Di karenakan Momo engga pernah ada kan di oneshot gue? Jadi gue bikin
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷Ia terbangun dengan wajah berseri, matanya mengedar melihat ruangan yang begitu besar di sebuah apartemen.
Perlahan ia bangkit dengan rambut yang masih berantakan dan selimut membungkus tubuhnya
Kembali ia menebar senyum yang khas. Kasur king size nya kini terasa luas dan sangat melegakan.Ia meraih handphone yang berada di atas nakas, lalu matanya menatap ke sebuah pigura foto yang tersimpan di sana.
Foto itu berisikan sepasang kekasih yang begitu menggemaskan, tak lama kemudian Momo mengambil pigura itu dan melemparnya ke tong sampah
Kini foto kenangan Momo dan mantan kekasihnya itu sudah berada di tempat sampah.
2 tahun berpacaran dengan 1 tahun tinggal bersama tak membuat Momo ragu untuk mengakhiri hubungannya dengan pria yang berselingkuh dengan teman baiknya
Beberapa pesan masuk dengan kalimat manis yang memohon agar bisa kembali lagi ke apartemen Momo
Ia hanya menyeringai. Momo sudah bosan mengalah dan membiarkan Jeongyeon melakukan hal yang sama.
Ia membuka galeri foto, memperhatikan sebuah gambar dengan seksama. Foto yang menjadi penyebab pertengkarannya besar dengan Jeongyeon semalam
Kini ia mulai menegak air putih yang berada di atas nakas, sedikit kebingungan sebab biasanya Jeongyeon yang mengingatkan dirinya untuk minum setelah bangun tidur.
Kembali ia tersenyum, bahkan tanpa Jeongyeonpun ia bisa hidup normal seperti biasa
Perlahan ia membuang nafas panjang, mengumpulkan nyawa untuk beranjak ke kamar mandi sebab ia harus segera bekerja
Ponsel ia lemparkan dengan layar yang masih menyala, menampilkan gambar Jeongyeon dengan selingkuhannya yang begitu intim
=====
Momo fokus menatap komputer dengan beberapa makanan berada di atas meja kerjanya. Editor film itu masih fokus memfilter dan memotong bagian video yang tidak penting. Hingga seorang perempuan datang menghampirinya
"Woy" sapa si perempuan dan hanya di balas delikan mata oleh Momo
"Lu kayak baik baik aja. Bukannya lu kemarin ngchat kalo berantem sama Jeongyeon?" ucap si perempuan, Momo hanya menaikan alisnya sebelah bingung dengan mata masih fokus pada komputer
Memang ia harus bagaimana? Menangis? Bekerja di tengah mata yang sembab? Fase itu sudah ia lewati beberapa bulan lalu dan sekarang sepertinya tidak akan terjadi lagi hal seperti itu
"Terus gimana?" Tanya Nayeon begitu penasaran
"Ya gue usir lah! Ngapain juga gue pertahanin. Gue nahan selama ini karena engga ada bukti ya. Gue selama ini tidur bareng sama cowok yang bahkan dia juga tidur sama cewek lain. Kemesraan 'dua sejoli sialan' itu engga bisa di tahan dan di umbar dimana mana. Kebetulan gue lagi jalan dan liat ini" Momo memberikan ponselnya menampilkan wallpaper yang ia gunakan
Ya, foto Mina dan Jeongyeon sedang berciuman ia jadikan wallpaper
Mindsetnya memang liar
"Semua ada fasenya, gue pengen rasa sakit cepet abis jadi gue sengaja aja liat yang menyakitkan"
Nayeon membelalakan matanya melihat wallpaper ponsel Momo
"Hey babe, lagi pada ngapain?" Ucap seorang pria mengecup pipi Nayeon
"Curhat, kamu kerja aja deh ini girls talk" balas si perempuan lembut dengan mengelus tangan si pria yang berada di pundaknya
"Mo, itu ada Jeongyeon di depan pos satpam. Dia engga berani masuk, ada si boss" ucap si pria
Momo menyeringai. Jeongyeon memang pecundang, untuk meminta maaf pun ia masih takut kepada ayah Momo
"Biarin aja Chaeng, engga peduli gue. Malem kita cabut ya" Momo bangkit dari kursi dan meninggalkan Nayeon juga Chaeyoung yang melongo melihat tingkah Momo yang berubah 180°
Momo dulu selalu kalah terhadap Jeongyeon, Momo paling takut jika harus membuat Jeongyeon menunggu dan Momo sangat cinta kepada Jeongyeon.
=====
Tubuh Momo kini terbalut pakaian tipis dengan yang memperlihatkan lengannya. Ia sudah tidak karuan sebab mabuk. Matanya seolah mengintimdasi siapapun yang berani menganggu posisi nya saat ini di sebuah klub besar di kota tersebut
Tamu yang tak di undang tiba tiba saja datang dan meraih tangan Momo kasar
"Kamu ngapain di sini? Pulang!" Titah pria itu dengan membentak si perempuan
"Elu!" Ucap Momo dengan menoyor kepala pria tersebut
"Tiap malem gue bohongin hati kalo gue baik baik aja! Tiap malem gue bilang sayang sama elu setiap kita pelukan! Pas sendiri gue nangis setiap inget kalo ternyata bukan cuma gue yang jadi pacar elu! Gue udah kayak orang gila aja! Lu bangsat Jeongyeon!" Pekik si perempuan dengan menghempaskan tangan si pria yang tengah di rundung amarah
"Lu ciuman depan mata gue! Itu fatal Jeong! Gue engga bisa lagi maafin lu untuk kesekian kalinya. Maaf dan makasih! Maaf karena gue udah gapunya perasaan apa apa lagi sama elu dan makasih karena akhirnya ego gue kalah dengan mau lepasin elu sekarang! Jangan harap maaf dan makasih itu gue kasih ke elu. Gue udah lebih dari benci sama elu" Jeongyeon tak bergeming, ia kaget mendengar Momo mengeluarkan uneg unegnya
"Sekali lagi jangan pernah sentuh atau datang lagi ke hidup gue! Punya pacar kayak elu itu sangat toxic! Dan gue mau sehat! Gue mau mandiri tanpa harus di manja elu yang cuma modal titid!" Momo sedang mabuk, mulutnya tak bisa di kontrol karena akal sehat seolah tak berfungsi di saat seperti ini
Wajah Jeongyeon merah padam menahan malu. Ia di permalukan oleh Momo mantan kekasihnya
Citra Jeongyeon semakin buruk saja di depan teman teman Momo. Ia melangkahkan kakinya keluar dari klub itu dengan langkah yang begitu cepat
Anjaaaas
KAMU SEDANG MEMBACA
Twice 'random' Oneshot
FanfictionKumpulan cerita tak berepsiode #anjas *ALWAYS! Genderbender! Chaeyoung, Jeongyeon, Dahyun, Tzuyu (male) Mina, Sana, Nayeon, Jihyo (female) Momo? Gimana mood gue. *Pure idea cerita,ke randoman dan gaya penulisan ala hamba tanpa ada copas dari orang h...