Zein

11 7 1
                                    

"Ayo Fei

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ayo Fei.Percepatlah"

"Sebentar,aku masih mencarinya"

"Cepatlah atau kau akan ketahuan"

Yah.Akhirnya dapat.

"Fei"

"Baiklah"

Aku berlari menyusulnya dengan diam bahkan derap lahkah kami nyaris tak bersuara.

"Bagaimana?Kau menemukannya?"

"Tentu saja" Sahutku tersenyum seraya menaikan satu alis.

Zein tersenyum,"Kerja bagus"

"Sekarang kita apakan ini?"

"Kita langsung berikan pada Weighty"

"Baiklah ayo" Ujarku seraya berjalan menuju gunung,terlihat sebuah menara menjulang tinggi

Aku kembali menatap kagum istana dihadapanku yang serba berwarna putih.Nampak semuanya berkilau sekaligus indah,dengan langkah teratur kami memasukinya seraya menentralisir rasa gugup dan takut.

Weighty tidak ada di sana.Kursi kehormatan nampak kosong.Kami melirik kanan dan kiri namun tak ada tanda-tanda Weighty.

"Zein,dimana dia?" Aku melirik pada Zein dengan suara pelan.

"Kalian menungguku?" Ujar seorang mengenakan jubah dan mahkota kehormatan seraya turun perlahan dari langit dan menduduki tahtanya.

Tanganku gemetar,irisnya kelam namun teduh.Kulitnya pucat berwarna putih,nampak menyorot padaku.Zein menyenggol bahuku.

Aku melangkah menujunya seraya mengeluarkan Kotak kecil berwarna perak,semua kulitnya dilapisi permata juga intan."Aku tidak mengira gadis polos sepertimu dapat membuatku senang" Tuturnya tersenyum membuatku diam membeku.

Jarinya menggeliat dan kotak nya pun mengikuti gerakan jarinya,irisku terus mengamati kotak hingga jatuh di tangannya.

Weighty membuka kotak seraya tersenyum,"Baiklah.Aku percaya"Ucapnya.

Aku masih diam menatapnya."Kau ku ijinkan tuk melanjutkan perjalanmu.Zein,kau boleh mengantarnya dan pastikan dia aman"

Zein membungkuk hormat."Aku harus kemana?" Aku memberanikan bersuara karena sungguh aku tak tahu harus kemana lagi.

"Sungai xiog.Disana kau bisa menemukan pemahat gelang ibumu dan bertanya padanya"

Aku mengangguk,"Terima kasih".

-

"Apa yang kau pikirkan?Sekarang lebih mudah,bukan? Ujar zein seraya mendekat dan ikut menumpukan kedua tangannya pada tembok yang digunakan sebagai pagar.

Similiar angin menerpa wajahku membuat rambut tidak teratur.Aku menoleh mendapatinya di sampingku kemudian kembali menatap lurus pemandangan di hadapanku.

Bulan menyinari seluruh kota di sini.Lampu berwarna warni dipasang di pintu rumah membuatnya nampak berbeda sekaligus indah.

"Sampai kapan kau akan terus berdiri di menara ini?"

"Aku merasa lebih baik di sini ketimbang kamar hangat dan mewah yang sudah dipersiapkan Weighty"

"Kau akan menghabiskan malam di sini?"

"Iya"

"Baiklah.Tapi, kau harus memakai selimut disini sangat dingin" Ucapnya seraya mengambil selimut dari dalam kemudian melapisinya pada tubuhku yang tidak semua bagiannya ditutupi kain.

Aku tersenyum seraya mempererat selimut yang di pakaikan zein padaku.

"Jangan tidur terlalu larut,besok kita akan menempuh perjalanan jauh" Tuturnya kemudian bangkit menuju istana dalam.

Perlahan aku bangkit,merebahkan rasa lelah nan penat,menumpunya pada kursi rotan yang disatukan agar bisa menjadi ranjang.

Mempererat selimut,menatap sekilas bulan sebelum aku benar-benar meninggalkannya dalam kegelapan.

Oh ya yang ini 421 kata!!!🕰

Fei🌻Fal ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang