Jeongyeon membuang nafas panjang saat melihat sang istri sudah bersiap untuk berangkat kerja.
Hari ini Nayeon harus lembur, sedangkan Jeongyeon libur, artinya bocah laki-laki mereka harus di asuh olehnya.
"Sama Momo atau Sana aja gimana?" Nayeon mendelik mendegar dua nama tersebut.
"Momo udah gamau lagi kerja sama kita, kalo sama Sana aku gapercaya ah. Abis anak aku di cubitin sama dia. Gemes ko sampe cubitin anak orang kayak gitu"
Setelah semua sudah siap, Nayeon segera meraih tas selempang dan laptop dari atas meja. Sementara sang anak masih fokus menonton Ultraman tanpa menganggu rutinitas orangtuanya di pagi hari.
Nayeon yang merasa aneh sebab biasanya Chaeyoung sangat berisik, lantas mendekati bocah laki-laki tersebut.
Tangannya yang lentik itu mulai menyentuh dahi si anak. Chaeyoung menatap ibunya dengan tatapan bingung, namun tak lama alisnya mulai mengkerut karena merasa ibunya menganggu aktivitas menontonnya. Tangan kecilnya menghempaskan tangan si ibu.
"Mau minum" senyuman mulai merekah di wajah Nayeon. Anaknya tidak sakit, bisa terlihat dari manjanya Chaeyoung. Seperti meminta minum padahal gelas tepat berada disampingnya.
Nayeon meraih gelas tersebut dan memberikannya pada sang anak. Hingga ia melihat arloji di pergelangan tangan, ia harus segera berangkat. Nayeon mencoba mencium anaknya, namun seperti biasa, Chaeyoung malah menghindar.
"Malu bu, Chaeyoung udah besar" bukan kesal, ia malah gemas dan mengacak-acak rambut anaknya.
Nayeon pun mulai bangkit untuk berangkat kerja.
"Kamu boleh maen game asal Chaeyoung udah tidur, jangan pake headphone kalo maen game nanti kalo dia ada apa-apa kamu gabisa denger, pastiin ada air minum sama gundam pinggir dia pas bangun tidur. JANGAN NGOMONGIN PACARAN SAMA ANAK KECIL!" Kalimat terakhir yang penuh penekanan membuat Jeongyeon tertawa, lalu memberi hormat.
=====
Melupakan petuah Nayeon, seharian Jeongyeon malah banyak bermain game, karena menurutnya hari libur adalah waktunya untuk 'me time'.
Jam menunjukan pukul dua siang, perut Jeongyeon mulai keroncongan. Kini ia menjeda permainannya untuk mengisi perut.
Matanya mengedar mencari dimana putra kesayangannya itu, namun kaki masih tetap melangkah ke dapur.
Merasa aneh karena anaknya tidak membuat kebisingan, lantas Jeongyeon mengurungkan niatnya dan pergi menuju kamar anaknya.
Kening Jeongyeon mengerut sebab anaknya tidak ada di kamar.
"Chaeng!! Boy!! Dimana? Makan siang dulu!!" Seru Jeongyeon, namun tidak ada respon dari anaknya tersebut. Sedikit panik namun Jeongyeon bukan Nayeon yang mudah resah.
"Eh astaga bego, kan tadi gue titipin ke Jihyo ya" Jeongyeon menepuk jidatnya dan mulai keluar dari rumah untuk menjemput sang anak, sebab ini sudab lewat jam makan siang.
=====
Setelah menekan bel kediaman Jihyo, Jeongyeon mengelus perutnya yang kembali bersuara karena merasa lapar. Tak lama berselang pemilik rumah keluar.
"Hyo, tolong panggilin Chaeyoung. Suruh pulang dulu, soalnya dia belum makan siang"
"Bukannya dia pulang ke rumah? Soalnya Dahyun ketiduran tadi pas maen petak umpet sama Chaeyoung" ucap Jihyo. Kini Jeongyeon mulai resah. Anaknya tidak ada di rumah, juga tidak ada di kediaman Jihyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twice 'random' Oneshot
FanfictionKumpulan cerita tak berepsiode #anjas *ALWAYS! Genderbender! Chaeyoung, Jeongyeon, Dahyun, Tzuyu (male) Mina, Sana, Nayeon, Jihyo (female) Momo? Gimana mood gue. *Pure idea cerita,ke randoman dan gaya penulisan ala hamba tanpa ada copas dari orang h...