12

80 5 1
                                    

Wheein menatap kasihan ke penjuru ruang apartemen–nya, berantakan dan tak berwujud seperti saat ia meninggalkan tempat tinggalnya itu pagi tadi.

Jungkook memang penipu gila sejak dulu, dan itu tidak akan pernah berubah. Wheein tau itu dan bisa-bisanya dia tertipu untuk kedua kalinya dengan orang yang sama.

Hanya karna alasan perasaannya, dan Jungkook pelakunya. Entah sudah berapa wanita yang di tipu olehnya dan Wheein entah orang yang ke berapa kali.

Untungnya tetangga mendengar kegiatan bodoh itu dan satpam pejaga segera membawa Jungkook ke kantor polisi serta bukti dari beberapa rekaman cctv di apartemen Wheein yang sekarang membuat Jungkook mendekap di penjara.

“Sial, gara-gara dia aku harus bekerja double hari ini. Tubuhku rasanya mau remuk karna tadi siang dan sekarang– Aishh”

Wheein mengeluh dengan malas berjalan untuk membereskan semua yang berantakan, ada beberapa barang yang tampak pecah di sana. Seperti vas bunga serta beberapa kaca dari viguran yang ia pajang di sana.

Jungkook benar-benar tidak tau di untung dan tidak tau malu, entah akan jadi apa hidup pria itu nantinya jika ia terus begini.

Persetan dengannya Wheein lelah memikirkan perihal pria itu, yang sudah membuat hidupnya hancur selama bertahun-tahun dan tak mau percaya dengan pria lainnya.

Setelah semua tampak selesai dan rapi, ada beberapa barang yang di tata di tempat berbeda dari biasa dan ada beberapa barang yang tampak cantik dengan tambahan kecil di sana membuat suasa apartemen miliknya tampak berbeda dan indah.

Wheein memutuskan untuk membersihkan diri sebelum akhirnya memutuskan untuk tidur. Namun kedua matanya berdalih melihat ke arah vigura di depan ranjangnya.

Dua bingkai vigura yang saling berdampingan, dengan dua pria yang berbeda membuatnya berdecak sebal saat menatap satu vigura yang mengganggu pemandangannya.

“Harusnya sudah ku buang jauh-jauh hari gambar ini, pria pembawa sial ini harus pergi dari hidupku. Nanti dia malah semakin besar kepala pula”

Wheein meraih vigura dirinya dan Jungkook, membawanya ke gudang. Sungguh ia tak lagi ingin melihat foto pria itu di sana.

Dan setelah selesai ia kembali menatap satu vigura yang sengaja ia pajang, dan tersenyum padanya.

“Rasanya rindu dengan Kim Taehyung”

••

Taehyung berjalan ke arah taman belakang rumahnya, beberapa bunga sudah mulai bermekaran di sana dan beberapa daun kering sudah mulai berjatuhan ke tanah.

Musim semi akan tiba.

Tapi rasanya hatinya tidak pernah merasakan musim semi yang begitu ia tunggu dulu, sebab setiap musim itu datang ia akan pergi untuk melihat daun berjatuhan dan bunga sakura yang berguguran di taman bersama Wheein.

Dan kali ini dia tak lagi bisa melihat itu sebab Wheein tak lagi ada di sampingnya.

Rindu.

Sungguh ia merindukan moment di mana gadis mungil itu berlari sambil berputar di bawah pohon sakura dengan daun yang berjatuhan di atasnya.

Pemandangan indah yang slalu ia ingin lihat saat akhir pekan, ketika musim semi akan tiba dan sekarang itu bukanlah hal yang ia tunggu melainkan hal yang ia rindukan.

“Tuan, sarapan anda sudah siap”

“Baik Bi Yoon, tolong letakkan saja di atas meja nanti aku akan memakannya. Terimakasih”

Taehyung membalikkan tubuhnya seketika saat Bibi Yoon pergi, mendongak ke atas matanya terpejam saat satu persatu daun kering dari pohon yang sempat ia tanam beberapa tahun lalu dan sudah tumbuh menjadi tumbuhan besar yang menjadi tempat teduh untuknya bersantai.

Menikmati daun kering yang berjatuhan di sana, Taehyung seketika berharap bahwa ia di sini bersama Wheein untuk menikmati musim semi yang akan tiba.

Tapi rasanya tidak mungkin, bagaimana gadis itu mengabaikan perkataannya dan mengabaikan perasaannya dengan pergi secara tiba-tiba dan tak kembali sampai saat ini.

Entah kenapa Taehyung malah semakin tidak bisa melupakannya.

“Jung Wheein itu sesuatu”

•••

“Selamat pagi semuanya”

“Pagi Ny. Jung”

Wheein tersenyum menatap beberapa orang yang sibuk memandangi lukisan di depan mereka.

Terlihat tampak takjud, Wheein mengerutkan dahinya saat mendapati satu lukisan yang berbeda hari ini. Lukisan yang tampak sangat abstrak namun memiliki banyak arti di dalamnya entahlah apa maksud dari arti itu tapi Wheein yakin itu bukan sembarangan lukisan.

“Kim Jinsil, darimana lukisan itu?” tunjuknya pada lukisan yang berada di pojok kiri ruangan, berdampingan dengan lukisan miliknya yang sama abstaknya dengan lukisan tersebut.

“Oh ya, Whee. Aku lupa memberitahumu kemarin, seorang gadis kecil mengirimnya untuk kita katanya itu lukisan pertama yang dia buat dan di sana ada banyak sekali maksa setiap pemilihan warnanya. Dan yang paling menarik menurutku! Anak itu bercerita dulu ia sempat menaruh hati pada seorang pria yang sudah ia jadikan sahabat selama bertahun-tahun dan mereka berjanji untuk tidak memiliki perasaan satu sama lain. Lucu bukan?”

Wheein terdiam mendengar cerita dari Kim Jinsil, sekretarisnya. Mengamati gadis yang seumuran dengannya itu dengan serius.

“Dan salah satu dari mereka melanggar janji itu, dan kau tau siapa yang melanggarnya? Gadis kecil itu. Lalu ia memutuskan untuk berkata jujur pada pria itu namun pria itu tampak tidak terima dan meninggalkannya dengan semua rasa kecewa dalam dirinya sampai saat ini rasa kecewa itu masih tetap ada namun hatinya semakin besar untuk si pria dan dia percaya dengan meluapkan semuanya dalam lukisan ini hatinya menjadi tenang”

“Dan yang paling penting, ia percaya suatu hari mereka akan berjodoh. Dan pria itu akan menemukannya dengan lukisan yang gadis itu buat sendiri. Sejujurnya ini cerita paling menarik yang aku dapat setiap kali seseorang mengirim lukisan dengan makna di dalamnya. Aku sempat terharu sih mendengarnya, gadis kecil seusianya bisa mengalami masa yang seperti itu, bahkan aku saja tidak tau bagaimana rasanya dan kau bagaimana menurutmu Whee?”

Wheein langsung terjaga dari lamunannya saat Jinsil memegang pundaknya untuk menyadarkannya. Cepat-cepat ia langsung menjawab.

“Entahlah, aku tidak terlalu peduli. Baiklah aku pergi dulu”

Wheein berjalan cepat ke arah ruangannya, bohong jika dia tidak memperdulikannya, sungguh ia sangat peduli dengan lukisan itu. Makna dari lukisan yang sama dengan yang ia alami tapi kali ini yang meninggalkan itu Wheein membuatnya berfikir seolah tentang Taehyung yang mungkin akan bersikap sama dengan gadis itu yang malah akan membencinya nanti.

Sungguh ia juga memiliki perasaan kepada Taehyung, tapi ia belum siap di tambah lagi dengan kehadiran Jungkook kemarin membuatnya semakin merasa resah.

“Mungkin waktunya akan tiba sebentar lagi”

••

Bentar lagi udah mau tammat.

Aku ngerasa.makin hari ceritanya makin agak kurang menarik tapi gak papa aku bakal siapin cerita ini dulu dan update cerita baru yang nantinya bakal menarik

Terimakasih udah setia membacanyaa ❤️❤️

Ridiculous✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang