Better with you (Jeongmi)

1K 90 39
                                    

Bismillah bikin Jeongmi. Tuntutan ya, kan harus adil.

=====

Nampaknya untuk beberapa pasangan yang sudah menjalani hubungan lebih dari dua tahun, bertemu dan  seperti hidup di dunia masing-masing akan menjadi hal yang biasa.

Dan itu lah yang terjadi pada sepasang kekasih, Mina dan Jeongyeon. Hubungan yang telah dibina hampir setengah windu itu memang pasang surut dengan segala drama layaknya orang pacaran pada umumnya.

Bercerita tentang hubungan. Pertemuan nampaknya menjadi hal wajib bagi sepasang kekasih. Seperti saat ini, mereka sedang berada di ruang tengah. Makanan yang Jeongyeon beli sebelum berkunjung ke rumah Mina hampir memenuhi meja. Mina dan Jeongyeon sedang sibuk dalam dunianya masing-masing. Ya, Jeongyeon sibuk dengan laptop dan tugas kantor, sementara Mina sibuk menonton drama korea favoritnya.

Di tengah fokusnya tiba-tiba Jeongyeon mendelik ke arah Mina. Suara perut keroncongan dari pacarnya membuat Jeongyeon tertawa begitu kencang.

Jika dalam masa penjajakan situasi seperti itu mungkin akan sangat memalukan tapi untuk hubungan yang sudah terjalin lama, hal itu malah nampak kelakar.

"Bukannya kamu suka kpop? Tapi kenapa perutnya malah keroncongan haha" goda Jeongyeon pada pacarnya membuat si perempuan melempar bantal ke arahnya.

Melihat gadisnya merengus Jeongyeon malah tertawa puas. Mina dan Jeongyeon memang sering beradu mulut untuk hal-hal kecil dan menurut orang tidak penting. Lebih tepatnya Jeongyeon yang selalu menggoda Mina, namun hal itu justru membuat Mina bahagia, sebab kehadiran Jeongyeon lah yang ia perlukan selepas dari rutinitasnya bekerja, walaupun hanya sekedar mengganggu tapi melihat wajahnya saja sudah membuat Mina bahagia.

Mina memunggungi sang kekasih. Ia sedang dalam mode 'ngambek' karena terus di goda pacarnya tersebut. Jeongyeon tersenyum kecil melihat aksi itu. Lalu ia beranjak mendekati Mina.

"Pesawat nya mau masuk! Aaaaaa~" seru Jeongyeon yang ternyata sedang memegang sepotong kue agar si perempuan mau makan.

Mina agak kekanakan, ia tidak mau makan jika Jeongyeon tidak ikut makan. Bukan disebut bucin, namun ada beberapa orang yang malas makan jika sendiri.

"Aku order gofood ya?" Jeongyeon menatap si perempuan namun Mina malah mendengus.

"Di meja banyak banget makanan, ini aja engga akan abis, yang!" Mata mereka bertemu dan tak lama kemudian keduanya tertawa begitu lepas.

"Yang yang di goyang? Geli banget haha" Jeongyeon tak henti tertawa karena ulah Mina. Begitulah Jeongyeon dan Mina jika sudah berdua. Tawa akan selalu tercipta jika mereka sedang bersama.

Mina bahagia bersama Jeongyeon karena pria itu bisa merawatnya dengan baik. Bukan hanya itu, Jeongyeon adalah satu-satunya pria yang bisa membuatnya tidak takut akan pengkhianatan padahal mereka sempat terpisah jarak atau bahasa kerennya LDR.

Walaupun semakin hari rasanya hubungan mereka nampak seperti seorang teman, namun tak mengurangi rasa sayang satu sama lain. Seperti Jeongyeon akan cemburu jika Mina dekat dengan partner kerja (lawan jenis), perhatian Jeongyeon padanya yang agak cenderung posesif namun itu adalah bentuk ke khawatiran si pria. Mina selalu di prioritaskan oleh Jeongyeon. Itulah alasan kenapa Mina bisa bertahan sampai sejauh ini.

"Padahal dulu kamu suka marah kalo aku manggil nama, engga pake embel-embel yang" kekeh Mina mencoba mengingatkan masa lalu dimana mereka awal berpacaran.

"Idih kamu juga kalo aku manggil nama pasti nanya 'kamu marah sama aku?' hahah" Jeongyeon tak mau kalah, membandingkan betapa konyol dirinya dengan Mina dulu.

Kembali bom tawa menyerang mereka berdua. Masa lalu memang selalu menggelitik.

Jam berdenting sebanyak sepuluh kali, tanda jika waktu sudah menunjukan pulul sepuluh malam. Tawa Mina pun seketika berubah menjadi muram. Pasalnya ia tahu jika sang kekasih harus pulang ke rumah.

Mina tidak suka jika Jeongyeon pulang, Mina selalu ingin bersama dengan Jeongyeon. Kapanpun dan dimanapun.

"Jam sebelas ya? Aku masih kangen. Oh pulangnya abis aku makan, ya?" Mohon Mina pada pria yang sedang membereskan barang-barang miliknya itu.

Jeongyeon membuang nafas panjang. Jika harus dikatakan ia pun tidak ingin pulang, namun apa kata tetangga Mina jika ia pulang sampai dini hari dari kediaman gadis peranakan Jepang ini.

Jeongyeon bangkit dan menarik tangan si gadis. Jika tidak dipaksa, Mina susah untuk makan.

=====

Indomie di tambah sayur dan telur, menu makan malam Mina bersama Jeongyeon. Si perempuan makan dengan begitu lahap, padahal mangkuk itu berisi dua porsi mie.

"Jelek ke lambung kalo mie instant terus" Jeongyeon mengelus lembut rambut Mina dengan senyum yang manis.

Mina menatap kedua mata pria berkacamata itu.

"Jeongyeon--"

"Mina kamu mau engga nikah sama aku?" Pertanyaan itu jelas membuat Mina terdiam karena sangat terkejut.

Jeongyeon bersungguh-sungguh dengan kalimatnya. Ia ingin memiliki waktu lebih banyak dengan Mina. Walaupun hubungan terjalin sudah lama namun intensitas pertemuan mereka menurutnya masih kurang. Hanya empat jam dalam sehari, itu pun jika mereka tidak lelah setelah bekerja.

Jeongyeon ingin Mina menyambutnya setelah pulang kerja. Jeongyeon ingin menjadi seseorang yang pertama tahu apa saja kegiatan Mina seharian itu. Jeongyeon suka setiap hari mendengar suara Mina saat merengek atau marah padanya, namun bukan di balik telepon. Terlebih Jeongyeon ingin selalu bersama Mina.

"Aku udah nabung, aku udah bilang ke orangtua aku" tegas Jeongyeon menyatakan jika ia siap meminang Mina.

"Sebenernya aku tadi mau nanya itu tapi katanya cowok takut di ajak komitmen. Makannya aku ragu, soalnya takut bikin kamu risih" suara Mina merendah, ia tidak percaya diri saat mengatakan itu.

Dengan sentuhan lembut tangan si pria kini menggenggam erat milik si perempuan. Jeongyeon tidak ingin melewatkan sedikitpun moment ini. Gugup dan bahagia bercampur jadi satu. Walaupun ia percaya diri jika lamarannya pada Mina akan diterima namun ia masih tetap grogi.

"Aku ada uang dua puluh ribu, cukup ga ya buat nikah?" Kekeh Jeongyeon memecah atmosfir romanis. Mina kembali tertawa karena ulah Jeongyeon

"Masih ada kembalian itu juga Jeong" Mina membalas guyonan pacarnya.

Kembali tawanya terhenti saat Jeongyeon mengeluarkan cincin dari saku celananya.

"Will you marry me?"















Percayalah setelah ini gue bakalan di bully tapi ini tuntutan profesi ya sayang.

Sebagai obat, gue punya michaeng tapi bukan os, jadi yang belum follow akun ini. Follow dulu biar dapet notifikasi.

*ps gue nulis ini subuh pas lagi dengerin lagu-lagu twice dan kepikiran ini, langsung nulis tanpa revisi. Kalo engga ngefeel maaf ya.

Ya pasti engga ngefeel reader gue kan mostly micenger HEHEHEH CANDA

Twice 'random' OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang