semua, aku juga ingin bisa melindungi semua orang yang berharga bagiku..!"
aku maju dan menarik kerah bajunya
"apa kau serius hah.."
arya kembali memegang kedua tanganku
"meski aku tidak mau, tapi aku akan membantu steven disana, aku tidak ingin melihat kakak sedih karena hal buruk terjadi pada steven.."
"......"
"aku tau dengan jelas kemungkinan steven kalah sangat kecil tapi aku akan berusaha agar kakak dan steven bisa kembali bersama"
"arya kau.."
"kumohon kak..."
aku menurunkan tanganku dan berbalik
meski berat.. tapi jika ini yang terbaik..
"pergilah.., jangan lupakan janjimu padaku lindungi steven dan juga dirimu.."
arya memelukku dari belakang lalu mengucapkan terimakasih
"kalau begitu aku pergi dulu.."
"tunggu dulu..!!"
"ada apa lagi kak.."
"a-antar aku masuk kedalam.." sial sebenarnya aku malu mengatakan ini
"Pfftt...."
"Sialan jangan tertawa..!"
"maaf kak aku juga salah karena lupa kau belum terbiasa dengan ian.., ayok.."
arya mengambil kunci dan perlahan membuka pintu
aku kemudian mengikuti arya yang masuk kedalam..
seperti telah lama tidak bertemu Ian langsung bangkit dari duduknya dan memeluk arya meski kedua tangannya dirantai dengan kuat
aku hanya berdiri agak jauh dibelakang mereka
arya kemudian mulai berbicara dengan ian, entah apa yang mereka bicarakan tapi ian setelah itu langsung menatapku
aku memang sedikit takut tapi aku menepis itu semua.. keadaan saat ini mengharuskanku untuk bersikap lebih berani
"Kak kemarilah.." panggil arya padaku
"bagaimana... apa dia tidak akan menyerangku..?"
"haha.. tentu tidak, aku sudah memberitahunya untuk melindungi kakak seperti dia melindungiku.."
"syukurlah.."
"hanya saja... ian memang sedikit sensitif dengan aroma tubuh steven.. karena itu ian agak kurang akrab denganmu karena aroma tubuhmu kini sama dengan steven kak..."
"Hah.."
"ehhe tapi tenang saja kak, ini hanya masalah waktu.."
kuharap begitu...
"Kalau begitu aku pergi dulu, aku takut steven membutuhkan bantuan saat ini.."
"hemm.. pergilah dan jangan mati.."
"ahh, satu hal lagi, jangan keluar sampai aku menjemputmu nanti kak.."
kemudian dengan cepat arya langsung pergi dan meninggalkanku berdua dengan ian..
sejujurnya aku tidak tau harus melakukan apa disaat seperti ini, aku berjalan kearah pojok tembok dan duduk disana
aku akan beristirahat sebentar...
"......."
"......."
apakah firasatku saja atau memang ian terus menatapku sejak tadi
"ekhemm.. h-halo ian.." aku mencoba mengajaknya bicara, semoga ian mengerti
namun dia tidak menanggapiku hanya melihat sekilas lalu kembali keposisinya
sialan..
hah.. lebih baik diam saja dan menunggu arya menjemput
.
.
.
waktu terus berjalan
sekarang aku tidak tau apakah keadaan di atas sana sudah lebih baik atau belum, yang jelas ini sudah lama sekali sejak arya pergi
sebaiknya aku periksa sendiri, lalu aku bangun dan berjalan kearah pintu dan bermaksud membukanya
tapi ian tiba-tiba bangun dan berteriak
"arrrrrhhh!!"
"Astaga a-ada apa.." tentu saja aku terkejut, bagaimana jika dia lepas dari ikatannya dan mengejarku
"tenanglah ian aku hanya akan melihat sebentar keadaan disana..."
ian terus mengamuk ditempatnya, aku tidak tau harus apa sekarang
"hah sudahlah.."
dengan cepat aku membuka pintu lalu melangkah keluar,
"Kena kau.."
Tanpa aku sadari ternyata seserorang sedang mengawasiku
dia langsung menarikku, tubuhku juga terhuyung kedepan dan kini aku berada dalam dekapannya
"l-lepas..siapa kau.."
"shhh.. tenanglah dan tidur aku akan membawamu pulang kerumah kita, 'adrian'..."
"tidak!! lepass..! ian tolong aku!
aku terus memberontak sampai aku rasakan sebuah suntikan dileherku.."samar samar aku melihat beberapa orang melewati kami berdua dan mereka menuju kearah Ian yang sedang terikat disana
"uhh... a-apa yang kau lakukan, l-lepas aku bilang..."
dia memang melepaskanku hanya saja pandanganku kini mulai gelap dan kepalaku sangat pusing,
"h-hahh-hahh..." sepertinya aku akan pingsan..
sebelum aku benar-benar kehilangan kesadaran, aku bisa mendengar suara teriakan ian dan suara orang itu entah siapa..
"selamat tidur dan selamat datang kembali baby.."
ukhh sial apakah ini hari pernikahanku atau hari kematianku..
TBC....